Site hosted by Angelfire.com: Build your free website today!
DIARI SAIFUL

[Biodata][Pendidikan][Keluarga][Pengalaman][Koleksi Gambar][ Kejayaan][Lihat Buku Pelawat][Tandatangan Buku Pelawat]

31 JANUARI 2003 [JUMAAT]

ASSALAMUALAIKUM...

(Sambungan semalam...)

Mendengar jawaban itu, sang Ayah pipit mengepak-ngepakkan sayapnya. Ia terbang berkeliling. Berputar-putar di sekitar sarangnya. Pipit kecil hanya memperhatikan. "Kita bangsa burung, pasti punya sayap. Tapi tak semuanya bisa terbang. Bukan sayap itulah saja yang membuat kita terbang. Tapi, kepakan sayaplah yang membuat kita bertahan di udara. Cobalah, kepakkan sayapmu. Jangan berhenti." Cericit kecil dari induk pipit terdengar ramai. Kepakan sayapnya tak henti-henti.

"Biarkan sayapmu berlatih. Biarkan angin dan udara yang membuatnya kuat. Biarkan sinar matahari yang membuatnya gesit. Biarkan tanah di bawah yang jauh itu sebagai ujiannya." Kepakan sayap Ayah membuat si kecil terpesona. Ia mulai bangkit dari sarang dan berjalan meniti dahan. " Biarkan saja air hujan yang jatuh mengenai kedua sayapmu. Biarkan dahan-dahan ini tempatmu berkelit. Jangan pernah berhenti menggerakkan sayapmu jika ingin terbang seperti Ayah. Jangan berhenti."

Pipit kecil mulai bergerak. Burung itu mulai mengayuh kedua sayapnya. Plap...plap, sayap mungil itu terangkat perlahan. Plap..plap..plap, badannya mulai naik ke atas. Lihat, si kecil mulai terbang. Ups...badannya mulai oleng sedikit, tapi plap..plap..plap, ia mulai terangkat kembali. Pipit kecil mulai belajar terbang. Ia juga belajar, bahwa angin, udara, sinar matahari, dan dahan-dahan itulah yang menjadi karibnya belajar.

***

Teman, begitulah. Setiap mahluk, mempunyai keunikannya masing-masing. Allah menitipkan burung sepasang sayap untuk terbang. Allah juga mengamanatkan sepasang sirip kepada ikan agar mereka berenang. Allah menunjukkan kita, tentang sepasang kaki-kaki yang kuat dari kuda agar hewan itu dapat berlari kencang, juga memperlihatkan kita tentang kokohnya badan gajah saat mereka sedang membawa beban.

Namun, apakah Allah langsung menciptakan burung yang bisa terbang, dan ikan yang terlahir luwes dalam berenang? Apakah Allah juga serta-merta menganugerahi kaki-kaki yang gesit pada kuda, dan badan yang kokoh pada gajah, tanpa membuat hewan itu mengenal arti tentang belajar? Saya kira tidak. Allah menitipkan sayap pada burung agar mereka terbang, tapi juga menyandingkan sayap itu dengan terpaan angin, dan teriknya matahari agar burung itu dapat bertahan di udara. Allah mengamanatkan sirip pada ikan untuk berenang, tapi juga memberikan derasnya arus, dan lekukan-lekukan karang, agar ikan itu dapat luwes berkelit di dalam air.

Begitupun kita. Allah menitipkan kita banyak kemudahan, tubuh yang sempurna, pikiran yang cerdas, dan beragam kemuliaan yang kita miliki. Tapi, Allah juga menyandingkan semua itu dengan cobaan, terpaan, tantangan, hambatan, dan beragam ujian buat kita. Itu semua, adalah bagian dari perjalanan kita dalam belajar, dalam berusaha. Itu semua adalah bagian dari rencana Allah untuk kita, agar kita memahaminya. Layakkah kita untuk berhenti? Pantaskah kita mudah mengeluh? Saya yakin semua ujian itu adalah rahasia Allah agar kita makin sempurna, pikiran kita semakin terbuka, dan kemuliaan kita makin nampak.

Jangan pernah berhenti "menggepakkan sayapmu" teman. Biarkan cobaan itu membuatmu kuat, biarkan derasnya terpaan itu membuatmu gesit berkelit. Biarkan jiwa-jiwa pemenang itu memenuhi hatimu. Biarkan jiwa-jiwa sabar juga menjadi penyejuk bagimu. Selamat terbang. Selamat tak henti mengepakkan sayap-sayapmu.

Sebenarnya cerita ini adalah daripada seorang yang bercerita mengenai perkahwinan yang bakal ditempuhinya. Kalau anda nak cuba surf- www.tasha-irfan.tk . Saya just get it from my friend through email. Apa pun hayatilah pengajaran yang terselit dalam cerita tersebut.

Saya berjogging di Taman rimba pada waktu pagi dan kemudian berehat sekejap di rumah. Kemudian saya bertolak ke rumah tok Wan saya di Pendang. Saja ziarah Tok Wan. On the way ketika saya agak laju menunggang motor tiba-tiba saya rasa motor saya agak gelong dan sukar dikawal jadi, dengan serta merta saya terus melepaskan minyak dan cuba mengawal motor dari terbabas. Dah agak dah tayar pecah! Kenalah tolak. Alhamdulillah just 500 meter sahaja kena tolak. Nasib baik kedai cina pomen tu bukak walaupun malam ni makan besar.

Bila balik saya lebih suka menikmati keindahan kawasan kampung. Dingin walaupun susana sekarang agak kering. Sinilah tempat saya dilahirkan. Di rumah Tok Wan. Sudah tentu ada semacam satu perasaan yang bertapak dalam rumah itu. Memang saya sukakan suasana sebegitu. Damai.

Hilang seketika stress jika saya pulang ke kampung. Bila waktu mandi memang fresh sebab mandi di bilik mandi luar. Bila mandi tu angin yang bertiup akan menjadikan badan lebih 'segar'. Memang seronok.

Bila nak pergi solat Jumaat pulak, terkejut tengok tayar motor pecah lagi! Macam mana ni. Hari ni Jumaat, malam ni Cina nak makan besar. Kedai pomen Melayu tutup hari Jumaat. Berserah sahajalah. Saya ke masjid menggunakan motor Mak Cik saya dan selepas Solat Jumaat saya meninjau kedai pomen di Pekan Tanah Merah dan Pendang. Alhamdulillah ada yang masih buka.

Terus saya pam angin, mujurlah ia dapat bertahan sampai pekan Pendang. Rupanya terkena paku. Apalah nasib. Terbang RM 15. Bila balik ada Akrima. Bolehlah dukung sekejap tapi tak lama sebab Kemudian saya bawak Tok Wan ke rumah Besannya. Bila balik tengom Pak Cik saya dari Perak pun balik. Paling Seronok sebab ada Irfan. Memang comel. Rasa macam nak pi Perak. Entahlah, patut kena kawin dah kot. Hehehe... Seronok sangat kat bayi ni.

Bila balik masih sempat main bola. Hehehe...

Malam cuma menonton TV dan kemudian bila menjelang tengah malam saya berada di luar rumah melihat 'Pesta mercun dan Bunga api'. Memang banyak mercun dan bunga api yang dimainkan. Terang benderang kawasan sekitar Alor Setar. Adalah sampai sejam baru habis 'stok' mercun tu. Rasanya kalau nak dihitung jumlah kos mercun-mercun tu dalam harga pasaran boleh mencecah RM 1 Juta! Memang banyak.

Lepas buat apa yang patut terus saya sambung tidur. Hati tengah 'gembira'. Alhamdulillah...

WASSALAM...

30 JANUARI 2003

ASSALAMUALAIKUM...

~Terbang~


Suatu ketika di sebuah taman, tinggallah keluarga burung pipit. Mereka bersarang di sebuah pohon yang rindang, di pucuk dekat dahan yang terjulur ke tengah kolam. Ada seekor pipit kecil yang tinggal disana, sementara kedua induknya, terbang bolak-balik untuk mencari makan. Kadang kedua sejoli itu membawa ranting kering untuk penghangat pipit yang baru menetas itu. Cericit nyaring kerap terdengar, tanda si kecil butuh makan dan butuh kehadiran induknya.

Dua minggu telah berlalu, pipit kecil itupun sudah mulai dewasa. Bulu-bulu di tubuhnya mulai rapat, paruhnya pun tampak lebih runcing. Ada makin banyak bulu yang muncul di kedua sayap. Itu berarti, sang pipit harus mulai belajar untuk terbang, dan mengepakkan sayap-sayap kecil di udara. Kedua induk pipit itu pun mulai tak sabar untuk melatihnya untuk terbang beriring. Maka pada beberapa pekan selanjutnya, mulailah mereka mengajak pipit muda itu keluar dari sarang.

"Ayo, sekarang saatnya belajar terbang," cericit Ayah pipit kepada anaknya. "Sayap-sayapmu sudah tumbuh, cobalah kepakkan ke udara.." Namun, sang Ayah mendapatkan jawaban pendek. "Aku tak mau belajar terbang. Aku malas." Sang Ayah yang sudah bertengger di sisi dahan, kembali menuju sarang. "Kenapa?"tanyanya. "sayapku masih kecil, " jawab si pipit, "Lagi pula, aku belum mau terbang. Tempat ini pun terlalu tinggi, tentu sakit sekali jika aku terjatuh."
 

Bersambung esok...

Selepas Solat Subuh saya sambung tidur sampai jam 9 pagi. Kemudian saya bergegas ke KEDA untuk menghantar borang permohonan kerja. Hari ni tarikh tutupnya. Hantar by hand lagi mudah. Sebelum tu saya hantar adik saya ke sekolah sebelum saya singgah di pejabat pos. Kemudian saya singgah di kedai kawan saya. Tak bukak lagi walaupun dah pukul 10.30 dah! Hehehe...

Kemudian saya berehat di rumah sambil menonton rancangan kegemaran saya El Amor No Es Como Lo Pintan. Happy ja saya tengok cerita ni. Dah nak habis dah kot. Memang saya tengok cerita ni dari awal. Dulu dua kali seminggu sekarang 5 kali seminggu. Tapi masalahnya hari Jumaat sebab waktu siarannya 1.30-2.30. Bermakna setiap Jumaat saya akan miss cerita ni. Tapi tak apalah sebab kita kena ada prioriti dalam hidup.

Kemudian saya tidur sekejap. tunggu Abang Midi yang janji nak lawan badminton. Takut ke? Hehehe... Tak apalah saya main bola macam biasalah. Lagipun saya tak ada mood sangat nak main badminton. Kemudian berbuka puasa.

Malam layan emak saudara saya serta sepupu saya yang baru kahwin baru-baru ni. Depa baru sampai dari KL jam 3 petang terus datang rumah saya. Memang saya rasa cukup seronok sebab ingatan yang cukup utuh. Semalam sorang pak saudara saya datang berziarah.

Kemudian saya buat peraduan dalam telebriti untuk mak saya. Hehehe... Minggu lepas dah menang jadi buat untuk mak pulak. Bila tengok hadiah, saya rasa kena bagi kat mak saya lah hadiah tu sebab alat kosmetik. Saya ni jenis tak pakai sangat pencuci muka ke apa ke. Memang jarang sangat pakai. Bagi kat mak lah senang.

Kemudian saya tolong adik saya buat web sekolah dia sekejap sebelum saya settlekan banyak benda dalam Internet sampai jam 3 pagi. Esok nak kena ke kampung pulak.

WASSALAM...

Diari Sebelum Ini---[Arkib 2002][89][90][91][92][93][94][95][96][97][98][99][100]

Baca Diari Sebelum Ini

Saifulazrul Collection 1999-2003
Provided by Saiful Azrul Che Lah