4.
Musa A.S. pulang ke Mesir dan menerima Wahyu
Sepuluh tahun lebih Musa meninggalkan Mesir tanah airnya, sejak ia melarikan
diri dari buruan kaum Fir'aun. Suatu waktu yang cukup lama bagi seseorang dpt
bertahan menyimpan rasa rindunya kepada tanah air, tempat tumpah darahnya ,
walaupun ia tidak pernah merasakan kebahagiaan hidup di dalam tanah airnya
sendiri. Apa lagi seorang seperti Musa yang mempunyai kenang-kenangan hidup yang
seronok dan indah selama ia berada di tanah airnya sendiri selaku seorang dari
keluarga kerajaan yang megah dan mewah, maka wajarlah bila ia merindukan Mesir
tanah tumpah darahnya dan ingin pulang kembali setelah ia beristerikan Shafura,
puteri Syu'aib.
Bergegas-gegaslah Musa berserta isterinya mengemaskan barang dan menyediakan
kenderaan lalu meminta diri dari orang tuanya dan bertolaklah menuju ke selatan
menghindari jalan umum supaya tidak diketahui oleh orang-orang Fir'aun yang
masih mencarinya.
Setibanya di "Thur Sina" tersesatlah Musa kehilangan pedoman dan bingung manakah
yang harus ia tempuh. Dalam keadaan demikian terlihatlah oleh dia sinar api yang
nyala-nyala di atas lereng sebuah bukit. Ia berhenti lalu lari ke jurusan api
itu seraya berkata kepada isterinya: "Tinggallah kamu disini menantiku. Aku
pergi melihat api yang menyala di atas bukit itu dan segera aku kembali.
Mudah-mudahan aku dapat membawa satu berita kepadamu dari tempat api itu atau
setidak-tidaknya membawa sesuluh api bagi menghangatkan badanmu yang sedang
menggigil kesejukan."
Tatkala Musa sampai ke tempat api itu terdengar oleh dia suara seruan kepadanya
datang dari sebatang pohon kayu di pinggir lembah yang sebelah kanannya pada
tempat yang diberkahi Allah. Suara seruan yang didengar oleh Musa itu ialah:
"Wahai Musa! Aku ini adalah Tuhanmu, maka tanggalkanlah kedua terompahmu.
Sesungguhnya kamu berada di lembah yang suci Thuwa. Dan aku telah memilih kamu,
maka dengarkanlah apa yang akan diwahyukan kepadamu. Sesungguhnya aku ini adalah
Allah tiada Tuhan selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah solat untuk
mengingat akan Aku."
Itulah wahyu yang pertama yang diterima langsung oleh Nabi Musa sebagai tanda
kenabiannya, di mana ia telah dinyatakan oleh Allah sebagai rasul dan nabi-Nya
yang dipilih Nabi Musa dalam kesempatan bercakap langsung dengan allah di atas
bukit Thur Sina itu telah diberi bekal oleh Allah yang Maha Kuasa dua jenis
mukjizat sebagai persiapan untuk menghadap kaum Fir'aun yang sombong dan zalim
itu.
Bertanyalah Allah kepada Musa: "Apakah itu yang engkau pegang dengan tangan
kananmu hai Musa!" Suatu pertanyaan yang mengadungi erti yang lebih dalam dari
apa yang sepintas lalu dapat ditangkap oleh Nabi Musa dengan jawapannya yang
sederhana. "Ini adalah tongkatku, aku bertelekan pdnya dan aku pukul daun
dengannya untuk makanan kambingku. Selain itu aku dapat pula menggunakan
tongkatku untuk keperluan-keperluan lain yang penting bagiku."
Maksud dan erti dari pertanyaan Allah yang nampak sederhana itu baru
dimegertikan dan diselami oleh Musa setelah Allah memerintahkan kepadanya agar
meletakkan tongkat itu di atas tanah, lalu menjelmalah menjadi seekor ular besar
yang merayap dengan cepat sehingga menjadikan Musa lari ketakutan. Allah berseru
kepadanya:
"Peganglah ular itu dan jangan takut. Kami akan mengembalikannya kepada keadaan
asal." Maka begitu ular yang sedang merayap itu ditangkap dan dipegang oleh
Musa, ia segera kembali menjadi tongkat yang ia terima dari Syu'aib, mertuanya
ketika ia bertolak dari Madyan.
Sebagai mukjizat yang kedua, Allah memerintahkan kepada Musa agar mengepitkan
tangannya ke ketiaknya yang nyata setelah dilakukannya perintah itu, tangannya
menjadi putih cemerlang tanpa cacat atau penyakit.
Bacalah tentang isi cerita di atas dalam surah "Thaahaa" ayat 9 sehingga 23 juz
16 sebagai berikut :~
"9.~ Apakah telah sampai kepadamu kisah Musa? 10.~ Ketika itu melihat api, lalu
berkatalah ia kepada keluarganya: "Tinggallah kamu {di sini} sesungguhnya aku
melihat api, mudah-mudahan aku dapat membawa sedikit daripadanya kepadamu atau
aku akan mendapat petunjuk di tempat api itu." 11.~ Mak ketika ia datang ke
tempat api itu, ia dipanggil: "Hai Musa, 12.~ Sesungguhnya Aku ini adalah
Tuhanmu, maka tanggalkanlah kedua terompahmu, sesungguhnya kamu berada di lembah
yang suci Thuwa. 13.~ Dan aku telah memilih kamu, maka dengarkanlah apa yang
akan diwahyukan {kepadamu}. 14.~ Sesungguhnya Aku ini adalah Allah, tidak ada
Tuhan selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah solat untuk mengingati Aku.
15.~ Sesungguhnya hari kiamat itu akan datang. Aku merahsiakan {waktunya} agar
supaya tiap-tiap diri itu dibalas dengan apa yang diusahakannya. 16.~ Maka
sesekali janagnlah kamu dipalingkan daripadanya oleh orang yang tidak beriman
kepadanya dan oleh orang yang mengikuti hawa nafsunya, yang menyebabkan kamu
menjadi binasa." 17.~ Apakah itu yang ditangan kananmu, hai Musa?" 18.~ Berkata
Musa: "Ini adalah tongkatku, aku bertelekan padanya dan aku memukul {daun}
dengannya untuk kambingku dan bagiku ada lagi keperluan yang lain padanya." 19.~
Allah berfirman: "Lemparkanlah ia, hai Musa!" 20.~ Lalu dilemparkanlah tongkat
itu, maka tiba-tiba ia menjadi seekor ular yang merayap dengan cepat. 21.~ Allah
berfirman: "Peganglah ia dan jangan takut. Kami akan mengembalikannya kepada
keadaan asalnya." 22.~ Dan kepitkanlah tanganmu di ketiakmu, nescaya ia keluar
menjadi putih cemerlang tanpa cacat, sebagai mukjizat yang lain {pula}. 23.~
untuk Kami perlihatkan kepadamu sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Kami yang
sangat besar." {Thaahaa : 9