DI DEPAN SEJARAH
kembali kita terlontar ke negeri asing
menggendong hati yang dikumali rawan serta curiga
terhadap suara dan kata-kata
ketika segalanya telah menjadi puing
dan jasad kita yang renta terseok-seok di bawah matahari
yang semakin membara
tetapi telinga kita yang semakin tuli
masih digemuruhi oleh pekik dan dentum slogan.
MARSLI N O
31.1.98