|
|
Pengertian Cetasika
Faktor batin, penyerta,komponen, elemen batin.
Analogi : bilangan 6 -> faktor-faktornya berapa (6,3,2,1) , Roti
, Mobil
Sifat Cetasika
1. Munculnya bersamaan dengan Citta
2. Padamnya bersamaan dengan Citta
3. Objeknya sama dengan Citta
4. Landasannya sama dengan Citta
Faktor-faktor tersebut punya kegunaan khusus sehingga mencerminkan
perilaku, tetapi munculnya bareng, dan disini di terangkan satu
persatu hanya untuk kepentingan 'penerangan'.
Pembagian Cetasika
Lihat skema
Hubungan antara Citta dan Cetasika dengan Pancakkhandha
Pancakkhandha
1. Vinnanakkhandha : kel. perpaduan kesadaran ( Citta 89/121 )
2. Vedanakkhandha : kel. perpaduan perasaan ( Vedana Cetasika 1
)
3. Sannakkhandha : kel. perpaduan pencerapan ( Sanna Cetasika 1)
4. Sankharakkhandha : kel. perpaduan bentuk-bentuk batin ( Cetasika
50 )
5. Rupakkhandha : kel. perpaduan materi ( Rupa 28 )
Arahat -> masih Pancakkhandha ,tetapi terbebas dari panca-upadanakkhandha
(jadi ,cara menanggapi pancakkhandha berbeda dengan kita). Yang
terbebas dari pancakkhandha adalah Nibbana.
Hubungan antara Citta dan Cetasika dengan Sacca 4
Sacca 4
1. Tentang Dukkha : Lokiya Citta 81, Cetasika 51, Rupa 28
2. Sebab Dukkha : Lobha Cetasika 1
3. Terhentinya Dukkha : Nibbana
4. Jalan menuju terhentinya Dukkha : Magga Citta 4 s/d 20
Hubungan antara Citta dan Cetasika dengan Tilakkhana
Tilakkhana
1. Sabbe Sankhara Anicca : Citta 89, Cetasika 52, Rupa 28
2. Sabbe Sankhara Dukkha : Citta 89, Cetasika 52, Rupa 28
3. Sabbe Dhamma Anatta : Citta 89, Cetasika 52, Rupa 28, Nibbana
Deskripsi Cetasika dan pengertiannnya
Cetasika terdapat 52 jenis, dan dikelompokkan menjadi 3 bagian
:
1. Annasamana Cetasika 13 (13 Cetasika umum)
a) Sabbacittasadharana cetasika 7 , yaitu 7 cetasika yang terdapat
di semua jenis citta
" Phassa : Kontak. Istilah kontak ini bukan berarti kontak
secara fisik. Kontak merupakan faktor batin yang pekerjaannya seperti
sebuah pilar yang bertindak sebagai pendukung yang kuat untuk struktur
gedung secara keseluruhan. Manifestasinya bersamaan dengan landasan,
objek dan kesadaran. Walaupun disebutkan pertama kali, bukan berarti
kontak ini adalah yang pertama. Pembahasan kontak pertama kali ini
hanya untuk kepentingan pengajaran, tidak ada hubungannya dengan
urutan kemunculannya.
" Vedana : Perasaan. Perasaan merupakan padanan kata yang lebih
tepat untuk vedana dibandingkan dengan sensasi seperti yang sering
dijumpai. Seperti halnya kontak, perasaan merupakan sebuah kekayaan
penting bagi setiap kesadaran. Perasaan dapat berwujud menyenangkan,
tidak menyenangkan, netral (bukan menyenangkan juga bukan tidak
menyenangkan) Perasaan merupakan faktor batin yang merasakan objek
ketika objek itu 'kontak' dengan indera.
" Sanna : Pencerapan / persepsi, Arti kata sanna sangat bervariasi
tergantung konteks pembahasannya. Untuk menghindari kebingungan,
sebaiknya digunakan istilah khusus yang digunakan di dalam hubungan
ini sebagai faktor batin yang universal. Karakteristik utama dari
sanna ini adalah kognisi atas objek dengan cara menandai, seperti
biru, hitam, dan sebagainya. Proseduralnya mirip rekognisi seorang
tukang kayu terhadap jenis kayu tertentu dengan tanda-tanda yang
dibuatnya , mirip seorang ahli batuan yang dapat membedakan berbagai
jenis permata dengan tanda-tandanya. Antara sanna, vinnana dan panna
dapat diumpamakan dengan seorang anak kecil, seorang dewasa, dan
seorang dewasa ahli kimia di dalam melihat uang logam. Bagi seorang
anak kecil ia hanya berpersepsi sebuah uang logam. Orang dewasa
melihatnya dengan mengetahui nilai uang itu, dan bagi ahli kimia
, ia melihat bahwa uang itu terdiri dari bahan kimia logam-logam
tertentu.
" Cetana : Kehendak, merupakan faktor batin yang berfungsi
di dalam koordinasi dan akumulasi. Cetana mengkoordinasikan faktor-faktor
batin yang berhubungan dengannya dalam berespon terhadap objek.
Seperti seorang koordinator yang memenuhi tugasnya dan mengatur
pekerjaan orang lainnya, demikian pula, cetana memenuhi fungsinya
dan mengatur fungsi faktor batin lain yang berhubungan dengannya
.Cetana memegang peranan penting di dalam semua jenis aksi . Baik
moral, maupun immoral. Di dalam kondisi lokiya, cetana merupakan
faktor batin yang signifikan sedangkan di lokuttara, panna yang
signifikan.
" Ekaggata : Konsentrasi terhadap satu objek, merupakan faktor
batin yang mengkosentrasikan batin terhadap satu objek . Faktor
batin ini membuat kokoh batin di dalam mengalami objek.
" Jivitindriya : Penghidup batin, merupakan faktor batin yang
melebur kehidupan ke dalam faktor-faktor batin yang berhubungan
dengannya , Walaupun cetana menentukan aktivitas dari semua faktor
batin , jivitindriya yang meng-infusi kehidupan ke dalam cetana
dan faktor batin lainnya.
" Manasikara : Perhatian, adalah faktor batin yang mengarahkan
faktor batin lainnya kepada objek secara spontan, (memberi arahan
, ibarat provokator)
b) Pakinnaka cetasika 6 , adalah 6 cetasika yang muncul di sebagian
besar citta, faktor batin khusus
" Vitakka : Pengarahan kepada objek, merupakan faktor batin
yang memiliki ciri khusus mengarahkan faktor batin kepada objek,
(pengerahan faktor-faktor batin ke arah objek mengerahkan, menggerakan)
" Vicara : Perenungan kepada objek, merupakan faktor batin
yang memiliki ciri khusus merenungkan objek , (menambatkan , memantapkan)
" Adhimokkha : Keputusan, faktor batin yang memutuskan atau
memilih.
" Viriya : Semangat ~ effort , faktor batin yang membangkitkan,
menggugah semangat (energi batin) , dalam jangka panjang dapat menimbulkan
daya tahan batin ( injurent ), yaitu ulet, tekun
" Piti : Kegiuran, faktor batin yang tergiur kepada objek
" Chanda : Harapan untuk melakukan, (bukan kehendak untuk berbuat)
; ada 3 jenis
- Kamacchanda -> harapan untuk nafsu-nafsu indera (immoral)
- Kattukamyatta -> harapan untuk berbuat (unmoral)
- Dhammachanda -> harapan untuk mencapai suatu pencapaian dhamma
(moral)
Perbedaan antara cetana dengan chanda , chanda tidak ada sifat mengkoordinir
Tambahan :
1. 13 cetasika umum ini dapat dianalogikan sebagai pengacara.
2. sebagai pengacara dapat memihak siapa saja ~ [viriya,chanda]
netral
3. fungsi cetana hanya mengkoordinirkan (bukan menggerakkan, bukan
menyerang)
4. semua cetasika 7 umum bekerja bebarengan
5. ibarat pasukan tempur (tapi untuk hal mengalami objek) vitakka[menyerang],
vicara[mengepung], adhimokkha[memutuskan], dst (juga lebah)
6. cetasika-cetasika yang muncul kelihatannya 'sama' , tetapi hakekat
yang sesungguhnya sudah berbeda [analogi susu -> keju] oleh sebab
itu , menjadi arahat tidak bisa secara 'instant' co: Bhikkhu Ananda
yang paling dekat dengan S.B. saat itu masih tetap sotapana, mengapa
? karena kualitas batin berbeda (pemupukannya).
7. Semua harus ditempuh secara bertahap ,tapi dimana di pupuknya
?
8. penjelasan tentang vedana ada lima.
9. jadi perasaan menyenangkan bisa kusala maupun akusala, bukan
hanya kusala.
2) Akusala Cetasika 14
" Mocatuka cetasika : 4 cetasika kelompok Moha:
¢ Moha cetasika: kebodohan batin/kegelapan batin, faktor batin
yang menyebabkan batin tidak dapat melihat objek secara jelas dan
membutakan batin sehingga tidak dapat melihat jelas kusala maupun
akusala.
¢ Ahirika cetasika: tidak malu akan kejahatan, faktor batin
yang menyebabkan batin tidak malu berbuat jahat. Anottappa cetasika:
tidak takut akibat perbuatan jahat, faktor batin yang menyebabkan
batin tidak menyadari akibat perbuatan jahat. Anottappa harus dibedakan
dari tidak takut dalam pengertian umum. Buddha tidak menganjurkan
untuk menakuti individu apa pun termasuk "God".
¢ Uddhacca cetasika: kegelisahan/ ketidaktenangan batin, faktor
batin yang tidak dapat memegang objek dengan baik.
" Lotika cetasika : 3 cetasika kelompok Lobha
¢ Lobha cetasika: keserakahan, faktor batin yang menyebabkan
terikat terhadap objek
¢ Ditthi cetasika: pandangan. Di dalam Buddha Dhamma, ditthi
apabila berdiri sendiri, maka diartikan miccha ditthi, pandangan
keliru. Moha dan ditthi seyogyanya dibedakan. Moha seperti awan
yang menutupi objek, sehingga tidak dapat melihat jelas, sedangkan
ditthi tidak menutupi objek, ditthi dapat melihat objek, namun memegang
objek secara salah. Ditthi adalah lawan dari Nana, kebijaksanaan.
Ditthi menolak sifat alamiah dan memandang secara salah, sedangkan
Nana memandang objek sebagaimana sifat sesungguhnya.
¢ Mana cetasika: membandingkan dengan pihak lain
" Docatuka cetasika: 4 cetasika kelompok Dosa
¢ Dosa cetasika: kebencian, faktor batin yang menolak objek.
¢ Issa cetasika: faktor batin yang menyebabkan iri / cemburu
terhadap objek (bersifat objektif)
¢ Macchariya cetasika: kekikiran faktor batin yang menyebabkan
kikir atas sesuatu yang dimiliki (bersifat subjektif)
¢ Kukkucca cetasika: kekhawatiran, faktor batin yang menyebabkan
menyesal terhadap perbuatan yang telah dilakukan, yaitu menyesal
atas kejahatan yang telah dilakukan atau menyesal atas perbuatan
baik yang tidak dilakukan. Kekhawatiran ini adalah kekhawatiran
terhadap sesuatu yang telah lewat (lampau).
" Thina-Middha cetasika 2:
¢ Thina cetasika: kemalasan, kesakitan batin, faktor batin
yang merupakan lawan dari Viriya, faktor batin ini sering disebut
citta-gelanna bertentangan dengan cittakammannata, daya penyesuaian
batin.
¢ Middha cetasika: kelambanan, tidak aktif, inert, faktor batin
yang merupakan lawan dari viriya, faktor batin ini sering disebut
kaya-gelanna yang bertentangan dengan kayakammannata, daya penyesuaian
tubuh batin. Di dalam hal ini, tubuh batin yang dimaksud bukanlah
tubuh fisik, melainkan faktor-faktor batin yang terdiri dari vedana,
sanna dan faktor-faktor batin lainnya).
Vicikiccha cetasika: keraguan, skeptis, faktor batin yang menimbulkan
keraguan. Sebagai satu dari rintangan batin (nivarana), vicikiccha
bukan berarti ragu terhadap Buddha, Dhamma, Sangha dan seterusnya,
tetapi merupakan sikap batin yang tidak mampu untuk memutuskan
3) Sobhana cetasika 25 (25 faktor batin yang indah):
" Sobhanasadharana cetasika 19 (19 faktor batin indah yang
terdapat di semua jenis kusala citta)
" Virati cetasika 3 (3 faktor batin yang bertanggung jawab
di dalam 3 jenis pantangan)
" Appamanna cetasika 2 (2 faktor batin tanpa batas)
" Pannindria cetasika 1 (satu factor batin kebijaksanaan)
19 Jenis faktor batin indah yang terdapat di semua jenis kusala
citta, terdiri dari:
" Saddha = factor batin keyakinan berdasarkan pengetahuan.
" Sati = perhatian terhadap objek sesuai kondisi yang sesungguhnya.
" Hiri = kebalikan dari Ahirika (lihat ahirika)
" Ottappa = kebalikan dari anottappa (lihat anottappa)
" Alobha = kebalikan dari lobha (lihat lobha cetasika). Alobha
merupakan factor batin yang bertanggung jawab di dalam sikap murah
hati.
" Adosa = kebalikan dari dosa (lihat dosa cetasika). Adosa
merupakan factor batin yang bertanggung jawab terhadap sikap batin
cinta kasih terhadap semua mahluk (metta di dalam brahma vihara
/ appamanna 4)
" Tatramajjhattata = factor batin yang bertanggung jawab dalam
sikap seimbang di dalam menghadapi kondisi yang bergejolak (upekkha
di dalam brahma vihara /appamanna 4).
" Kayapassaddhi dan cittapassaddhi = factor batin yang bertanggung
jawab di dalam ketenangan factor-faktor batin (kaya) dan kesadaran
(citta). Faktor batin ini lawan dari kegelisahan dan kekhawatiran.
" Kayalahuta dan cittalahuta = factor batin yang bertanggung
jawab di dalam keringanan / kecepatan factor-faktor batin dan kesadaran
di dalam memanggapi objek. Faktor batin ini merupakan lawan dari
thina-middha yang menyebabkan sikap berat batin di dalam menanggapi
objek.
" Kayamuduta dan cittamuduta = factor batin yang bertanggung
jawab di dalam menyingkirkan rigiditas (thambha) dalam factor-faktor
batin dan kesadaran ketika menanggapi objek. Faktor batin ini merupakan
lawan dari miccha-ditthi dan mana yang menimbulkan rigiditas.
" Kayakammannata dan cittakammannata = factor batin yang bertanggung
jawab di dalam adaptabilitas / penyesuaian factor-faktor batin dan
kesadaran terhadap objek yang dialami. Faktor batin ini merupakan
lawan dari sisa rintangan batin lainnya.
" Kayapagunnata dan cittapagunnata = factor batin yang bertanggung
jawab di dalam keahlian factor batin dan kesadaran di dalam memperlakukan
objek. Faktor batin ini merupakan lawan dari sikap batin yang tidak
yakin dan seterusnya. Faktor batin ini menekan kesakitan factor
batin dan kesadaran.
" Kayujukata dan cittujukata = factor batin yang bertanggung
jawab di dalam keterusterangan factor batin dan kesadaran di dalam
menanggapi objek. Faktor batin ini merupakan lawan dari sikap munafik
dan ketidakterusterangan.
Virati cetasika 3 = 3 faktor batin pantangan
" Samma vaca cetasika = factor batin yang bertanggung jawab
di dalam berpantangnya batin terhadap tindakan ucapan yang salah,
fitnah, kasar, sia-sia.
" Samma kammanta cetasika = factor batin yang bertanggung jawab
di dalam berpantangnya batin terhadap tindakan perbuatan jasmani
yang keliru seperti membunuh, mencuri, berprilaku seksual yang salah.
" Samma ajiva cetasika = factor batin yang bertanggung jawab
di dalam berpantangnya batin terhadap tindakan penghidupan yang
salah seperti menjual senjata, makanan/minuman yang melemahkan kewaspadaan,
racun, mahluk hidup.
Appamanna cetasika 2 = factor batin tanpa batas. Faktor batin ini
disebut juga sebagai brahma vihara.
" Karuna cetasika = factor batin yang bertanggung jawab terhadap
sikap belas kasihan terhadap semua mahluk yang menderita.
" Mudita cetasika = factor batin yang bertanggung jawab terhadap
sikap 'appreciate' akan kusala kamma / kusala vipaka yang terjadi
pada mahluk lain.
Pannindriya cetasika = factor batin bijaksana di dalam memandang
hakekat sesungguhnya segala sesuatu
|
|
|
|
|
Sie
Kerohanian :
Diskusi Dhamma setiap minggu ke dua (bahan diskusi ringan-sedang-berat),
..
Sie Pendidikan :
Asistensi angkatan 39 IPB dan angkatan 2002 Pakuan, ..
Sie Dana Usaha :
Bazar lebaran, parcel natal, tanaman hias, voucher, ..
Sie Kaderisasi dan Humas :
Pendataan anggota baru, Dies Natalis, pengobatan gratis di,..
Sie Informasi dan Komunikasi :
Homepage KMBB ; media penyampaian informasi dalam dunia maya internet,
..
Sie Olahraga, Kesenian, dan Rekreasi :
Olah raga bersama, rekreasi ke Dufan, ..
|
|