ILMU BEDAH SARAF


Dr. Syaiful Saanin, Neurosurgeon.
saanin@padang.wasantara.net.id
Ka. SMF Bedah Saraf RSUP. M. Jamil/FK-UNAND Padang.

Cari dalam ejaan/bahasa Indonesia di situs ini :
Search term:
Case-sensitive - yes
exact fuzzy

8. INFEKSI
A. Sistema Pertahanan Tubuh dan Invasi Mikrobial
B. Infeksi Sistemik pada Pasien Bedah Saraf
yang Dirawat Intensif
C. Infeksi Bakterial SSP
D. Infeksi Virus pada SSP
E. Sindroma Immunodefisiensi Didapat (AIDS)
F. Infeksi Fungal pada SSP
G. Infeksi Parasit pada SSP
 
KEMBALI KEHALAMAN UTAMA
 

        INFEKSI PARASIT PADA S.S.P
        
        Infeksi parasit pada SSP adalah penyebab kelainan utama 
        didunia.   Banyak   spesies  penyebab   kelainan   SSP; 
        cysticercosis, echinococcosis, toxoplasmosis,  malaria, 
        amebiasis,  schistosomiasis,  paragonimiasis,   gnatho-
        stomiasis, angiostrongyliasis, filariasis,  ascariasis, 
        dan  ankylostomiasis. Umumnya, sekali terjadi  infeksi, 
        pilihan tindakan terbatas dan terbaik adalah  paliatif. 
        Tiga organisme utama adalah Taenia solium, bertanggung-
        jawab atas neurocysticercosis, Echinococcus granulosis, 
        bertanggung-jawab  atas  hydatid cyst,  dan  Toxoplasma 
        gondii,  penyebab  tersering  meningoensefalitis   pada 
        AIDS.
        
        
        NEUROCYSTICERCOSIS
        
        Cysticercosis  adalah  infeksi  sistemik  oleh  tingkat 
        larval T. solium, cacing pita pada daging babi.  Cacing 
        dewasa   hidup  pada  intestin  manusia,   tuan   rumah 
        obligatnya, menghasilkan proglottid yang keluar melalui 
        berak.  Proglottid  bila  termakan,  selaput  pelindung 
        kerasnya  akan  larut dilambung dan  kemudian  menembus 
        mukosa gastrointestinal dan kemudian menyebar hematogen 
        keberbagai  organ  tuan  rumah  sementaranya,  biasanya 
        babi.  Larva hidup dalam keadaan tak aktif  selama  2-5 
        tahun,  lalu mati. Tuan rumah sementara biasanya  babi, 
        namun bila seseorang memutus rantai ini dengan  memakan 
        proglottid pada makanan yang terkontaminasi feses, atau 
        kemungkinan  bila proglottid terbawa  kelambung  secara 
        retroperistalsis,  maka  ia  akan  menjadi  tuan  rumah 
        sementara  dan  terbentuk cysticercosis. Otot  dan  SSP 
        terutama  terinvasi dan sekitar 60 %  mengalami  neuro-
        cysticercosis. Sisterna basiler terkena pada kebanyakan 
        pasien,  dan  lebih jarang pada parenkhim  dan  ventri-
        kuler. Spinal juga bisa dikenai.
             Neurocysticercosis   tampil   sebagai   meningitis 
        kronik,  hidrosefalus,  atau  lesi  massa   parenkhimal 
        dengan   kelainan  kejang  dengan  onset  baru.   Sista 
        parenkhimal  berdiameter sekitar 3-15 mm, sedang  sista 
        ventrikuler atau subarakhnoid umumnya lebih kecil. Pada 
        CT  scan sista tampak sebagai lesi berdensitas  rendah, 
        bundar,  cincin  berdensitas lebih  kuat,  dengan  atau 
        tanpa  edema sekitar. Hidrosefalus adalah  temuan  yang 
        umum pada kelainan yang mengenai sisterna basiler.
             Tindakan atas neurocysticercosis adalah intervensi 
        medikal  dan  bedah. Albenazol, suatu  imidazol  dengan 
        aktifitas  terhadap  kawasan yang  luas  dari  cestode, 
        merupakan   obat  terpilih  untuk   neurocysticercosis, 
        menggantikan  praziquantil. Albenazol  mengatasi  sista 
        parenkhimal,   subarakhnoid,  serta   intraventrikuler. 
        Dosisnya 15 mg/kg/hari untuk 8 hari. Pintas diversi CSS 
        diperlukan  untuk hidrosefalus. Sista  intraventrikuler 
        dapat  menyebabkan obstruksi akut dan  eksisi  langsung 
        dapat mengurangi kebutuhan akan tindakan pintas. Pasien 
        dengan  gejala  adanya efek massa dengan  tanpa  adanya 
        hidrosefalus   atau  setelah  tindakan   pintas   untuk 
        hidrosefalus mungkin membaik dengan eksisi bedah.
        
        
        ECHINOCOCCOSIS (HYDATID CYST)
        
        Terutama  di  Amerika,  Eropa,  Australia  dan  Afrika. 
        Echinococcosis  disebabkan  oleh  larva  bersistista  dari 
        E. granulosa,   cacing   pita   anjing.   Tuan    rumah 
        sementaranya  termasuk  manusia,  biri-biri,  unta  dan 
        lembu.  Anak-anak sering terkena karena  hubungan  yang 
        erat  dengan  anjing. Infeksi otak oleh  larva  terjadi 
        hanya  pada  3 % pasien dengan  echinococcus  sistemik. 
        Sista  biasanya merupakan lesi soliter  pada  substansi 
        putih dengan respons inflamasi ringan. Pasien  biasanya 
        tampil  dengan  hipertensi  intrakranial  atau  defisit 
        fokal sekunder atas sista yang sangat besar.  Diagnosis 
        dibuat berdasar eosinofilia periferal dan tes kulit. CT 
        scan dan MRI menunjukkan sista yang besar dengan  edema 
        minimal.
             Morfologis dan biologis berbeda secara keseluruhan 
        pada kelainan hydatid alveoler yang disebabkan E. multi 
        locularis,  cestode yang menginfeksi  anjing,  serigala 
        dan kucing. Ia endemik diutara; Siberia, Alaska, Kanada 
        dan  Amerika  Utara.  Seperti  infeksi   E. granulosis, 
        jarang menginfeksi SSP.
             Tindakan  berupa  reseksi sista  yang  simtomatis, 
        hati-hati   untuk tidak merobek sista  karena  larvanya 
        hidup dan dapat menyebar pada lapang operasi.
        

        TOXOPLASMOSIS
        
        Protozoa  yang obligat intraseluler, T. gondii,  adalah 
        parasit  yang sering pada manusia, kucing, dan  burung. 
        Kebanyakan  infeksi  pada  manusia  asimtomatis  hingga 
        sistema  immun  seluler terganggu.  Manifestasi  klinis 
        tersering  adalah  limfadenopati  menyeluruh.  Meningo-
        ensefalitis  kronik  adalah  tampilan  SSP  yang  umum. 
        Diagnosis ditetapkan dengan tes serologis. Abses  fokal 
        multipel  tampak khas pada CT scan dengan  kontras  dan 
        MRI. Tindakan adalah pirimetamin dan sulfadiazin. 
        


        REFERENSI :
        Lihat Bab Khusus Daftar Rujukan.