|
Your
SOUND system should be 'ON' |
| |
TALENTA
|
| |
-
- YAOHUSHUA dalam mengajar kita mengenai Ha-Malkhut, selalu memakai kiasan. Ha-Malkut tidak dapat diterangkan dengan cara berpikir manusia lama. Dengan kiasan maka cerita akan berproses didalam pikiran kita, dan ... cara berpikir kita berubah menjadi cara baru! Demikian juga yang terjadi dalam penyampaian ManYAOHU 25:14-30 ini.
Istilah talenta dapat diasosiasikan dengan bakat, karunia rohani
tetapi juga uang. Istilah manajemen modern dikenal "sumber-daya" (resources). Sumber-daya yang ada pada kita
dinilai besar oleh YAOHUSHUA. Dia sedang bicara sesuatu yang
besar bukan yang remeh-remeh.
Dengan kalimat yang gamblang pesannya dapat dinyatakan: didalam Ha-Malkut YAOHUSHUA berlaku hukum, setiap warga harus mengelola talentanya.
Orientasi kiasan pengelolaan talenta ini tidak hanya pada hasilnya tetapi juga prosesnya.
Pengurus Rumah yang mengelola talentanya dihargai tidak hanya karena hasilnya
yang besar tetapi karena dia mau mengelolanya. Ini terbukti dengan
Pengurus Rumah yang malas, tidak didiamkan tetapi dihukum. Kemalasan dipandang seperti kejahatan.
Sesuai dengan Amsal 19. Orang yang malas,
tidak hanya tidak produktif tetapi merugikan.
Imbalan pengelolaan talenta itu ada dua yaitu apresiasi dan hukuman.
Orang rajin masuk Kerajaan Surga, orang malas dibuang ke Kegelapan.
YAOHUSHUA memotivasi kita untuk mengejar Kerajaan Surga. Kapan
diperolehnya? Ketika mengelola dan ketika selesai mengelola.
Besarnya talenta, tidak menjadikan orang lebih penting. Bahkan
yang lebih mampu, diberi tanggungjawab lebih besar.
Didalam Kisah Para Rasul, kasus Dorkas alias Tabita, yang mati
dan dihidupkan oleh Rasul Petrus dapat memberi kita pelajaran.
Dorkas hanya mampu memberi baju-baju bikinannya sendiri kepada
janda-janda. Apalah artinya talentanya bila dibanding dengan talenta
Rasul Petrus. Tetapi janda-janda itu sangat menghargai Dorkas,
sampai-sampai Rasul Petrus diminta mereka untuk menghidupkan Dorkas.
Ternyata dikabulkan YAOHU UL, Dorkas hidup kembali.
Kalau talenta dikaitkan dengan motivasi, maka daya dorong motivasi
dalam pengelolaan talenta seringkali menghasilkan karya yang besar.
Kisah dari Geoge Frederick Hendell, membuktikan. Pada umur tujuh
tahun dia sudah mampu menciptakan musik. Tetapi ayahnya, seorang
sergeant, menyekolahkan dia ke law school. Merasa
tidak tertarik dibidang hukum, ketika ayahnya sudah meninggal,
dia berhenti sekolah dan mendalami musik. Dia sukses, dan satu
lagunya yang terkenal adalah "Messiah", 1740. Demikian bagusnya
lagu Halleluya ini, sehingga King George, yang menyaksikan penampilannya
sampai berdiri karena sangat tersentuh hatinya. Dalam setiap penampilannya,
para pengunjung pria diharap tidak membawa pedang dan para wanitanya
tidak memakai gaun terbuka disamping, karena tempatnya selalu
penuh sesak. Pelayanannya begitu sepenuh hati. Terakhir masa hidupnya,
semua hasil pertunjukkannya disumbangkan untuk charity
. Dia meninggal pada hari Jumat Agung, diatas pianonya.
Pengurus yang rajin diundang hadir di pesta dan Pengurus yang
malas dikeluarkan ke kegelapan. Apakah berarti ruang pestanya adalah
Kerajaan Surga dan Kegelapan adalah Neraka? Bukan!
Pengurus,
rajin dan malas, dua-duanya adalah orang percaya. Karena ini kiasan,
maka tidak dapat dipakai untuk membangun teologi dan mengatakan
orang malas masuk neraka. Biasanya Neraka dikatakan didalam Kitab
Suci dengan istilah Gey Hinnom atau Jurang Api Kekal, bukan sekedar
kegelapan.
Teolog lebih suka mengatakan suasana kegelapan itu adalah kemalasan itu
sendiri. Sedang suasana pesta itu adalah kerajinan itu sendiri.
Ha-Malkut sebaiknya tidak dimengerti kepada sesuatu yang muluk,
misalnya Kerajaan yang muncul kelak setelah akhir jaman. Ha-Malkut sudah ada dalam kehidupan kita sekarang.
Dulu ketika YAOHUSHUA datang kedunia, yang dilakukan adalah menawarkan Kerajaan Surga. Bertobatlah. Kerajaan Surga ditawarkan kepada
setiap orang. Sekarang, YAOHUSHUA sudah naik ke Surga, menitipkan talenta pada kita, dan penyertaan
Dia melalui RUKHA YAOHUSHUA didalam hati kita. Kita yang menerima
tawaran itu, sebenarnya telah memiliki Kerajaan Surga, tinggal kita nikmati rasanya.
Kita sekarang sadar berlakunya hukum Kerajaan Surga. Rajin mengelola
talenta berarti menikmati suasana pesta Kerajaan Surga tetapi
kemalasan membawa kita dalam suasana Kegelapan. Disini cara pikir kita yang harus kita rubah.
Dulu kita pikir talenta kita adalah hak kita, talenta yang tidak
kita kelola, bukanlah kejahatan. Sekarang, cara pandang baru kita
lebih progresif, talenta adalah titipan, dan kemalasan mengelola
talenta adalah kejahatan.
Demikianlah kalau YAOHUSHUA mengajar kita tentang Kerajaan Surga. Metodenya memakai kiasan. Sasarannya adalah cara berpikir kita. Yang dihidupkan adalah motivasi dalam diri kita.
Amnao!
|
|
|
 |
Disarikan dari khotbah Tt. Sendjaya, di MRII, 10 Des. 2000
Rujukan : Kitab ManaimYAOHU 25: 14-30 dan Luk 12:42-44
|
|
|
|
|
|
|
|
|