Site hosted by Angelfire.com: Build your free website today!
14. Cerita Nasihat

      Suatu ketika, hiduplah seorang tua yang bijak.
Pada suatu pagi,datanglah seorang anak muda yang sedang
dirundung banyak masalah.Langkahnya longlai dan air muka yang pucat tak bermaya. Tamu itu,memang tampak seperti orang yang tak bahagia.
Tanpa membuang waktu, anak muda itu menceritakan semua
masalahnya.Impianya tidak tercapai.

      Dia gagal dalam kehidupan dan percintaan.
Pak Tua yang bijak, hanya mendengarkannya dengan teliti dan
seksama.Ia lalu mengambil segenggam garam, dan meminta tamunya untuk
mengambil segelas air.Ditaburkannya garam itu ke dalam gelas, lalu kacaunya perlahan dengan sudu.

"Cuba, minum ini, dan katakan bagaimana rasanya..",ujar Pak tua
itu."Masin sampai pahit, pahit sekali", jawab sang tamu,sambil
meludah kesamping.

       Pak Tua itu, sedikit tersenyum. Ia, lalu mengajak tamunya
ini,untuk berjalan ke tepi telaga di dalam hutan dekat tempat tinggalnya.
Kedua orang itu berjalan beriringan, dan akhirnya sampailah
mereka ke tepitelaga yang tenang itu.Pak Tua itu, lalu kembali
menaburkan segenggam garam,ke dalam telaga itu.
Dengan sepotong kayu,dibuatnya gelombang mengacau
dan tercipta riak air, mengusik ketenangan telaga itu.

"Cuba, ambil air dari telaga ini, dan minumlah". \

Saat tamu itu selesai meneguk air itu, Pak Tua berkata lagi,

"Bagaimana rasanya?".

"Segar.", sahut tamunya.

"Apakah kamumerasakan garam di dalam air itu?",tanya Pak Tua
lagi. "Tidak", jawab si anak muda.Dengan bijak, Pak Tua itu menepuk-nepuk punggung si anak muda.Ia lalu mengajaknya duduk berhadapan, bersimpuh di tepi telaga itu."Anak muda, dengarlah.Pahitnya kehidupan, adalah umpama
segenggam garam, tak lebih dan tak kurang.Jumlah dan rasa pahit itu adalah sama, dan memang akan tetap sama."Tapi,kepahitan yang kita rasakan, akan sangat tergantung dari wadah atau tempat yang kita miliki.Kepahitan itu, akan di asaskan dari perasaan tempat kita meletakkan segalanya. Itu semua akan tergantung pada hati kita. Jadi, s! aat kamu merasakan
kepahitan dan kegagalan dalam hidup,hanya ada satu hal yang boleh kamu
lakukan.

         Lapangkanlah dadamu menerima semuanya. Luaskanlah hatimu untuk
menampung setiap kepahitan itu.Luaskan wadah pergaulanmu supaya kamu mempunyai persekitaran hidup yang luas.Kamu akan banyak belajar daripadanya" Pak Tua itu lalu kembali memberikan nasihat.

"Hatimu,adalah wadah itu.
Perasaanmu adalah tempat itu.
Kalbumu, adalah tempat kamu menampung segalanya.
Jadi, jangan jadikan hatimu itu seperti gelas, buatlah laksana
telaga yang mampu meredam setiap kepahitan itu dan merubahnya menjadi
kesegaran dan kebahagiaan."

        Keduanya lalu beranjak pulang. Mereka sama-sama belajar hari
itu.Dan Pak Tua, si orang bijak itu, kembali menyimpan "segenggam
garam", untuk anak muda yang lain, yang sering datang padanya membawa
keresahan jiwa.Tentunya banyak pengajaran yang boleh diperolehi daripada ceritaini.

Best Regards;
Hasnita Mohd Leham
      ()""()
     (  'o' )
==(,,)=(,,)==
     (   .  )
    (,,,)-(,,,)