Site hosted by Angelfire.com: Build your free website today!

BELAJAR BETERNAK IKAN GURAMI
Karya Mimbar Seputro
Episode 001

Hello, nama saya Mimbar Bambang Seputro, 47. Saya ingin membagi pengalaman dalam beternak ikan Guramih. karena saya mulai dari nol besar, tiba-tiba harus menghadapi kenyataan bahwa ada suatu bidang usaha yang berbeda dengan bidang usaha sebelumnya. Betapa tidak hampir 20 tahun saya bekerja di sebuah perusahaan jasa tiba-tiba saya harus bergelut dan melayani mahluk bernama ikan Gurami. Padahal yang lulusan sekolah spesial ikan-pun banyak yang menyimpang kearah jalan yang "tidak sesat".

Lokasi saya beternak ada di daerah Citayam, Bogor, tempat dimana para petani beternak ikan mulai dari Gurami, Lele, Mas, Tawes, Patin, Nila dan segala macam ikan. Petani-petani sederhana sampai kaya raya ini patut diberi acungan jempol sebagai Universitas Perjuangan Hidup.

Cuma waktu itu krisis moneter melanda para penduduk. Banyak peternak yang bangkrut lalu pindah haluan. Celah ini saya manfaatkan sehingga saya bisa memilih peternak yang masih bertahan, dan biasanya yang teruji kualitas kepakarannya. Segi positif lainnya, gurame adalah vegetarian, sehingga makanan utamanya sejenis daul keladi, di jabar- namanya "sente" banyak tersedia, kami tinggal meminta ijin pemiliknya untuk ikut membersihkan halaman kebunnya.

Namun sayang, ketika saya mencari informasi di Website, ternyata minim sekali informasi yang saya dapatkan. Saya mencoba mencari dengan search engine dengan mengombinasikan kata "gourami" menjadi "gurami". Salah-salah saya malahan dapat software Gourami yang tidak ada hubungannya dengan ikan Gurami.

Lalu saya mulai baca buku-buka dalam bahasa Indonesia, waw buku pertama menarik, tetapi ketika mulai baca buku yang lain, mulai bingung sebab satu sama lain kadang-kadang berbeda. Tapi perbedaan itulah kekuatan. Ikutan bahasa para politisi kita.

Secara kebetulan ada kolam seluas 400 meter persegi yang sudah "ditinggalkan" oleh pengelolanya terdahulu. Alasannya harga ikan yang jatuh, banyak penyakit menyerang, di jarah orang jahat, tertipu dan banyak lain alasan yang membuat saya berfikir dua tiga kali untuk terjun ke area per guramian. Saya harus cari alasan yang tidak ada hubungannya dengan perikanan. Di rumah sangat sederhana tempat kami menginap, Saya dapatkan, seorang bapak muda dengan dengan isteri berumur 16 tahun dan anak bayinya, seorang ibu dengan cucunya yang semuanya semula bergantung hidup dari kolam ini. Tekad saya semakin kuat, saya akan terjun ke dunia perikanan. Lagian, kalau kontrak dengan maha kuasa sudah dijalani 47 tahun tetapi kontrak dengan perusahaan tingal bisa dihitung dengan kedua jari.

Mulailah tabungan di ATM di dodol, dengan rasa was-was, kalau ini gagal juga habislah awak, tapi mudah-mudahan tidak dedel duwel. Kolam sudah tersedia ada, air lumayan banyak, tinggal cari benih ikan dari petani setempat. 
Ah kebetulan kami berkenalan dengan seorang pemuda bernama Abel, yang belakangan ini mepet terus kepada kami. Abel tinggal dengan neneknya yang juga rumah kami berdekatan. Abel inilah yang mengatakan bahwa janganlah karena panen sekali gagal lalu stop jadi petani. Orang naik sepeda juga bisa jatoh, katanya.

 

(HOME) (Menyiapkan kolam Gurami)