Site hosted by Angelfire.com: Build your free website today!
14ÁÖ (11¿ù 30ÀÏ~12¿ù 3ÀÏ) ±³Á¦
 Rambut Panjang Rahman  /Oleh Lena D. (Bobo No. 22/XXV)
     Rahman masih bersembunyi di kolong tempat tidur. Jauh di sudut yang gelap dan 
berdebu.
 Ibu menunggu di tepi tempat tidur dengan gunting di tangan. Keadaan itu sudah 
berlangsung satu jam lamanya.
      "Ayo, nak keluar lah," bujuk ibu. "Biasanya kamu takut di tempat yang gelap."
      Tiada terdengar jawaban.
      Ibu berkata lagi, "Di dalam berdebu dan banyak nyamuk. Cepatlah keluar agar 
badanmu tak gatal-gatal!"
      "Biar!" tukasan yang pendek terdengar dari dari kolong.
      "Sebentar lagi saatnya makan siang. Tak mungkin ibu memasukkan piring nasimu 
ke kolong," ujar ibu. Ia menunggu untuk mendengar jawaban. Karena Rahman membisu, 
ibu menambahkan, "Tak mungkin pula Ibu membiarkanmu tak makan. Harus ada 
penyelesaiannya bukan, Rahman?"
      "Taruh dulu gunting Ibu!" keluar juga suara Rahman.
      "Setelah itu?" tanya ibu.
      "Aku akan keluar tapi Ibu jangan potong rambutku," jawab Rahman.

      Itulah pangkal persoalannya. Rahman tak mau rambutnya yang sudah panjang 
dipotong, padahal esok dia mulai sekolah lagi. Sebenarnya rambut Rahman telah panjang 
sebelum libur sekolah. Waktu itu ia menolak dipotong dengan alasan, "Kan mau liburan, 
Bu."
      Nah sekarang liburan panjang telah usai. Bayangkanlah seberapa panjang rambut 
Rahman!
 Bagian poninya telah melewati mata, sedangkan bagian belakang hampir mencapai 
dagunya.
 Rambut Rahman lebat dan lemas, karena itu ibu menatanya berponi dan bagian 
belakangnya rata dengan telinga. Dengan rambut yang sepanjang sekarang dan wajah 
yang imut-imut Rahman tampak seperti anak perempuan. Yang lebih penting bagi ibu, 
anaknya akan mendapat masalah bila ke sekolah dengan rambut seperti itu.
      Ibu menuruti kemauan Rahman, meletakkan kembali gunting di laci meja 
berhiasnya. Ia kemudian berkata, dengan berjongkok di bawah tempat tidur, "Gunting 
sudah Ibu taruh, masalah rambutmu dipotong atau tidak kita bicarakan lagi."
      Rahman merangkak keluar dari kolong tempat tidur. Ia keluar dengan pakaian 
tertempel debu dan kepala dihiasi kelabang.

      "Wah, kau telah membersihkan kolong tempat tidurmu!" kata ibu tertawa. 
"Sekarang kita tahu cara membersihkan kolong."
      Ibu mengusap-usap rambut Rahman, melepaskan kelabang yang melekat. "Kalau 
rambutmu pendek akan lebih mudah membersihkannya," kata ibu.
      "Aku ingin rambutku sepanjang rambut mas Iwan, lalu kuikat seperti Ibu," kata 
Rahman.
 Mas Iwan adalah nama pemuda di seberang rumah. Rahman akrab dengannya. Pemuda 
itu mengizinkan Rahman menitipkan seekor ikan mas di akuariumnya. Ke sanalah 
Rahman setiap hari untuk memberi makan ikan masnya. Ia mengatakan kepada 
teman-temannya bahwa akuarium itu juga miliknya. Mas Iwan membenarkan, "Memang, 
karena ikan kita berdua hidup di dalamnya."

      "Kenapa aku tidak boleh ke sekolah dengan rambut panjang, kalau mas Iwan 
boleh?" Rahman bertanya.
      "Mas Iwan sudah kuliah, ia sudah dewasa. Ia bisa mengatur rambutnya sesuka 
hatinya. Orang-orang melihat kesopanannya bukan lagi hanya dari rambutnya, melainkan 
lebih pada tindak-tanduknya," kata ibunya.
      "Aku boleh memanjangkan rambut kalau sudah sebesar dia?" Rahman memastikan.
      "Tentu, tak selamanya ibu akan mengawasi rambutmu," sahut ibu. " Ada masanya 
kau mengatur rambut dan dirimu sendiri."
      "Begitu, ya!" Rahman mengucek-ngucek rambutnya. Ia ragu-ragu.
      Ibu memperlihatkan kotak karet rambutnya. "Kau membutuhkannya kalau 
rambutmu panjang," kata ibu. "Pilihlah satu untuk kau simpan."

      Rahman mengambil karet warna kuning keemasan yang diselang-seling dengan 
warna hitam mengkilat. Kini ia yakin kelak boleh berambut panjang. Katanya, "Ibu boleh 
potong rambutku."
      Sementara ibu menggunting rambutnya, Rahman memperhatikan cermin. Anak 
berumur sepuluh tahun itu membayangkan dirinya berambut panjang sebahu seperti mas 
Iwan dan diikat seperti ibu. Rahman masih memegang karet rambutnya di tangan. Ia 
akan meminjamkan karet rambut itu kepada mas Iwan. Mungkin sepuluh tahun lagi 
Rahman akan memintanya kembali.




                                  Mundur satu
                                   halaman !
                                           

                Diambil dari Majalah  Teman Bermain dan Belajar. 


                                                                     
                ?Copyright 1997 Pacific Internet Indonesia. All Right Reserved. 
<14ÁÖ Çؼ®>
RahmanÀº ħ´ë ±¸¼®¿¡¼­ ¾ÆÁ÷µµ ¼û¾îÀÖ´Ù. ÄÄÄÄÇÏ°í ¸ÕÁö ¸¹Àº ±¸¼® ¸Ö¸®ÀÖ´Ù.¾ö¸¶´Â ¼Õ¿¡ °¡À§¸¦ µé°í ħ´ë °¡¿¡¼­ ±â´Ù¸®°í ÀÖ´Ù.
ÀÌ »óȲÀº ¹ú½á 1½Ã°£µ¿¾È °è¼ÓµÇ°í ÀÖ´Ù."¾ê¾ß, ³ª¿ÍºÁ". ¾ö¸¶°¡ ±¸½½·È´Ù."º¸Å붧´Â ³Ê ¾îµÎ¿îµ¥ ¹«¼­¿öÇÏÀݾÆ." ´ë´äÀÌ ¾ø¾ú´Ù.
¾ö¸¶´Â ´Ù½Ã ¸»Çß´Ù."¸ÕÁö ¸¹Àº µ¥´Â ¸ð±âµµ ¸¹¾Æ, ³× ¸öÀÌ °¡·ÆÁö ¾ÊÀ¸·Á¸é »¡¸® ³ª¿Í¶ó.""³»¹ö·Á µÖ¿ä." ±¸¼®¿¡¼­ ªÀº ´ë´äÀÌ µé·Á¿Ô´Ù.
"°Ô´Ù°¡ Á¶±Ý ÀÖÀ¸¸é Á¡½É¶§¶õ´Ù. ¾ö¸¶°¡ ³× À½½ÄÀ» ±¸¼®À¸·Î ¹Ð¾î ³Ö¾î ÁÖ´Â °Ç ºÒ°¡´ÉÇØ."¾ö¸¶°¡ ¸»Çß´Ù.¾ö¸¶´Â ´ë´äÀ» µéÀ¸·Á°í ±â´Ù·È´Ù.
RahmanÀÌ ¾Æ¹«·± ´ë´äÀÌ ¾øÀÚ ¾ö¸¶°¡ µ¡ºÙÇû´Ù.
"¾ö¸¶´Â ³Ê¸¦ ¾Æ¹«°Íµµ ¸ÔÁö ¾Ê°Ô ³ö µÑ¼ö°¡ ¾ø´Ù. ¹«½¼ ´ëÃ¥ÀÌ ÀÖ¾î¾ß µÇÁö ¾Ê°Ú´Ï? Rahman?"
"¸ÕÀú °¡À§¸¦ ³»·Á³õÀ¸¼¼¿ä."¶ó°í RahmanÀÌ ¸»ÇÏ°í¾ß ¸»¾Ò´Ù."±× ´ÙÀ½¿¡´Â?" ¾ö¸¶°¡ ¹°¾ú´Ù.
"³­ ³ª°¥°Å¿¹¿ä. ±×·¯³ª ¾ö¸¶´Â ³» ¸Ó¸®¸¦ ÀÚ¸£¸é ¾ÈµÅ¿ä." RahmanÀÌ ´ë´äÇß´Ù.
ÀÌ°ÍÀÌ ¹®Á¦ÀÇ ¹ß´ÜÀ̾ú´Ù. RahmanÀº ³»ÀÏ ´Ù½Ã Çб³¿¡ °¡¾ßÇϴµ¥µµ ±æ·¯Áø ¸Ó¸®¸¦ ÀÚ¸£·Á ÇÏÁö
¾Ê¾Ò´Ù. »ç½Ç RahmanÀÇ ¸Ó¸®´Â Çб³°¡ ¹æÇÐÇϱâ ÀüºÎÅÍ ±æ¾ú¾ú´Ù.
±×¶§¿¡ ±×´Â "¾ö¸¶, ÀÌÁ¦ ¹æÇÐÀÌÀݾƿä." Çΰ踦 ´ë¸ç ¸Ó¸® ÀÚ¸£´Â °ÍÀ» °ÅÀýÇß´Ù.
ÀÌÁ¦´Â ±ä ¹æÇеµ ³¡³µ´Ù. RahmanÀÇ ¸Ó¸®°¡ ¾ó¸¶³ª ±æÁö ¶°¿Ã·ÁºÁ¶ó. ´Ü¹ß¸Ó¸®°¡ ¹ú½á ´«À» Áö³ª¼­ ÀÌÁ¦´Â µÞ¸Ó¸®°¡ Åο¡ ±îÁö ¿Ô´Ù.
RahmanÀÇ ¸Ó¸®´Â ½¢µµ ¸¹°í Àß µÚÁý¾îÁ®¼­ ¾ö¸¶´Â ±×ÀÇ ¸Ó¸®¸¦ ´Ü¹ß¸Ó¸®·Î, µÞ¸Ó¸®´Â ±Í±îÁö °í¸£·Á°í Çß´Ù.
RamhanÀÇ °¼¸§ÇÑ ¿ë¸ð¿Í Áö±Ýó·³ ±ä ¸Ó¸®´Â RahmanÀ» ¿©ÀÚ¾ÆÀÌó·³ º¸ÀÌ°Ô Çß´Ù.
¾ö¸¶¿¡°Ô ÀÖ¾î °¡Àå Áß¿äÇÑ °ÍÀº ÀÚ½ÄÀÌ ±×¿Í °°Àº ¸Ó¸®·Î Çб³¿¡ °¡¸é ¹®Á¦°¡ µÈ´Ù´Â °ÍÀÌ´Ù.
¾ö¸¶´Â RahmanÀÌ ¿øÇÏ´Â ´ë·Î È­Àå´ë ¼­¶ø¿¡ °¡À§¸¦ ´Ù½Ã ³Ö¾ú´Ù.ÈÄ¿¡ ħ´ë¾Æ·¡ Âɱ׸®°í ¾É¾Æ¼­ ¸»Çß´Ù.
"¾ö¸¶´Â °¡À§¸¦ ³»·Á ³õ¾Ò¾î¿ä. ¹®Á¦´Â ³» ¸Ó¸®¸¦ ÀÚ¸¥´Ù°Å³ª ´Ù½Ã´Â ¿ì¸® ¿©±â¿¡ ´ëÇØ ¸»ÇÏÁö ¾Ê´Â´Ù´Â °Å¿¹¿ä."
RahmanÀº ħ´ë ±¸¼®¿¡¼­ ±â¾î ³ª¿Ô´Ù.±×´Â ¿Ê¿¡ ¸ÕÁö¸¦ ¹¯È÷°í ¸Ó¸®¿¡´Â Áö³×¸¦ ´Þ°í ³ª¿Ô´Ù.
"¿Í! ³×°¡ ħ´ë ±¸¼® û¼Ò¸¦ ´ÙÇß±¸³ª" ¾ö¸¶°¡ ¿ôÀ¸¸ç ¸»Çß´Ù."Áö±Ý ¿ì¸®´Â ±¸¼®À» û¼ÒÇÏ´Â ¹æ¹ýÀ» ¾Ë°Ô µÇ¾ú¾î!"
¾ö¸¶´Â RahmanÀÇ ¸Ó¸®¸¦ ¾²´ÙµëÀ¸¸ç ´Þ¶ó ºÙ¾îÀÖ´Â Áö³×¸¦ ¶¼¾î³Þ´Ù."³× ¸Ó¸®°¡ ª¾ÒÀ¸¸é ÈξÀ ´õ ½±°Ô ¶³¾îÁúÅÙµ¥.."¾ö¸¶°¡ ¸»Çß´Ù.
"³ª´Â lawanó·³ ¸Ó¸®¸¦ ±â¸£°í ½Í¾î¿ä. ³ªÁß¿¡ ¾ö¸¶Ã³·³ ¶¦¾Æ ¹­À» °Å¶ó±¸¿ä."
RahmanÀÌ ¸»Çß´Ù. LawanÀº ¿·Áý ¾ÆÀÌ À̸§ÀÌ´Ù. Rahman ±×¿Í Ä£ÇÏ´Ù.
±× ¾ÆÀÌ´Â Rahman¿¡°Ô ¼öÁ·°ü¿¡¼­ ÇѸ¶¸®ÀÇ ±ÝºØ¾î¸¦ º¸°Ô ÇÏ¿´´Ù.
¸ÅÀÏ RahmanÀº °Å±â¿¡¼­ ±×ÀÇ ±ÝºØ¾î¿¡°Ô ¸ÔÀ̸¦ ÁÖ¾ú´Ù. ±×´Â Ä£±¸¿¡°Ô ±× ¼öÁ·°üÀº ¶ÇÇÑ Àڱ⠰͵µ µÈ´Ù°í Ä£±¸µé¿¡°Ô ¸»Çß´Ù.
lawanÀº ÀÎÁ¤Çß´Ù. "»ç½Ç ¿ì¸® °í±âÀ̱⠶§¹®¿¡ µÑ ´Ù °Å±â ¾È¿¡¼­ »ç´Â°Å¾ß"
"¿Ö ³ª´Â ±ä¸Ó¸®¸¦ ÇÏ°í Çб³¿¡ °¡¸é ¾È µÇ³ª¿ä. lawanÀº ±×·¡µµ µÇ´Âµ¥.."
RahmanÀÌ ¹°¾ú´Ù. "lawanÀº ÀÌ¹Ì Á¹¾÷Çß¾î. ±×´Â ¼ºÀÎÀ̱¸. ±×´Â Àڱ⠸¶À½´ë·Î ¸Ó¸®¸¦ ¸¸Áú ¼ö ÀÖ´Ù±¸.
»ç¶÷µéÀº ±×ÀÇ ¸Ó¸®¸¸ º¸°í ±×ÀÇ Ç°À§¸¦ º¸´Â °ÍÀÌ ¾Æ´Ï¶ó ±×ÀÇ Åµµ¿¡¼­ ´õ¿í ±¸º°ÇÏ´Â °Å¶õ´Ù." ¾ö¸¶°¡ ¸»Çß´Ù.
"¹°·ÐÀÌÁö, ±× ¶§¿¡´Â ¾ö¸¶°¡ ³× ¸Ó¸®¿¡ °£¼·ÇÏÁö ¾ÊÀ»°Å¾ß." ¾ö¸¶°¡ ¼Ò¸®ÃÆ´Ù.
"³×°¡ 10»ìÀÌ µÉ¶§¸é ³Êµµ ¾ö¸¶Ã³·³ ¹­°í lawanó·³ ¾î±ú±îÁö ¸Ó¸®¸¦ ±â¸¦°ÍÀ» »ó»óÇغÁ.RahmanÀº ¿©ÀüÈ÷ ¼Õ¿¡ ¸Ó¸®°í¹«ÁÙÀ» Áã°í ÀÖ¾ú´Ù.
±×´Â lawan¿¡°Ô ±× ¸Ó¸® °í¹«ÁÙÀ» ºô·ÁÁÙ°ÍÀÌ´Ù.¾Æ¸¶µµ RahmanÀÌ 10»ìÀÌ µÇ¸é ±×¿¡°Ô ´Þ¶ó°í ¿äûÇÒ °ÍÀÌ´Ù.


1. langsung:¹Ù·Î(Çü¿ë»ç)
   ber-:(ȸÀÇ°¡)°³ÃֵǴÙ, °è¼ÓµÇ´Ù.
   secara langsung(Á÷Á¢ÀûÀ¸·Î)
   secara tidak langsung(°£Á¢ÀûÀ¸·Î)
2. me-¿ë¹ýÁß¿¡ (~ó·³ ÇൿÇÏ´Ù)Àǹ̵µ ÀÖ´Ù. 
   ex)bisu:º¡¾î¸®
      membisu:º¡¾î¸®Ã³·³ ¾Æ¹«¸»µµ ¾Ê´Ù. 
3. µ¿»ç+juga:~ÇÏ°í¾ß ¸»¾Ò´Ù.