PENGERTIAN RABITHAH
tentang keliru dan salahnya ahli tasawuf dan tarekat adalah masalah
Rabithah. Rabithah pada dasarnya berarti menghubungkan rohaniah
seseorang kepada rohaniah seseorang lainnya yang berjasa atau
dicintainya. Dengan kata lain adanya hubungan batin seseorang
terhadap
seorang lainnya adalah masalah biasa dan inilah yang dikatakan
rabithah. kepadanya Masalah lain yang sering
dipertanyakan dan sering menjadi tuduhan orang
Umpamanya rabithah antara makmum dengan imam dalam shalat, rabithah
antara anak dengan kedua orang tuanya, rabithah antar istri dengan
suaminya, rabithah antara murid dengan gurunya, rabithah antara
murid
dengan guru mursyidnya, dst. ada yang
dibolehkan oleh syara. Rabithah yang dilarang oleh syara
seperti
Rabithah itu ada du amacam, ada yang dilarang oleh syara
rabithah yang dilakukan oleh orang-orang musyrik dan orang-oranag
kafir
seperti penyembahan berhala yang dilakukan oleh orang musyrik
terhadap
berhala, yaghuts,dll.
Orang kafir beranggapan bahwa berhala-berhala itu dapat memberikan
pertolongan dan dapat melindungi mereka dari kemudlaratan. Mereka
menyembah berhala untuk mendekatkan diri mereka kepada Allah. Jadi
bukan
Allah yang mereka sembah melainkan berhala, sebagaimana firman
Allah :
Dan orang-orang yang mengambil pelindung selain Allah berkata
kami
menyembah mereka (berhala) adalah agar mereka membawa kami lebih
dekat
kepada Allah. (Q.S Az Zumar:3)
Dari ayat ini jelas mereka tidak lagi menyembah Allah tetapi sudah
menyembah berhala dan dengan berhala itu mereka mengharapkan akan
menjadi lebih dekat kepada Allah. Ini jelas merupakan kekeliruan,
kesalahan dalam rabithah.
Adapun rabithah yang diperbolehkan seperti :
a. Rabithah seorang makmum terhadap imamnya dalam shalat
Seorang makmum wajib berniat menjadi makmum dan konsekwensinya dia
harus
mengikuti imam sepenuhnya. Manakala makmum menyalahi perbuatan
imam,
umpamanya imam sujud dia ruku dst maka shalat si makmum tadi
mejadi
batal.
b. Rabithah seorang anak terhadap kedua orang tuanya
Di dalam Q.S Al Irsa ayat 23 Allah menyuruh kita berbuat baik
kepada
orang tua, dan melarang menyakiti hati keduanya. Tetapi kita
diperintahkan menyenangkan hati keduanya.
c. Rabithah antara isteri kepada suaminya
Di dalam Q.S An Nisa ayat 21 Allah berfirman :
Dan mereka (isteri-isterimu) dengan akad nikah telah mengambil
dari
kamu janji yang kokoh kuat.
Dengan akad nikah maka terjadilah rabithah antara suami isteri
yangmenimbulkan hak dan kewajiban masing-masing. Dengan akad nikah
akan
terjadilah rasa kasih dan sayang antara keduanya yang disalurkan
melalui
berkahnya nikah seperti yang ditegaskan dalam Q.S Ar Rum ayat 21.
d. Rabithah antara murid dengan guru
Tidak ada di dunia ini seseorang memperoleh ilmu tanpa melalui
guru,
langsung atau tidak langsung. Seorang murid dengan sungguh-sungguh
menunut ilmu dari gurunya, dan seorang guru dengan tulus ikhlas
memberikan pendidikan dan pengajaran kepada muridnya, hingga dengan
demikian terjadilah hubungan yang harmonis antara keduanya. Murid
yang
mendapatkan ilmu pengetahuan dari gurunya dengan cara demikian akan
memperoleh ilmu yang berkah dan bermanfaat.
e. Rabithah antara murid dengan guru mursyid
Sama halnya rabithah antar murid dengan guru. Kalau pada rabithah
antar
murid dengan guru adalah transfer of knoledge, mentransfer
pengetahuan,
maka rabithah antar murid dengan guru mursyid adalah transfer of
spiritual mentransfer masalah-masalah kerohanian. Disinilah letak
perbedaannya. Kalau transfer of knoledge tidak bisa tanpa guru
apalagi
transfer of spiritual yang jauh lebih halus dan tinggi permasalahannya.
Dasar-dasar utamanya adalah wahyu dari Allah SWT. Karena itu tidak
sulit
untuk menjadi guru yang berdasarkan science lahir dan tidak semua
orang
bisa menjadi guru mursyid yang dasar olahannya adalah wahu yang
berkenaan dengan masalah batin rohani. Seorang mursyid adalah
seorang
yang rohaniya sudah bertingkat wali seperti yang dijelaskan
terdahulu
pada Q.S Al Kahfi ayat 17. Jadi jelas rabithah antara murid dengan
guru
mursyid agar guru mursyid dapat membimbing berdzikir dan beribadah
bersama-sama dengan rohaniah guru mursyid.
Wassalamu'laikum Wr.Wb