Site hosted by Angelfire.com: Build your free website today!

The Nutcracker
Depan Induk eGroups Termahal Perpisahan AsiaWeek Mira Bangga Badai Petualangan Kontemporer The Nutcracker Ballet PAMI FFAP FFA Segar Praktek Billy Elliot Terpuji Tahun Baru

 

"The Nutcracker": Petualangan Sherina di Negeri Dongeng

Pada suatu Malam Natal, Keluarga Stahlbaums mengadakan pesta. Di acara itu, mereka kedatangan tamu bernama Drosselmeyer. Untuk Clara, putri Stahlbaums, Drosselmeyer memberikan hadiah sebuah alat pemecah kacang berkulit keras yang berbentuk boneka. Nutcracker, begitu boneka itu disebut.

Usai pesta, Clara tidur dan dalam mimpinya ia bertemu dengan boneka Nutcrackernya yang menjelma menjadi komandan boneka prajurit yang hidup. Nutcracker dan pasukannya bertempur melawan Raja tikus dan gerombolannya. Raja tikus tewas, Nutcracker menang dan berubah menjadi pangeran.

Masih dalam mimpinya, Clara bertualang ke Negeri Salju dan Negeri Kembang Gula, ditemani pangeran jelmaan boneka Nutcracker. Tarian Peri Kembang Gula berdua dengan Pangeran Cavalier mengantar Clara bangun dari tidurnya dan mengakhiri mimpinya.

Itulah ringkasan The Nutcracker, kisah untuk tari balet klasik yang diciptakan oleh ETA Hoffmann pada 1816. The Nutcracker tersebut yang dipentaskan oleh Sekolah Balet Namarina, Jakarta, di Graha Bhakti Budaya (GBB, Taman Ismail Marzuki), Sabtu (10/2) dan Minggu (11/2).

Sherina (9), yang terkenal sebagai penyanyi anak, dalam pertunjukan yang melibatkan 65 siswa Namarina itu berperan sebagai tokoh utama, Clara. Sejak berusia empat tahun hingga kini Sherina belajar balet di Namarina.

Terang Maya Tamara, Pemimpin dan Pengarah Seni Namarina, Sherina dipilih karena tokoh Clara seusia Sherina. Selain itu, siswa Grade 3 Namarina tersebut punya kemampuan berakting, di samping menari balet.

Seperti pementasan yang berlangsung pada Minggu (11/1), pukul 16.00-18.00 WIB, di panggung GBB, Sherina lebih banyak berakting ketimbang menari. Boleh dibilang, baik tarian maupun aktingnya bukanlah yang tergolong sulit.

Contohnya, di Negeri Kembang Gula ia lebih banyak duduk di singgasana bersama Nutcracker yang telah menjelma menjadi pangeran, untuk menikmati tarian dari Peri Kembang Gula, Pangeran Cavalier dan bermacam-macam permen.

Bintang andalan The Nutcracker versi Namarina adalah duo Jetty Maika yang menjadi Peri Kembang Gula dan Edmund G Gaerlan yang berperan sebagai Pangeran Cavalier. Jetty, ibu dari dua anak, mengenyam pendidikan di Namarina ketika masih berumur 5-16 tahun. Sementara itu, Edmund adalah pebalet asal Filipina yang menetap dan mengajar balet di Jakarta sejak 1995.

Luki Ariyani, ibu Sherina, ketika ditemui di GBB pada Minggu (11/2) petang sehabis pementasan, mengakui, bahwa penampilan Sherina tidaklah spektakuler, meskipun putrinya berperan sebagai tokoh utama. Tapi, menurutnya, keterlibatan Sherina dalam pertunjukan tersebut istimewa bagi Sherina.

Kata Luki yang mengelola karier anaknya itu, Sherina memang bukan baru sekali ini manggung bersama Namarina. "Tapi, ini pengalaman pertama Sherina berperan sebagai tokoh utama," ujar Luki. Karena berharganya pengalaman tersebut, Luki mengutamakan aktivitas yang berkaitan dengan pementasan itu dalam daftar kegiatan Sherina.

Dengan desain dekor yang boleh dibilang terlalu sederhana karena keterbatasan dana produksi, serta koreografi yang ditata oleh Dinar Karina cs, plus iringan musik yang berasal dari CD musik The Nutcracker yang dicipta oleh Peter Illych Tchaikovsky dan dimainkan oleh New York Philharmonic Orchestra, The Nutcracker versi Namarina toh tampak berhasil memikat para penonton dari anak-anak hingga dewasa.

"Sabtu pagi tiket terjual 80 persen, sedangkan Minggu pagi dan sore laku 90 persen," aku Maya. "Cuma yang Sabtu malam yang sepi," tambahnya.

Demi menutupi biaya yang ditanggung sendiri oleh Namarina, sekolah balet tersebut memang mengandalkan hasil penjualan tiket seharga 100 ribu, 75 ribu dan 50 ribu rupiah. Untuk show yang menelan biaya kira-kira 200 juta rupiah itu, aku Maya, pihaknya tak berhasil mendapatkan sponsor berupa uang. Yang banyak, seperti biasa, dukungan promosi dari media massa.

Namun, The Nutcracker tetap digelar, karena, "Para siswa Namarina perlu ajang untuk menunjukkan kemampuan dan Namarina harus tetap eksis," tegas Maya yang bersama rekan-rekannya pantang menyerah di tengah berbagai krisis di tanah air. (Ati)