2. Daud
Dinobatkan Sebagai Raja
Raja Thalout makin lama makin berkurang pengaruhnya dan merosot kewibawaannya
sejak ia ditingglkan oleh Daud dan diketahui oleh rakyat rancangan jahatnya
terhadap orang yang telah berjasa membawa kemenangan demi kemenangan bagi negara
dan bangsanya. Dan sejauh perhargaan rakyat terhadap Thalout merosot, sejauh itu
pula cinta kasih mereka kepada Daud makin meningkat, sehingga banyak diantara
mereka yang lari mengikuti Daud dan menggabungkan diri ke dalam barisannya, hal
mana menjaadikan Thalout kehilangan akal dan tidak dapat menguasai dirinya. IA
lalu menjalankan siasat tangan besi, menghunus pedang dan membunuh siapa saja
yang ia ragukan kesetiaannya, tidak terkecuali di antara korban-2nya terdapat
para ulama dan para pemuka rakyat.
Thalout yang mengetahui bahawa Daud yang merupakan satu-satunya saingan baginya
masih hidup yang mungkin sekali akan menuntut balas atas pengkhianatan dan
rancangan jahatnya, merasakan tidak dapat tidur nyenyak dan hidup tebteram di
istananya sebelum ia melihatnya mati terbunuh. Kerananya ia mengambil keputusan
untuk mengejar Daud di mana pun ia berada, dengan sisa pasukan tenteranya yang
sudah goyah disiplinnya dan kesetiaannya kepada Istana. Ia fikir harus cepat-2
membinasakan Daud dan para pengikutnya sebelum mereka menjadi kuat dan bertambah
banyak pengikutnya.
Daud bersert para pengikutnya pergi bersembunyi di sebuah tempat persembunyian
tatkala mendengar bahwa Thalout dengan askarnya sedang mengejarnya dan sedang
berada Tidak jauh dari tempat persembunyiannya. Ia menyuruh beberapa orang drp
para pengikutnya untuk melihat dan mengamat-amati kedudukan Thalout yang sudah
berada dekat dari tempat mereka bersembunyi. Mereka kembali memberitahukan
kepada Daud bahawa Thalout dan askarnya sudah berada di sebuah lembah dekat
dengan tempat mereka dan sedang tertidur semuanya dengan nyenyak. Mereka berseru
kepada Daud jangan menyia-nyiakan kesempatan yang baik ini untuk memberi pukulan
yang memastikan kepada Thalout dan askarnya. Anjuran mereka ditolak oleh Daud
dan ia buat sementara merasa cukup sebagai peringatan pertama bagi Thalout
menggunting saja sudut bajunya selagi ia nyenyak dalam tidurnya.
Setelah Thalout terbangun dari tidurnya, dihampirilah ia oleh Daud yang seraya
menunjukkan potongan yang digunting dari sudut bajunya berkatalah ia kepadanya:
"Lihatlah pakaian bajumu yang telah aku gunting sewaktu engkau tidur nyenyak.
Sekiranya aku mahu nescaya aku dengan mudah telah membunuhmu dan menceraikan
kepalamu dari tubuhmu, namun aku masih ingin memberi kesempatan kepadamu untuk
bertaubat dan ingat kepada Tuhan serta membersihkan hati dan fikiranmu dari
sifat-sifat dengki, hasut dan buruk sangka yang engkau jadikan dalih untuk
membunuh orang sesuka hatimu."
Thalout tidak dapat menyembunyikan rasa terkejutnya bercampur malu yang nampak
jelas pada wajahnya yang pucat. Ia berkata menjawab Daud: "Sungguh engkau adalah
lebih adil dan lebih baik hati daripadaku. Engkau benar-benar telah menunjukkan
jiwa besar dan perangai yang luhur. Aku harus mengakui hal itu."
Peringatan yang diberikan oleh Daud belum dapat menyedarkan Thalout. Hasratnya
yang keras untuk mempertahankan kedudukannya yang sudah lapuk itu menjadikan ia
lupa peringatan yang ia terima dari Daud tatkala digunting sudut bajunya. Ia
tetap melihat Daud sebagai musuh yang akan menghancurkan kerajaannya dan
mengambil alih mahkotanya. Ia merasa belum aman selama masih hidup dikelilingi
oleh para pengikutnya yang makin lama makin membesar bilangannya. Ia enggan
menarik pengajaran dan peristiwa perguntingan bajunya dan mencuba sekali lagi
membawa askarnya mengejar dan mencari Daud untuk menangkapnya hidup atau mati.
Sampailah berita pengejaran Thalout ke telinga Daud buat kali keduanya, maka
dikirimlah pengintai oleh Daud untuk mengetahui dimana tempat askar Thalout
berkhemah. Di ketemukan sekali lagi mereka sedang berada disebuah bukit tertidur
dengan nyenyaknya karena payah kecapaian. Dengan melangkah beberapa anggota
pasukan yang lagi tidur, sampailah Daud di tempat Thalout yang lagi mendengkur
dalam tidurnya, diambilnyalah anak panah yang tertancap di sebelah kanan kepala
Thalout berserta sebuah kendi air yang terletak disebelah kirinya. Kemudian dari
atas bukit berserulah Daud sekeras suaranya kepada anggota pasukan Thalout agar
mereka bangun ari tidurnya dan menjaga baik-baik keselamatan rajanya yang nyaris
terbunuh karena kecuaian mereka. Ia mengundang salah seorang dari anggota
pasukan untuk datang mengambil kembali anak panah dan kendi air kepunyaan raja
yang telah dicuri dari sisinya tanpa seorang pun dari mereka yang mengetahuinya.
Tindakan Daud itu yang dimaksudkan sebagai peringatan kali kedua kepada Thalout
bahwa pasukan pengawal yang besar yang mengelilinginya tidak akan dapat
menyelamatkan nyawanya bila Allah menghendaki merenggutnya. Daud memberi dua
kali peringatan kepada Thalout bukan dengan kata-kata tetapi dengan perbuatan
yang nyata yang menjadikan ia merasa ngeri membayangkan kesudahan hayatnya
andaikan Daud menuntut balas atas apa yang ia telah lakukan dan rancangkan untuk
pembunuhannya.
Jiwa bsar yang telah ditunjukkan oleh daud dalam kedua peristiwa itu telah
sangat berkesan dalam lubuk hati Thalout.
Ia terbangun dari lamunannya dan sedar bahawa ia telah jauh tersesat dalam
sikapnya terhadap Daud. Ia sedar bahawa nafsu angkara murka dan bisikan iblislah
yang mendorongkan dia merancangkan pembunuhan atas diri Daud yang tidak berdosa,
yang setia kepada kerajaannya, yang berkali-kali mempertaruhkan jiwanya untuk
kepentingan bangsa dan negerinya, tidak pernah berbuat kianat atau melalaikan
tugas dan kewajibannya. Ia sedar bahawa ia telah berbuat dosa besar dengan
pembunuhan yang telah dilakukan atas beberapa pemuka agama hanya kerana purba
sangka yang tidak berdasar.
Thalout duduk seorang diri termenung membalik-balik lembaran sejarah hidupnya,
sejak berada di desa bersama ayahnya, kemudian tanpa diduga dan disangka, berkat
rahmat dan kurnia Allah diangkatlah ia menjadi raja Bani Isra'il dan bagaimana
Tuhan telah mengutskan Daud untuk mendampinginya dan menjadi pembantunya yang
setia dan komandan pasukannya yang gagah perkasa yang sepatutnya atas
jasa-jasanya itu ia mendapat penghargaan yang setinggi-tingginya dan bukan
sebagaimana ia telah lakukan yang telah merancangkan pembunuhannya dan
mengejar-gejarnya setelah ia melarikan diri dari istana. Dan walaupun ia telah
mengkhianati Daud dengan rancangan jahatnya, Daud masih berkenan memberi ampun
kepadanya dalam dua kesempatan di mana ia dengan mudah membunuhnya andaikan dia
mahu.
Membayangkan peristiwa-2 itu semunya menjadi sesaklah dada Thalout menyesalkan
diri yang telah terjerumus oleh hawa nafsu dan godaan Iblis sehingga ia
menyia-nyiakan kurnia dan rahmat Allah dengan tindakan-tindakan yang bahkan
membawa dosa dan murka Allah. Maka untuk menebuskan dosa-dosanya dan bertaubat
kepada Allah, Thalout akhirnya mengambil keputusan keluar dari
kota
melepaskan mahkotanya dan meninggalkan istananya berserta segala kebesaran dan
kemegahannya lalu pergilah ia berkelana dan mengembara di atas bumi Allah sampai
tiba saatnya ia mendapat panggilan meninggalkan dunia yang fana ini menuju alam
yang baka.
Syahdan, setelah istana kerajaan Bani Isra'il ditinggalkan oleh Thalout yang
pergi tanpa meninggalkan bekas, beramai-ramailah rakyat mengangkat dan
menobatkan Daud sebagai raja yang berkuasa.