ILMU BEDAH SARAF


Dr. Syaiful Saanin, Neurosurgeon.
saanin@padang.wasantara.net.id
Ka. SMF Bedah Saraf RSUP. M. Jamil/FK-UNAND Padang.

Cari dalam ejaan/bahasa Indonesia di situs ini :
Search term:
Case-sensitive - yes
exact fuzzy

4. TUMOR INTRAKRANIAL
**Pendahuluan
A. Tumor Intrinsik Hemisfer Serebral
B. Tumor Ekstrinsik Hemisfer Serebral
C. Tumor Intrinsik Fossa Posterior
D. Tumor Ekstrinsik Fossa Posterior
E. Tumor Seller/Supraseller
F. Tumor Regio Pineal
G. Tumor Sistema Ventrikuler
H. Tumor Orbita
 
KEMBALI KEHALAMAN UTAMA
 

        TUMOR REGIO PINEAL
        
        Tumor didaerah pineal relatif jarang. Terdiri dari ber- 
        bagai  jenis patologis yang berbeda dan sebagai  akibat 
        hubungan  anatomis  langsung dengan  ventrikel  ketiga, 
        termasuk  juga tumor yang tumbuh didaerah  ini.  Kurang 
        dari 20 % nyatanya berasal dari sel 'pineal'.
        
        
        Jenis Patologis
        
        Teratoma: Tumor berdiferensiasi baik, terutama  terjadi 
        pada pria, dibentuk oleh berbagai jenis sel; otot,  tu- 
        lang, kartilago, dermis.
             Konsistensi tergantung jenis sel predominan.  Pada 
        kebanyakan  pasien batas sel berbatas tegas.  Terkadang 
        terjadi tumor yang berdiferensiasi buruk dan maligna.
        
        Germinoma: Tumor maligna, sejenis germinoma testis. Tu- 
        mor  melekat erat kejaringan sekitar dan sel mudah  me- 
        nyebar kelantai atau dinding anterior ventrikel ketiga. 
        Sel  mungkin menyebar melalui jalur CSS ke cord  spinal 
        atau kauda ekuina.
        
        Pineositoma: Tumor tumbuh lambat, berdiferensiasi baik.
        
        Pineoblastoma:  Tumor sangat  maligna,  berdiferensiasi 
                        buruk.  Pineositoma  dan  pineoblastoma 
                        merupakan tumor yang benar-benar  bera- 
                        sal dari pineal. Keduanya jarang.
        
        Tumor sel glia: Astrositoma: Terjadi  dari sel  didalam 
                                     kelenjar pineal.
                        Ependimoma: Terjadi dari sel yang  mem- 
                                    batasi ventrikel ketiga.
        
        Meningioma, dermoid, epidermoid: Jarang terjadi diregio 
                                         pineal.
        
        
        Gambaran Klinis
        
        Efek massa lokal: Tekanan pada pelat tektal menyebabkan 
        sindroma  Parinaud (gangguan gaze keatas,  abnormalitas 
        pupil). Kompresi akuaduktus Sylvius menyebabkan  hidro- 
        sefalus  obstruktif dengan tanda dan gejala  peninggian 
        TIK.
        
        Efek  akibat penyebaran keventrikel  ketiga:  Germinoma 
        menyebabkan kerusakan hipotalamus, diabetes  insipidus, 
        hipo/hiperfagia,  pubertas  prekoks,  hipopituitarisme; 
        terkenanya khiasma optik, defek lapang pandang.
        
        
        Pemeriksaan
        
        CT scan memperlihatkan massa yang menonjol keaspek pos- 
        terior  ventrikel ketiga dengan disertai dilatasi  ven- 
        trikel ketiga dan lateral. Pineositoma bisa menunjukkan 
        kalsifikasi. Teratoma mungkin mengandung densitas  cam- 
        puran dari lemak ke kalsifikasi.
        
        Sitologi  CSS:  terkadang menunjukkan sel  maligna  dan 
        mungkin menunjukkan jenis sel.
        
        Gonadotrofin khorionik manusia dan fetoprotein alfa se- 
        rum: Bisa meninggi pada pasien germinoma.
        
        
        Pengelolaan
        
        Hidrosefalus  sering memerlukan tindakan segera  dengan 
        pintas  ventrikuloperitoneal/atrial. Tumor  besar  yang 
        menyumbat foramen Monro, memerlukan drainase  ventriku- 
        ler bilateral.
             Lokasi tumor daerah pineal menjadikan tindakan  o- 
        peratif sulit. Walau tehnik modern menekan risiko  ope- 
        rasi langsung, kebanyakan ahli bedah saraf menganjurkan 
        tindakan  inisial dengan radioterapi  (tanpa  diagnosis 
        jaringan). Sekitar 70 % tumor adalah radiosensitif  dan 
        memperlihatkan pengurangan ukuran yang dramatis.  Kega- 
        galan respons menunjukkan perlunya diagnosis  jaringan; 
        umumnya  dilakukan biopsi stereotaktik atau  eksplorasi 
        operasi langsung.
        
        Rute pendekatan langsung:
          Infratentorial
          Supratentorial
          Transventrikuler
        
        Pasien yang mendapatkan pintas CSS diikuti radioterapi, 
        masa hidup rata-ratanya empat tahun.