Pernyataan Visi dan Misi
(Statement Of Faith)
Stories
Revival
Equipment
Isi Buku
Tamu
Lihat
Buku Tamu
|
|
Only 4 Jesus
Akar Pahit
Racun yang Mencelakakan Kita dan Kekasih Kita
Pernahkan saudara merasa sakit hati ?
Hampir dapat dipastikan bahwa semua orang pernah mengalami sakit hati.
Bahkan beberapa orang sedang tersiksa saat ini karena telah disakiti
hatinya. Sakit hati sebenarnya adalah sebuah reaksi yang normal bila
seseorang dikecewakan atau mendapat perlakuan yang tidak baik. Namun bila
tidak mendapatkan penanganan yang benar, sakit hati ini dapat berubah
menjadi luka yang sangat kronis, menjadi akar pahit yang sangat merusak
batin dan jiwa seseorang bahkan orang lain yang sangat kita kasihi.
Pemahaman arti kata akar
pahit
Sebuah kata dalam bahasa Yunani yang
menjelaskan hal ini adalah kata "pikria" yang berasal dari akar kata "pik"
artinya runcing atau tajam. Ini mengacu pada sesuatu yang memotong dan
tajam. Dalam Kamus Alkitab Yunani-Indonesia karangan Barclay M. Newman Jr,
kata akar pahit ini mengacu pada beberapa pengertian seperti: menjadi
pahit, bertingkahlaku keras, iri hati, dengki dan sakit hati. Peter Wongso
dalam Eksposisi Doktrin Alkitab – Surat Ibrani menerangkan "akar pahit"
ini sebagai empedu pahit; kepahitan karena rasa tidak puas; ‘serapah’
sebagai akibat dari kebencian di dalam hati.
Dari beberapa penjelasanan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa akar
pahit adalah sesuatu yang tajam/runcing (iri hati, sakit hati, dengki
bahkan kebencian dan tingkah laku keras) yang dapat melukai dan atau
merusak orang itu sendiri dan orang lain; teristimewa mereka yang
berhubungan dekat dengan orang tersebut. Akar pahit tidak pernah dan tidak
akan pernah menjadi sesuatu yang membangun. Ia selalu bersifat
merusak/mencemarkan.
Tanda/gejala orang yang menderita
kepahitan
- Ada kecenderungan untuk melakukan "penyanderaan". Pada
umumnya, mereka menyandera: kasih, keramahan, kesabaran, sambutan
(salam), kehormatan, pelayanan, senyum atau apapun yang dihargai orang
lain. Sebagi gantinya, mereka memberikan sikap acuh, cemberut, sinis,
pemberontakan, kata-kata / kritik yang tajam, tidak hormat, dsb. Mereka
baru mau membebaskan dan memberikan kasih dan kebaikan kalau orang yang
menyakiti hatinya itu melakukan pembayaran penebusan, seperti: minta
maaf, berjanji memperbaiki tindakan (berubah), atau tindakan-tindakan
tertentu yang menurut dia dapat meredakan dendam atau kemarahannya.
- Merasa takut dilukai atau disakiti. Orang-orang yang telah
terluka hatinya, mereka menjadi bersikap sedemikian rupa agar jangan
sampai ia disakiti lagi. Ada yang menutup diri dan tidak mau lagi
berhubungan dengan orang-orang yang "mirip" dengan orang yang pernah
menyakiti dirinya. Atau bersikap menyerang, bersikap kasar. Pikirnya,
lebih baik saya melukai daripada saya yang dilukai.
- Perasaan peka yang berlebihan. Ia mudah merasa
terpojok/tertuduh bila ditanya tentang sesuatu hal. Sulit menerima atau
mengakui kesalahan. Cenderung menolak setiap nasihat, teguran atau
kritikan yang membangun sekalipun. Gampang menaruh curiga buruk, bila
ada orang yang berbicara namun tiba-tiba stop ketika ia ada disitu. Ia
menyangka bahwa orang-orang itu pasti telah membicarakan hal-hal yang
buruk tentang dirinya. Dan ia begitu yakin.
- Suasana batin atau jiwa yang labil. Saat tertentu terkesan
kelewat baik dan bahagia, tetapi kadang-kadang terlihat begitu pemurung
dan pemarah.
Langkah-langkah Penyelesaian
Kepahitan
Sakit hati-kepahitan memerlukan penanganan
yang serius. Hanya usaha yang sungguh-sungguh dan benar sajalah yang akan
dapat menolong seseorang untuk menerima kelepasan dan kesembuhan dari
penderitaan ini.
- Langkah-langkah Penyelesaian Semu/Palsu
Ada banyak
orang yang berusaha untuk melepaskan diri dari penderitaan karena sakit
hati-kepahitan ini yang justru menjadi lebih sakit hati dan pahit karena
ia menggunakan langkah-langkah penyelesaian yang semu. Langkah-langkah
penyelesaian yang semua itu antara lain:
- Berlaku seakan-akan ia tidak disakiti, "Ah, tidak apa-apa".
Langkah ini adalah langkah penipuan – penipuan terhadap diri sendiri.
Seberapapun besar usahanya untuk menutupi sakit hatinya, suatu saat ia
pasti akan muncul. Ini seperti orang yang memotong rumput: bagian
atasnya terpotong, tetapi akar tetap hidup dan setiap saat akan tumbuh
kembali.
- Melupakan. Langkah ini sering dianggap efektif. Namun
melupakan bukanlah penyelesaian terhadap masalah sakit hati – kepahitan.
Sebab melupakan itu seumpama seseorang yang menggali lubang dalam-dalam
dan mengubur segala hal yang dirasa tidak menyenangkan itu kedalamnya.
Saudara dapat memperkirakan apa yang akan terjadi? Pembusukan! Dan
pembusukan akan menyebabkan kerusakan yang lebih hebat lagi.
- Menyangkal. Langkah lain yang seringkali diambil adalah
menyangkal kenyataan bahwa ia telah disakiti atau punya akar pahit.
Sekeras apapun seseorang menyangkal kenyataan yang ia alami, luka itu
tetap akan menimbulkan rasa sakit dan pada waktunya akan muncul
kepermukaan.
- Menghindar. Langkah yang paling sering dilakukan ketika
seseorang telah disakiti adalah menghindar. Menghindar dari orang-orang
yang telah menyakitinya, menghindar dari lingkungan/orang yang
dianggapnya punya potensi untuk menyakiti dan melukai hatinya. Kemanakah
kita hendak menghindar? Sakit hati tetap bisa kita alami walau kita
telah berusaha semaksimal mungkin untuk menghindar. Kita masih akan
tetap berhubungan orang orang lain. Dan selama itu kita tetap berpotensi
untuk disakiti atau menyakiti.
- Tidak mau mengampuni. Langkah ini adalah langkah yang paling
berbahaya dan menghancurkan terlebih bagi orang tersebut. Kadang kita
menyangka bahwa ketika kita tidak memberikan maaf / pengampunan kepada
orang yang telah menyakiti kita, orang itu pasti akan sangat menderita.
Ini keliru! Memang orang tersebut merasa menderita; tetapi sesungguhnya
penderitaan yang peling hebat justru kitalah yang menaggungnya. Karena
kita harus sibuk sekali untuk menahan segala kebaikan yang sebenarnya
dapat kita berikan. Kita akan dibuat sibuk untuk bersikap tertentu
sehingga ’musuh’ kita merasakan serangan yang kita lancarkan. Belum lagi
kita harus menunjukkan rasa tidak senang kita bila ‘musuh’ kita itu
mendapat perlakuan atau sambutan yang menurut kita tidak pantas. Dll.
Langkah-langkah yang
benar
Langkah yang benar tidak sebanyak yang semu.
Langkah penyembuhan dan pelepasan dari sakit hati dan kepahitan adalah:
- Jujur. Jujurlah bahwa saudara telah sakit hati, dendam,
benci, dsb. Hal ini akan menjadi langkah awal yang baik. Sebab dengan
demikian saudara setidak-tidaknya telah sadar akan penderitaan saudara
dan saudara siap untuk menerima penyembuhan.
- Mengampuni. Inilah langkah yang paling ampuh untuk
penyelesaian atau penyembuhan dari sakit hati-kepahitan. Mengampuni
berarti membebaskan ‘musuh’ kita dari semua tuntutan. Melepaskan mereka
bebas pergi tanpa harus membayar atau bertobat. Mengampuni juga berarti
memberikan semua kebaikan, keramahan, kasih, senyum dsb, yang semuala
kita tahan bagi orrang tersebut. Benar, ini tidak semudah mengucapkan
kata mengampuni itu sendiri. Bagaimana mungkin mengampuni orang yang
telah begitu mengecewakan, menyakiti dan merugikan kita. Bagaimana
mungkin mengampuni mereka setelah apa yang mereka perbuat bagi kita?
Saudara mengampuni bukan masalah perasaan, tetapi masalah keputusan yang
rasional tak peduli seberapapun saudara merasakan kepedihan di hatimu.
Bagaimanakah caranya mengampuni ? Winkie Pratney dalam artikelnya yang
berjudul "Hurt and Bitterness" menganjurkan 5 langkah untuk bebas dari
kepahitan. Langkah-langkah itu adalah:
- Buatlah daftar dari orang-orang dan perbutan-perbuatan mereka yang
telah menyakiti hati saudara.
- Buatlah daftar lain yang berisi perbuatan-perbuatan saudara terhadap
orang yang telah menyakiti hati saudara.
- Perhatikan dengan seksama, bagaimana saudara telah menyakiti hati
Tuhan.
- Berdoalah minta pengampunan dari Tuhan dan manusia (bila mungkin).
- Hancurkan laci bersusun (tempat penyimpanan catatan semua kesalahan
orang). Mengampuni berarti membuka semua catatan itu dihadapan Tuhan dan
menghapus semua catatan didalamnya.
Tips Agar Tidak Mudah Sakit Hati
dan Kepahitan
- Jangan berharap bahwa tidak akan ada orang yang menyakiti saudara.
- Bila ada orang yang manyakiti saudara, janganlah ingin membalasnya.
Pembalasan bukanlah hak saudara. Serahkanlah hak untuk membalas itu
kepada Tuhan (Rom. 12:12-20). Orang yang menyakiti orang lain, tidak
akan luput dari hukuman Tuhan (ay. 19).
- Saat ada orang yang menyakiti saudara, anggaplah dan bahkan yakinlah
bahwa tindakan orang itu adalah sebuah alat yang dapat dipakai Tuhan
untuk mendatangkan kebaikan buat saudara (Rom. 8:28).
- Ketika saudara sakit hati, hendaklah saudara mengerti bahwa situasi
itu merupakan sarana pendidikan yang baik untuk saudara mengenal lebih
jauh lagi akan ketetapan-ketetapan Tuhan.
- Terimalah orang-orang yang menyakiti saudara dengan kasih seperti
Kristus telah menerima saudara (Rom. 15:7). Sebab pada umumnya mereka
sedang membutuhkan kasih dan perhatian.
- Ingatlah selalu betapa banyak kita telah menyakiti Tuhan dan betapa
lebih banyak lagi Tuhan telah mengampuni saudara.
Akhirnya,
pertimbangkanlah keadilan Tuhan. Bagaimana Allah akan menyerahkan kita
kepada situasi atau emosi yang tidak menyenangkan bila kita tidak
mengampuni.
sumber asli: www.terangdunia.com
INDEX
|PERNYATAAN VISI & MISI | STORIES | REVIVAL
| EQUIPMENT
| ISI BUKU TAMU | LIHAT BUKU TAMU
|