Site hosted by Angelfire.com: Build your free website today!

Persatuan Pelajar Indonesia di Tunisia
اتحاد الطلبة الأندونيسين بتونس
Association des Etudiants Indonésiens en Tunisie

Selamat Datang - Welcome - Bienvenue - أهلا و سهلا

Halaman Depan - Organisasi PPI-Tunisia - Tulisan - Album Foto - Tentang Tunisia

 Terbaru - Populer
   
   
   
   
   
 Organisasi PPI-Tunisia
 Profil Singkat
   Anggaran Dasar
   Anggaran Rumah Tangga
   Struktur Organisasi
   Program Kerja
   Serba-Serbi PPI
   Album Foto
 Tunisia Selayang Pandang
 

 Profil Singkat

   Sejarah
   Kependudukan
   Pendidikan
   Islam di Tunisia
   Tempat-Tempat Pariwisata
   Serba-Serbi Tunisia
 Sekilas Info
   Info Terbaru!
PPI Tunisia mendirikan organisasi tandingan PBB.


Bagi negara, tokoh negara dan pemerintahan, perusahaan multimilioner, orang-orang kaya di dunia, dan siapa saja yang ingin bergabung silahkan hubungi kami


 Tulisan
   Quran dan Hadits
   
   Akhlak
   
   Filsafat
   
   Sejarah dan Peradaban
   
 

 Ilmu-ilmu Sosial

   
   Hukum
   
   Seni
   
   Umum
   
 Forum
   Kotak Surat
   
   Titip Salam
   
   

FILSAFAT HAJI

Oleh: Aip Ali Arfan

Ibadah haji dalam rukun Islam merupakan yang kelima setelah zakat atau puasa. Ibadah ini dilakukan pada hari-hari tertentu di bulan Dzulhijjah dengan urutan amalan-amalan tertentu. Setiap pelaku haji melakukan amalan-amalan tersebut pada tempat-tempat yang tertentu pula. Diantaranya adalah Makkah, tempat para pelaku haji –selanjutnya disebut hujjaj– melakukan thawaf, sa’i dan tahallul. Kemudian Arafah, suatu padang tandus tempat para hujjaj melakukan perenungan dan berdo’a sebanyak-banyaknya. Lalu Mina, tempat para hujjaj melontar tiga macam jumroh.

Lalu, pertanyaannya adalah apa rahasia yang terdapat dalam pelaksanaan ibadah haji itu? Apakah ia hanya sekadar ibadah ritual belaka, atau ada sesuatu dibalik itu semua?.

Pada pembahasannya kali ini, penulis mencoba untuk menguraikan secara sederhana dengan gamblang dan jelas beberapa arti penting dan hikmah dari pelaksanaan ibadah haji yang dinamakannya ‘’filsafat haji’’.

Mengapa Mekah?
Agama Islam yang mensyari’atkan ibadah haji bagi pemeluknya tiada lain adalah agama nabi Ibrahim juga. Selain disebut sebagai bapaknya para nabi, nabi Ibrahim as pun telah mengikrarkan dirinya sebagai muslim. Adapun yang ingin penulis ketengahkan di sini adalah bahwa antara agama yang dibawa oleh nabi Ibrahim dan agama yang turun pada nabi Muhammad Saw terdapat suatu korelasi yang menghubungkan keduanya.

Maka Islam tidak membedakan antara nabi-nabi yang diutus Allah Swt dari Adam as sampai Muhammad (‘alaihimusshalatu wassalam) yang kesemuanya menyeru kepada tauhid (pengesaan Tuhan). Akan halnya agama Islam yang dibawa Muhammad tiada lain adalah sebagai penyempurna ajaran-ajaran sebelumnya.

Oleh karena itu pilihan Mekah sebagai tempat pelaksanaan ibadah haji didasarkan kepada

hubungan yang erat dan kuat antara nabi Muhammad Saw dengan nabi Ibrahim. Dengan kata lain pilihan Mekah tersebut menunjukkan isyarat satunya Islam.

Mari kita buka dan lihat kembali kisah nabi Ibrahim as. Di sana akan kita dapati amalan-amalan yang dilakukan dalam ibadah haji mengacu kepada perjalanan nabi Ibrahim dan anaknya Isma’il (‘alaihimassalam). Maka sa’i (Berlari-lari kecil antara Safa dan Marwa) adalah refleksi dari usaha Siti Hajar –isteri nabi Ibrahim– dalam mencarikan air untuk anaknya, Isma’il yang sedang kehausan. Begitu pula melontar jumroh –simbol peperangan antara yang hak dan yang bathil– tiada lain adalah refleksi dari marahnya nabi Ibrahim kepada setan yang berusaha membujuknya agar ia mengurungkan niatnya memenuhi janjinya kepada Allah Swt.

Islam adalah agama untuk seluruh umat manusia
Allah Swt, jauh-jauh hari, yaitu kurang lebih 14 abad yang lalu telah menetapkan bahwa Islam adalah agama untuk seluruh umat manusia. Bahwa tidak ada perbedaan antara satu bangsa dengan bangsa lainnya, antara satu suku dengan suku lainnya kecuali ketakwaannya (Q.S 49:13) dan sabda nabi Muhammad Saw yang tidak membedakan antara orang Arab dan bukan Arab, antara kulit hitam dan kulit putih kecuali ketakwaannya adalah salah satu karakteristik Islam yang lahir dari pernyataan bahwa semua manusia adalah sama dalam pandangan Allah Swt. Dan nilai etika yang tinggi ini diimplementasikan dalam bentuk pelaksanaan ibadah haji, dimana semua umat Islam dari berbagai belahan di dunia (Benua Asia, Afrika, Amerika, Eropa, Australia dan Antartika) dengan perbedaan warna kulit, bahasa dan teritorial datang ke Mekah dengan memakai pakaian yang sama putihnya dan melakukan amalan-amalan yang sama pula. Dan semuanya tunduk serta patuh merendahkan dirinya masing-masing dihadapan Sang Maha Agung, Allah Swt. Subhanallah ...!

Islam adalah agama yang benar
Pernyataan ini di dasarkan atas realita sejarah dimana Nabi Muhammad Saw menyampaikan pidato perpisahannya di padang Arafah pada haji wada’, yaitu haji terakhir yang dilakukannya pada tahun kesebelas hijriah yang pada waktu itu turun ayat ke 3 dari surat Al Maidah yang menyatakan bahwa Islam adalah agama yang diridhai Allah. Ayat ini tiada lain adalah sebagai lanjutan firman Allah yang menyatakan bahwa orang yang mengambil agama selain Islam, maka tidak akan diterima dan ia termasuk orang-orang yang merugi.(Q.S.3:85).

Mutiara haji
Di antara mutiara-mutiara haji yang akan disebutkan penulis di sini antaralain adalah :

1. Ibadah haji diwajibkan hanya bagi yang mampu.
Tidak semua umat Islam diwajibkan untuk menunaikan ibadah haji. Ibadah ini diperuntukkan hanya bagi mereka yang memiliki sifat mampu, yang dalam fikih Islam pengertiannya adalah kesiapan seseorang akan biaya pelaksanaan haji dari awal keberangkatan sampai kembali ke tempat di mana ia bertolak, ditambah biaya hidup bagi keluarga yang ditinggalkannya. Dan kewajiban ini hanya sekali saja seumur hidup.

Kewajiban haji yang khusus untuk mereka yang mampu mengandung arti bahwa seorang muslim yang ‘’berada’’ sedang diuji keimanannya dengan hartanya. Sebagaimana telah diketahui, melaksanakan ibadah haji berarti mengeluarkan biaya yang tidak sedikit tanpa ada sepeserpun yang didapat setelah itu.

2. Belajar sabar dari haji.
Ungkapan orang sabar disayang Tuhan banyak sekali kita dengar dalam kehidupan sehari-hari. Begitu juga pribahasa berakit-rakit ke hulu berenanang-renang ketepian, bersakit-sakit dahulu bersenang-senang kemudian. Namun pada kenyataannya, menjadi orang sabar itu tak semudah menyebutnya.

Dalam Islam kita kenal nabi Ayyub as, profil dalam bidang ini. Maka untuk menjadi seperti beliau sangatlah sulit. Perjalanan haji yang dipenuhi dengan berbagai macam cobaan (sesaknya thawaf, sa’i dan melontar jumrah, teriknya matahari, tidak leluasanya bergerak dalam keadaan ihram dengan pakaian tak berjahit dan lain-lain) adalah pelajaran yang sangat berharga untuk mencapai tingkat ‘’bersama’’ Allah Swt. Apakah kita tidak senang jika Dia ada bersama kita?

3. Siti Hajar sebagai tauladan wanita muslimah.
Siti Hajar adalah isteri kedua Nabi Ibrahim setelah Siti Sarah. Dia adalah seorang budak hitam berkebangsaan Habasyah (Ethiopia, sekarang) yang tunduk dan patuh kepada suaminya, Nabi Ibrahim yang –ketika telah sampai di Mekah yang tandus– harus kembali ke Palestina memenuhi perintah Allah. Maka tinggallah ia dan anaknya Isma’il di tempat yang tidak ada sebuah tanaman pun tumbuh di sekitarnya sampai terjadinya peristiwa yang menakjubkan yaitu berupa terpancarnya air di bawah kaki si kecil yang kemudian membesar menjadi sumur yang airnya tidak pernah kering sampai hari kiamat.

Maka sosok Siti Hajar sebagaimana telah disebutkan di atas adalah ibarat cermin bagi para wanita muslimah lainnya yang menginginkan kebahagiaan dalam hidup dan kehidupannya.

4. Haji adalah syukur total
Bersyukur, dalam pandangan Islam dilakukan dengan tiga hal: pertama, dengan lisan (menyebut Alhamdulillah). kedua, dengan hati (hati kita merasakan nikmat Tuhan). Dan ketiga, dengan perbuatan (melaksanakan syari’at Islam, diantaranya: rukun Islam, berakhlak mulia dll).

Dalam menunaikan ibadah haji, seorang muslim selain dituntut kesabaran sebagaimana terdapat dalam ibadah puasa juga gerakan-gerakan dan amalan-amalan seperti dalam ibadah shalat, ia dituntut pula untuk merelakan hartanya sebagaimana dalam ibadah zakat.

Dari hal tersebut di atas bisa dikatakan bahwa ibadah haji yang mencakup semua jenis ibadah ini adalah syukur total. Maka berbahagialah orang-orang yang telah menunaikan ibadah hajinya dengan sebaik-baiknya (haji yang mabrur).

5. Isyarat ilmu pengerahuan dan Tekhnologi
Sekurang-kurangnya di sini ada tiga bidang yang disentuh haji. Yang pertama yaitu bidang transportasi dan perhubungan. Kemudian yang kedua adalah bidang administrasi dan manajemen. Dan yang ketiga yaitu bidang komunikasi dan informasi.

Tak syak lagi, bahwa untuk mencapai baitullah diperlukan sarana transportasi dan perhubungan bagi orang-orang Islam yang tempat tinggalnya jauh dari Mekah. Semakin maju zaman dan peradaban manusia dari tahun ke tahun dan dari abad ke abad, maka semakin modern dan canggih pulalah kedua sarana ini diciptakan. Begitu pula untuk bidang administrasi dan manajemen dimana untuk memenage jutaan orang dibutuhkan sarana dan alat yang dapat membantu memperlancar urusan administrasi. Sebagaimana pentingnya komunikasi dan informasi yang cepat antara negara tempat pelaksanaan ibadah haji –dalam hal ini Saudi Arabia– dan negara-negara pelaku haji lainnya tidak dapat dipungkiri lagi.

Dari uraian panjang di atas, dapat penulis simpulkan, bahwa ibadah haji yang merupakan terakhir dalam deretan rukun Islam ini, tiada lain adalah sebagai penyempurna bangunan Islam. Maka ia ibarat atap yang melindunginya dari siraman hujan dan sengatan matahari. Sebagaimana dapat ditarik kesimpulan pula, bahwa Islam adalah agama 14 abad yang lalu dan agama abad 20 kini, sebagaimana ia juga agama abad-abad yang akan datang yang akan terus langgeng sampai akhir dunia karena ia merupakan agama yang sesuai dan fithrah dan tabiat manusia yang menitikberatkan pada keseimbangan antara mencapai akhirat dengan tidak melupakan dunia untuk juga diraih.

Penulis adalah mahasiswa ISCI Universitas Ez-Zitounah Tunis, Tunisia

Kembali Ke Atas

 
Copyright © 2006-2007 PPI-Tunisia. All Rights Reserved
Supported by Pulau Damai Technologies