Site hosted by Angelfire.com: Build your free website today!

 -



Pernyataan Visi dan Misi (Statement Of Faith)

Stories

Revival

Equipment

Isi Buku Tamu

Lihat Buku Tamu

Only 4 Jesus

 -
Ramalan
Masa Depan vs Takdir

Banyak sekali orang tertarik meramalkan nasibnya kepada seorang peramal. Lepas dari masalah apakah tepat atau tidak tepat, tetap saja ramalan itu disukai. Kenapa? Jawabnya jelas. Manusia selalu ingin tahu lebih dahulu, apalagi masalah yang akan mendatangkan kerugian. Hal-hal yang mendorong seseorang pergi kepada peramal adalah:

Rasa ingin tahu.
Rasa ingin tahu adalah normal-normal saja. Setiap orang selalu mempunyai ketertarikan kepada sesuatu yang baru di bidang tertentu.
Dan semuanya itu baik bila masih dalam batas-batas normal. Tetapi di dunia ini selalu ada yang baik, ada juga yang ingin tahu akan hal-hal baru mengenai yang tidak baik. Misalnya, bagaimana cara mencuri atau menipu yang tercanggih. Kita tahu bahwa Hawa juga diperdaya oleh iblis dengan cara menggelitik rasa ingin tahunya dan Hawa mengikuti begitu saja apa yang dikatakan oleh iblis (Kej 3 :4-6).

Ingin cepat kaya.
Ada juga orang yang pergi kepada peramal untuk menjadi cepat kaya. Baik itu dengan menanyakan bidang usaha yang akan digeluti maupun untuk sekedar mencari nama yang bertuah bagi perusahaan atau hari pembukaan usahanya yang baru. Ada juga yang meminta petunjuk bagaimana agar mendapatkan keuntungan yang besar dengan cepat (Kisah 16:16).

Ketakutan.
Ketakutan dapat membuat dan mendorong orang untuk pergi ke tukang ramal. Suatu contoh dalam Alkitab adalah Saul yang pergi kepada peramal karena di ketakutan dikepung oleh tentara Filistin (1 Samuel 28:5-7)

Putus asa.
Keputusasaan juga dapat membawa orang kepada peramal-peramal yang menjanjikan suatu jalan keluar. Inilah bahayanya jika kita tidak mempunyai pegangan yang kuat dalam hidup ini, yaitu Tuhan yang kita sembah. Akibatnya kita mempercayai nasihat-nasihat yang belum tentu kebenarannya. Orang-orang yang tidak beriman atau tidak mempunyai Tuhan, selalu cenderung untuk mencari petunjuk kepada peramal yang bisa jadi adalah seorang pembohong (Yes 19:3).

Alasan Tuhan melarang melakukan ramalan yaitu, meramal melibatkan suatu perhubungan dengan roh peramal atau iblis peramal yang bekerja dibalik seorang peramal yang mengakibatkan:
·         
Kita berzinah secara rohani di hadapan Allah dan karenanya kita menjadi najis.  
·         
Allah sendiri yang akan menjadi lawan orang yang pergi kepada peramal  
·         
Kita terikat dan bersekutu dengan roh iblis yang akan membawa kita kepada penghukuman 
      bersama-sama dengan dia.

Ayat firman Tuhan berikut ini berhubungan dengan ramalan.

Imamat 19:26; Janganlah kamu makan sesuatu yang darahnya masih ada. Janganlah kamu melakukan telaah atau ramalan.

Imamat 19:31; Janganlah kamu berpaling kepada arwah atau kepada roh-roh peramal; janganlah kamu mencari mereka dan dengan demikian menjadi najis karena mereka; Akulah Tuhan, Allahmu.

Imamat 20:6; Orang yang berpaling kepada arwah atau kepada roh-roh peramal, yakni yang berzinah dengan bertanya kepada mereka, Aku sendiri akan menentang orang itu dan melenyapkan dia dari tengah-tengah bangsanya.

Imamat 20:27; Apabila seorang laki-laki atau perempuan dirasuk arwah atau roh peramal, pastilah mereka dihukum mati, yakni mereka harus dilontari dengan batu dan darah mereka tertimpa kepada mereka sendiri.

Ulangan 18:9-11; Apabila engkau sudah masuk ke negeri yang diberikan kepadamu oleh Tuhan, Allahmu, maka janganlah engkau belajar berlaku sesuai dengan kekejian yang dilakukan bangsa-bangsa itu. Di antara mu janganlah didapati seorangpun yang mempersembahkan anaknya laki-laki atau anaknya perempuan sebagai korban dalam api, ataupun seorang yang menjadi petenung, seorang peramal, seorang penelaah, seorang penyihir, seorang pemantera, ataupun seorang yang bertanya kepada arwah atau kepada roh peramal atau yang meminta petunjuk kepada orang-orang mati.

I Taw 10:13; Demikianlah Saul mati karena perbuatannya yang tidak setia terhadap Tuhan, oleh karena ia tidak berpegang pada firman Tuhan, dan juga karena ia telah meminta petunjuk dari arwah.

Ada berbagai bentuk ramalan:  
·         
Mengocok panah/ciamsie (Yeh 21:21)  
·         
Memanggil roh peramal/tenung  
·         
Dengan tongkat atau rhabdomancy (Hos 4:12)  
·         
Astrologi/zodiac/perbintangan (Ulangan 4:9; Yesaya 47:13)  
·         
Menilik hati binatang atau hepatoscopy (Yeh 21:21)  
·         
Menilik waktu/telaah (Galatia 4:10)

Masih banyak lagi bentuk ramalan yang lain seperti meramal dengan kartu, bola kristal, bandul, rajah retak tangan, tulisan tangan, dan sebagainya.


PRINSIP ALKITAB TENTANG MASA DEPAN

Alkitab dengan jelas mengungkapkan bahwa masa depan manusia tidak dapat diketahuinya semudah seperti hal orang yang membaca buku (Yer 10:23; Ams 27:1; Yak 4:13-14). Hal ini tidak berarti bahwa Tuhan membuat gelap semua yang ada di hadapan seseorang sehingga ia harus meraba-raba, melainkan Tuhan mempunyai cara di dalam menuntun seseorang sehingga mencapai tujuan yang terbaik baginya. Setiap orang mempunyai daya tangkap dan daya tahan yang berbeda-beda. Mengungkapkan terlebih dahulu jalan hidup seseorang dapat membuat orang tersebut takabur.

Walaupun manusia tidak mengetahui apa persisnya yang akan terjadi dalam hidupnya, bukan berarti Tuhan sama sekali tidak memperhatikannya melainkan Tuhan mempunyai suatu rencana yang indah bagi setiap orang yang mau mengikuti jalan-Nya sebab Dia mengetahui rancangan-rancangan yang ada pada-Nya yaitu rancagan damai sejahtera untuk memberikan hari depan yang cerah bagi mereka yang percaya kepada-Nya (Yer 29:11)

Berencana tidak salah di hadapan Tuhan tetapi meramal masa depan ditentang oleh Tuhan. Merencanakan sesuatu adalah bagian dalam pelaksanaan rencana Allah di dalam hidup kita. Tetapi walaupun kita berencana, semua itu tetap kita serahkan ke dalam tangan Tuhan supaya diarahkan oleh-Nya. dalam hal ini bukan berarti semua yang kita rencanakan akan terlaksana sesuai apa yang kita inginkan, tetapi sesuai yang Tuhan atur untuk kebaikan kita. (Amsal 15:22; 24:6; Maz 37:23).  

TAKDIR DAN NASIB

Setelah membaca uraian di atas, dapatlah disimpulkan bahwa sebenarnya Tuhan tidak pernah menakdirkan atau menentukan nasib seseorang untuk menjadi sesuatu. Dengan sepenuhnya Tuhan memberikan kebebasan  kepada kita untuk memilih jalan mana yang akan kita ambil dan setiap kita selalu diperhadapkan kepada dua pilihan yaitu mengikuti jalan Tuhan atau tidak (Ulangan 11:26-28). Mengikuti jalan Tuhan atau dengan kata lain “masuk di dalam rencana-Nya yang agung” akan membuat kita berbahagia (Maz 1:1-6; Yer 17:5-8) dan sebaliknya berada di luar jalan Tuhan akan membuat kita menderita. Hal ini dapat dalam kasus yang dihadapi oleh Hawa dimana dia harus memilih untuk taat kepada Tuhan atau memakan buah pohon sesuai dengan perkataan iblis. Semua kita mengetahui bahwa akhirnya ia memilih untuk tidak taat dan sebagai akibatnya ia mengalami kesusahan – terusir dari hadapan Tuhan.

Sebenarnya berkat itu tersedia bagi orang-orang yang mau memilih mengikuti jalan Tuhan dan mentaatinya dengan sungguh-sungguh. Rahasia keberhasilan ada di dalam firman Tuhan karena disitulah diungkapkan oleh Tuhan jalan yang benar dan mendatangkan berkat. Sebab itu carilah kebenaran itu sekarang! (Yoh 10:10b; Mat 6:33). Tuhan tidak pernah menakdirkan seseorang untuk hidup sengsara dan penuh dengan persoalan bahkan firman Tuhan dengan tegas mengatakan bahwa Tuhan tidak mencobai siapapun, bahkan sebenarnya Tuhan menginginkan setiap orang diselamatkan dan mengalami hidup yang berkelimpahan (Yak 1:13; 2:9b).

Kesimpulannya adalah berhasil atau tidaknya hidup kita, usaha kita, pekerjaan kita, sebenarnya ditentukan oleh kita sendiri dan usaha yang kita lakukan. Bilamana kita mau mengikuti jalan Tuhan maka hasilnya adalah berkat demi berkat yang akan kita peroleh. Amin.


sumber asli: www.terangdunia.com


 -
INDEX |PERNYATAAN VISI & MISI | STORIES
| REVIVAL | EQUIPMENT | ISI BUKU TAMU | LIHAT BUKU TAMU