5.
Musa diperintahkan berdakwah kepada Fir'aun
Raja Fir'aun yang telah berkuasa di Mesir telah lama menjalankan pemerintahan
yang zalim, kejam dan ganas. Rakyatnya yang terdiri dari bangsa
Egypt yang
merupakan penduduk peribumi dan bangsa Isra'il yang merupakan golongan
pendatang, hidup dalam suasana penindasan, tidak merasa aman bagi nyawa dan
harta bendanya.
Tindakan sewenang-wenang dan pihak penguasa pemerintahan terutamanya ditujukan
kepada Bani Isra'il yang tidak diberinya kesempatan hidup tenang dan tenteram.
Mereka dikenakan kerja paksa dan diharuskan membayar berbagai pungutan yang
tidak dikenakan terhadap penduduk bangsa Egypt, bangsa Fir'aun sendiri.
Selain kezaliman, kekejaman, penindasan dan pemerasan yang ditimpakan oleh
Fir'aun atas rakyatnya, terutama kaum Bani Isra'il. ia menyatakan dirinya
sebagai tuhan yang harus disembah dan dipuja. Dan dengan demikian ia makin jauh
membawa rakyatnya ke jalan yang sesat tanpa pendoman tauhid dan iman, sehingga
makin dalamlah mereka terjerumus ke lembah kemaksiatan dan kerusakan moral dan
akhlak.
Maka dalam kesempatan bercakap-cakap langsung di bukit Thur Sina itu
diperintahkanlah Musa oleh Allah untuk pergi ke Fir'aun sebagai Rasul-Nya,
mengajakkan beriman kepada Allah, menyedarkan dirinya bahwa ia adalah makhluk
Allah sebagaimana lain-lain rakyatnya, yang tidak sepatutnya menuntut orang
menyembahnya sebagi tuhan dan bahawa Tuhan yang wajib disembah olehnya dan oleh
semua manusia adalah Tuhan Yang Maha Esa yang telah menciptakan alam semesta
ini.
Nabi Musa dalam perjalanannya menuju kota Mesir setelah meninggalkan Madyan,
selalu dibayang oleh ketakutan kalau-kalua peristiwa pembunuhan yang telah
dilakukan sepuluh tahun yang lalu itu, belum terlupakan dan masih belum hilang
dari ingatan para pembesar kerajaan Fir'aun. Ia tidak mengabaikan kemungkinan
bahwa mrk akan melakukan pembalasan terhadap perbuatan yang ia tidak sengaja itu
dengan hukuman pembunuhan atas dirinya bila ia sudah berada di tengah-tengah
mereka. Ia hanya terdorong rasa rindunya yang sangat kepada tanah tumpah
darahnya dengan memberanikan diri kembali ke Mesir tanpa memperdulikan akibat
yang mungkin akan dihadapi.
Jika pada waktu bertolak dari Madyan dan selama perjalannya ke Thur Sina. Nabi
Musa dibayangi dengan rasa takut akan pembalasan Fir'aun, Maka dengan perintah
Allah yang berfirman maksudnya :~
"Pergilah engkau ke Fir'aun, sesungguhnya ia telah melampaui batas, segala
bayangan itu dilempar jauh-jauh dari fikirannya dan bertekad akan melaksanakan
perintah Allah menghadapi Fir'aun apa pun akan terjadi pada dirinya. Hanya untuk
menenterankan hatinya berucaplah Musa kepada Allah: "Aku telah membunuh seorang
drp mereka , maka aku khuatir mereka akan membalas membunuhku, berikanlah
seorang pembantu dari keluargaku sendiri, iaitu saudaraku Harun untuk
menyertaiku dalam melakukan tugasku meneguhkan hatiku dan menguatkan tekadku
menghadapi orang-orang kafir itu apalagi Harun saudaraku itu lebih petah
{lancar} lidahnya dan lebih cekap daripada diriku untuk berdebat dan
bermujadalah."
Allah berkenan mengabulkan permohonan Musa, maka digerakkanlah hati Harun yang
ketika itu masih berada di Mesir untuk pergi menemui Musa mendampinginya dan
bersama-sama pergilah mereka ke istana Fir'aun dengan diiringi firman Allah:
"Janganlah kamu berdua takut dan khuatir akan diseksa oleh Fir'aun. Aku
menyertai kamu berdua dan Aku mendengar serta melihat dan mengetaui apa yang
akan terjadi antara kamu dan Fir'aun. Berdakwahlah kamu kepadanya dengan
kata-kata yang lemah lembut sedarkanlah ia dengan kesesatannya dan ajaklah ia
beriman dan bertauhid, meninggalkan kezalimannya dan kecongkakannya kalau-kalau
dengan sikap yang lemah lembut daripada kamu berdua ia akan ingat pada kesesatan
dirinya dan takut akan akibat kesombongan dan kebonmgkakannya."
Bacalah tentang isi cerita di atas di dalam ayat 33 sehingga ayat 35 surah
"Al-Qashash" dan ayat 42 sehingga ayat 47 surah "Thaha" sebagai berikut :~
"33.~ Musa berkata: "Ya Tuhanku, sesungguhnya aku telah membunuh seseorang
manusia dari golongan mereka, maka aku takut mereka akan membunuhku, 34.~ dan
saudaraku Harun dia lebih petah lidahnya drpku, maka utuslah dia bersamaku
sebagai pembantu untuk membenarkan {perkataan} ku sesungguhnya aku khuatir
mereka akan mendustakan aku." 35.~ Allah berfirman: "Kami akan membantumu dengan
saudaramu dan Kami berikan kepadamu kekuasaan yang besar, maka mereka tidak
dapat mencapaimu {berangkat kami berdua} dengan membawa mukjizat Kami, kamu
berdua dan orang yang mengikuti kamulah yang akan menang." { Al-Qashash : 33 ~
35 }
"42.~ Pergilah kamu berserta saudara kamu dengan membawa ayat-ayat-Ku dan
janganlah kamu berdua lalai dalam memngingat-Ku. 43.~ Pergilah kamu berdua
kepada Fir'aun, sesungguhnya dia telah melewati batas. 44.~ maka berbicaralah
kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut, mudah-mudahan ia akan
ingat atau takut" 45.~ Berkatalah mereka berdua: "Ya Tuhan kami sesungguhnya
kami khuatir bahwa ia segera menyeksa kami atau akan bertambah melewati batas
46.~ allah berfirman: "Janganlah kamu berdua khuatir, sesungguhnya Aku berserta
kamu berdua, Aku mendengar dan melihat". 47.~ Maka datanglah kamu berdua
kepadanya {Fir'aun} dan katakanlah: "Sesungguhnya kami berdua adalah utusan
Tuhanmu, maka lepaskanlah Bani Isra'il bersama kami dan janganlah kamu menyeksa
mereka. Sesungguhnya kami telah datang kepadamu dengan membawa bukti {atas
kerasulan kami} dari Tuhanmu. Dan keselamatan itu dilimpahkan kepada orang yang
mengikuti petunjuk." { Thaha : 42 ~ 47 }