|
|
INDIKATOR MAGAZINE NO. 36/VOL. XVI/2002
Sept. - Dec 2002 (Available in Indonesian only) |
Hattanomics: Ah, Biasa...
Soekarno dan M. Hatta sama-sama proklamator kemerdekaan RI, sama-sama
politisi ulung Indonesia tapi beda dalam hal pemikiran ekonomi. Hatta
dalam merumuskan pemikiran ekonominya lebih detail dari Sukarno,
ujar Imam Yudotomo, pimpinan harian CSDS (Center for Social Democratic
Studies), Yogyakarta. |
Lagu Romantis Berjudul Ekonomi Kerakyatan
Alkisah sebuah negara yang berpenduduk 206 juta jiwa, saat ini sedang
mengalami sakit yang sangatlah parah tapi masih besar harapan untuk
bisa disembuhkan. Akibat virus krisis moneter yang melanda, pada tahun
1998 perekonomian negara ini semakin sakit. Krisis ini melumpuhkan
nyaris seluruh sendi-sendi kehidupan bangsa. Para dokter
ekonomi kewalahan mengobatinya, terbukti sampai saat ini kondisi perekonomian
di Indonesia tetap sama keadaannya. Mubyarto dalam makalahnya yang
berjudul Reformasi Ekonomi Indonesia mengatakan bahwa
kini, Indonesia mengalami krisis ekonomi dahsyat yang
merupakan
perwujudan dari ledakan bom waktu. Ledakan itu terjadi
karena telah memuncaknya berbagai kepincangan ekonomi dan sosial dalam
masyarakat. Akibat ledakan itu Indonesia sekarang mengalami sakit
yang berkepanjangan. |
Namanya Juga Koperasi
Kaum produsen sebagian yang terbesar terdiri dari bangsa kita.
Kaum konsumen demikian pula. Akan tetapi kaum distributor terdiri
daripada bangsa asing. Dan inilah suatu pokok yang penting yang
menjadi sebab kelemahan ekonomi rakyat kita....
Kaum saudagar asing dengan segala bujangnya yang terdiri daripada
bangsa kita sudah melakukan Einschaltung ke dalam ekonomi
kita. Sekarang usaha kita hendaklah mengerjakan Ausschaltung
merebut jalan perdagangan itu dari tangan bangsa asing....
|
|
|
|
|