ILMU BEDAH SARAF


Dr. Syaiful Saanin, Neurosurgeon.
saanin@padang.wasantara.net.id
Ka. SMF Bedah Saraf RSUP. Dr. M. Djamil/FK-UNAND Padang.

Cari dalam ejaan/bahasa Indonesia di situs ini :
Search term:
Case-sensitive - yes
exact fuzzy

2. CEDERA KEPALA
A. Penyebab
B. Klasifikasi
C. Pengelolaan Cedera Kepala
D. Pertimbangan untuk Operasi
E. Obat-obat Terapeutik
F. Pemantauan dan Pengontrolan T.I.K
G. Pengelolaan Cedera Penyerta
H. Sekuele Cedera Kepala
I. Prognosis
J. Konklusi
 
KEMBALI KEHALAMAN UTAMA
 


2 .   C E D E R A   K E P A L A       ----    

Baca Edisi 07 Cedera Otak Traumatika / TBI ______________________________________________________________________ Lebih dari separuh kematian karena cedera, cedera kepa- la berperan nyata atas outcome. Pada pasien dengan ce- dera berganda, kepala adalah bagian yang paling sering mengalami cedera, dan pada kecelakaan lalu-lintas yang fatal, otopsi memperlihatkan bahwa cedera otak ditemu- kan pada 75% penderita. Untuk setiap kematian, terdapat dua kasus dengan cacad tetap, biasanya sekunder terha- dap cedera kepala (Narayan, 1991). 1. PENYEBAB Cedera kepala biasa terjadi pada dewasa muda antara 15- 44 tahun. Pada umumnya rata-rata usia adalah sekitar 30 tahun. Laki-laki dua kali lebih sering mengalaminya ( Kalsbeek, 1980). Kecelakaan kendaraan bermotor penyebab paling se- ring dari cedera kepala, sekitar 49% dari kasus. Biasa- nya dengan derajat cedera kepala yang lebih berat dan lebih sering mengenai usia 15-24 tahun. Sedangkan jatuh terjadi lebih sering pada anak-anak serta biasanya da- lam derajat yang kurang berat. Pasien dengan kecelakaan kendaraan bermotor biasa disertai cedera berganda. Le- bih dari 50% penderita cedera kepala berat disertai o- leh cedera sistemik berat (Miller, 1978). Walau insiden keseluruhan hematoma intrakranial setelah cedera kepala hanya 2%, sekitar setengah pasien yang tidak sadar yang dibawa ke rumah sakit akibat cedera kepala memiliki he- matoma intrakranial yang berat (Narayan, 1989). Walau banyak kesepakatan telah dicapai dalam cede- ra susunan saraf pusat, baik pada tingkat selular mau- pun klinis, kebanyakan masih tetap kontroversial.