PUISI TALKIN UNTUK IBU KANDUNG
(
episod terakhir)Karya Saudara Naapie Mat.
Ibu,tika usiamu semakin sayup
melewati tujuh puluh lima tahun
engkau tetap menawan dan rupawan
kami sesungguhnya masih mahu
menghirup harum kasturi nafasmu
kerana kami tahu dalam pelukanmulah
panas darahmu mengalir sebati
dalam banir akar darah kami
panas darahmu menyusur pekat
dalam gelabut siratan siratan nafsu kami
panas darahmu menempiasi
tebing nurani kami
Ibu,hulurkan tangan lembutmu
peganglah tangan kecilku ini,Akulah
pewaris yang tidak kesampian tapi aku
tahu rahsia kesumat batinmu betapa hayatmu
semakin meruncing dititipi waktu
Ibu,dalam nazak sebelum usiamu dicantas
biarlah kami dodoikan lenamu
biarlah kami pangku tidurmu
biarlah angin tujuh banjaran
mengusupi azab derita batinmu
kerana hakikat semakin nyata.
Kami tahu mulut yang bermain kata-kata
dengan lembut bicara menikam bunda
kami tahu siapa yang menabur santau
meracuni seluruh sungai darah nafasmu.
Kami tahu siapa yang mengasah belati
lalu menusuk menembusi dada nuranimul
sehingga terburai perut warisan
dan kau mengerang kesayuan
dan kau mengerang kesakitan
dan kau mengerang kepiluan,
dan air matamu yang tumpah
adalah airmata kami
akan kami hirup airmatamu
sebagai serbat azimat meniti zaman.
Ibu,hulurkan tangan sucimu
biar kami usap dan belaikan
kami tahu kesakitanmu
biarlah kami tanggung deritamu
biarlah kami sama derita seksamu
ibu,hulurkan tanganmu
Ibu,kami tahu betapa seksanya hidupmu
menanti hari-hari terakhirmu
sebelum engkau menghembus nafas terakhir
ketahuilah ibu,kami meraung kepedihan
betapa seksa kami kehilangan belaian kasihmu
kami kehilangan tempat bermanja
kami kehilangan pelukan mesra
kami kehilangan nafas restumu.
Ibu,inilah nasib di bumi sendiri
ada rumah dibakarkan
ada anak dicampakkan
ada ibu dibunuhkan,
Ibu,bangkitlah dalam pelukan kami
Ibu,bangunlah dengan airmata kami
Kami merindui kasih sayangmu
Kami tak redha pemergianmu
Kami tak redha kematianmu
Kami tak redha kematianmu
Kami tak redha kematianmu
Ibu Kandung Suluh Budiman
sebelum harum nafasmu berlalu
bersama angin dingin banjaran
yang tahu rahsia dan jasamu
kami telahpun sulami cindai kasih
berbunga putih semangkuk air mawar
dan segenggam asap dupa kencana
sesungguhnya nafasmu
sesungguhnya semangatmu
sesungguhnya belaianmu
akan kami pasak dalam kalbu nurani
biar semerbak seluruh nusantara
biar rohmu segar di langit buana
Ibu,pejamkan matamu dalam senyum
biar kami tatap wajahmu sepuas hati
akan kami tangisi akhir hayatmu
dengan sayu talkin yang panjang
yang tiada berpenghujung
amin, semoga rohmu selamat
dan bersemadi dalam roh kami.
NAAPIE MAT
Tg.MALIM