Site hosted by Angelfire.com: Build your free website today!

Masukkan Topik Baru  Jawab Mesej Ini
  Melayu.com: Sembang2
  Sembang-Karya
  Sebuah NOSTALGIA...??

profail | daftar | opsyen | sol | carian
Nama Mesej
sue_marie dimasukkan pada: 16-09-99 15:51 MST   Klik
 di sini untuk profail sue_marie   Klik di sini untuk menghantar email kepada sue_marie   Edit Mesej Anda
Salam sayangg ...

Nostalgia ini hanya sekadar rekaan semata, tidak ada kena mengena pada sesiapa..jika anda ada luahan rasa atau sekadar cerita ..kita coretkan di sini..

--> Jujur memihak kepada 'kata' sehinggalah keduanya saling jatuh cinta. Sekali pun ia amat mencintainya namun mereka tidak mungkin dapat di persatukan!
Pada masa yang sama ia tersepit di antara kasih kekasih dengan keluarga & agama....lantas dalam keadaan yang terpaksa, dia harus membuat pilihan yang tepat...
"Andai kita terpisah.... aku tidak akan melupakan mu...."
Betapa pun aku sebenarnya amat menderita dan terseksa dengan keadaan ini... aku jadi tidak menentu!..aku benar-benar sayangkan kau dan tidak sanggup berpisah dengan mu....????
Tetapi apakan daya... sesuatu yang tidak mungkin dalam keluargaku. Mama menangis sebaik saja mengetahui aku jatuh cinta dengan pemuda yang tidak seagama dengan ku. Mama mengharapkan seorang pemuda seagama dengan ku....
"Walaupun cinta itu kudus dan memang mengasyikkan tapi yang jadi penentu adalah rasa cinta kepada agama. Cinta kepada lelaki tidak akan menjamin kehidupan kekalnya!" Begitu kata mama.
Hatiku bagai disayat sembilu ....lalu mengalirlah airmata melewati pipi ini. Sesungguhnya tidak ada kata yang dapat ku lafazkan betapa aku amat merinduimu....!


polong dimasukkan pada: 16-09-99 16:03 MST     Klik di sini untuk profail polong  Klik di sini untuk menghantar email kepada polong     Edit Mesej Anda
hmmmmmmm.....
sekadar singgah...

apapun...

biasan gemilang pelangi senja,
taman terlarang kasih terhampar,
insan nan malang hatinya terseksa,
rakan taulan tempat bersandar,

hmmmmmm....

kesihan sungguh hamba mendengar,
kisah kasih menemu halangan,
kiasan lama hamba perdengar,
lautan api sanggup direnangi, sang naga pula sanggup dicabar,

hmmmmm.....

geliga hikmat didalam piala,
piala disimpan dicelah dupa,
cinta gelodak dialam nyata,
setia diancam berputih mata?

hmmmmmm......

kisah sang kumtum dengan kumbangnya,
dipagari duri kumbang merana,
kuntuman pula merintih duka,
pagar berduri menghalang cinta,

hmmmmmm......

namun kumbang bijak bistari,
kuntum pula cekalnya hati,
segala halangan tiada peduli,
luka ditangan hanya sekali,

hmmmmmm.......

luka ditangan hanya sekali,
luka dihati siapa peduli,
kasihnya insan hingga kemati,
sanggup berjuang membela janji,

janjinya insan sehidup semati,
kumbang dan kuntum jiwa sehati,
biarpun badai menghempas diri,
biarpun petir menyambar hati,


hmmmmmmmmm....

[Mesej ini telah diubah suai oleh polong (pada 16-09-99).]

Pelangi Senja dimasukkan pada: 16-09-99 16:16 MST     Klik di sini untuk profail Pelangi Senja  Klik di sini untuk menghantar email kepada Pelangi Senja     Edit Mesej Anda
Hati yang parah...
terlalu sukar untuk disembuhkan ..

kunang kunang diteluk Serabut
sendu terkelar melapah luka
kenang dikenang mulut menyebut
rindu terburai memamah derita

nostalgia yang manis tapi ....

6tolak6 dimasukkan pada: 16-09-99 21:48 MST     Klik di sini untuk profail 6tolak6    Edit Mesej Anda
sue marie
boleh tumpang kejap...?

Waktu subuh kan diganti pagi, waktu pagi jadi tengah hari, lepas tu senja, dan malam... malam tiba, orang pun kan tidur, tapi ada orang yang tidur subuh, pagi, tengah hari, senja.

Ia wujud di antara penghuni daerah rumah ku. Kadang-kadang, ketika aku buntu dik tarian masyarakat dan kehidupan, kadang - kadang, ketika rumah panas dik terik matahari, aku menghampiri kenyamanannya. Cuba mencari titik persamaan dengannya, menerima ia, mungkin meminta ia menerima ku.
Walaupun ia hidupan tak bernyawa, aku senang dengan, berbicara dengan bahasa-bahasa diam, menung - menakkul, tanpa suara, hanya pengertian dan penerimaan - bahasa kemanusiaan.

Ia pernah rebah dan patah, dirempuh ribut hujan, ketika baru belajar berbudi, namun ia masih punyai rezeki, masih punyai erti... untuk hidup di dunia ini.

Mati badan berganti tangan. Bangun menunjuk langit, Bangun dengan semangat baru. Masih punyai rezekinya di bumi ini. Tahun berikutnya, ia mampu memberi budi enak, walau sedikit cuma.
Hakikatnya, hari-hari ia memberi budi, pada keluargaku, jiranku, dan ternakkanku serta ternakkan jiranku. Melalui budi nafas siangnya.

Itu kisah lama...

Pada tahun ini...

Bulan 7 yang lalu, Ia hijau merimbun. Lagaknya seolah - olah ingin memberi budi istimewa pada kami, kuntuman-kuntuman bunganya, subur menjadi putik-putik... bergantungan dan kami pun berangan-angan.

Bulan 8 mendatang, sendu menyapa, memamah angan-angan kami.... Helai-helai dedaunnya, yang dulunya kehijauan serta memberikan budi nafas siang pada kami, mula kekuningan. Putik angan-angan kami, mula gugur satu.... satu..... satu...... satu....... satu

Bulan 9 ini, dalam keadaan dedaunnya yang boleh dikira dengan jari. di kesempatan berbudi yang terakhir... pada pagi 13 / 9 / 1999, ia menghulurkan budinya yang terakhir. Ia mempersembahkan budi perpisahan.......... ..............

Pagi 14 / 9 / 1999, aku ayah dan mak, merasa budinya yang terakhir. Enaknya, pekat rasanya, ibarat ia menghimpun segenap tenaga, dari sisa-sisa hayat yang ada, untuk kami............ hadiah teristimewa untuk kami di penghujung hidupnya di dunia ini........................ Terakhir

Hmmmmmmmmmmmm..... Ribuan Terima Kasih .........

Terima kasih.... memang selayaknya, tidak-tidak... memang sepatutnya, insan mengucap syukur pada tuhannya, walau cuma sebatang pokok durian, telah diatur rezekinya, rezeki kami. Bila telah habis rezeki yang dijanjikan, tamatlah hidup, walau harta masih mengunung. Itu rezeki orang lain.

Hmmmmmmmmmm... mengapa pokok durianku mati tiba-tiba... ia pernah tumbang dan patah batangnya, tetapi ia hidup kembali melalui dahannya... mengapa tiba-tiba daunnya kering, layu dan mati.

Waktu subuh kan diganti pagi, waktu pagi jadi tengah hari, lepas tu senja, dan malam... malam tiba, orang pun kan tidur, tapi ada orang yang tidur subuh, pagi, tengah hari, senja.

gadis_dusun dimasukkan pada: 18-09-99 11:14 MST     Klik di sini untuk profail gadis_dusun  Klik di sini untuk menghantar email kepada gadis_dusun     Edit Mesej Anda
gadis tumpang bercerita....

Dalam sepi menyala-nyala, aku melayari dusun merimba hijau di antara gunung-ganang yang melindung dari bebayang mentari timur ke barat. Mengintai tatap pada arus sungai yang berjela....jendela mula terkuak....
Ketika mula bersua..ramah bercanda ... seketika kau lontarkan kata nista, aku datang paksa menghimpun kata mencari cahaya malam gelita..dan kau sambut jua.
Suatu ketika hujan lebat...kau tangis di riba, menyesali mengenal gadis...suatu pagi ceria, kau berhiba-hiba membawa remuk kecewa...aku tergolek di jurang kepura-puraan..!

( sekadar suatu nostalgia..)

rainbow dimasukkan pada: 18-09-99 12:11 MST     Klik di sini untuk profail rainbow  Klik di sini untuk menghantar email kepada rainbow     Edit Mesej Anda
dan kini sepi sering menyapa antara detik dan waktu terluang, membias rasa rindu yang semakin mendalam,dan aku terseliuh diantara PERSIMPANGAN DELIMA dan hanyut ke lembah kerinduan yang tiada berhujung.

apa kah ini yang dikatakan bibit bibit cinta?
apa kah ini bermula nya sebuah kerinduan untuk sebuah kenangan yang pernah aku ukir?
apa kah aku akan tetap begini.. menunggu sesuatu buah yang tidak tentu akan gugur nya sedangkan buah itu bila masak..untuk orang lain..!!

suatu kepahitan yang pernah aku rasakan yang pernah memaut sebuah kerinduan yang terlalu sendu di maya ini, seolah olah semua yang berlaku ada SALAH KU, semua yang berlaku ada lah KESILPAN KU ...

tapi aku masih mampu berserah,segala apa yang berlaku ada lah SUATU KETENTUAN dari ilahi, sesuatu yang telah TERSURAT DAN DISURATKAN dan aku tetap AKUR DAN PASRAH bahawa jalan ku masih belum kabur meski pun pandangan ku berbalam seketika untuk waktu waktu yang terdekat tapi aku bersyukur kerana masih ada dan akan terus mengimbau, namun luka yang terluka pasti nya akan sembuh tetapi parut nya tetap terpahat dan akan ku jadikan sebuah imbasan dalam senyum ku meredah hari hari yang berikut nya dan camar pasti menemui jalan nya yang pernah ilang ... camar akan terus terbang dan terbang lagi selagi nadi bergerak dan hudung menyedut udara dan pasti nya senyum ku masih ada ....

(cuma sebuah catatan TETAPI tiada hubungan dengan sesiapa ..... senyum )

sue_marie dimasukkan pada: 19-09-99 13:26 MST     Klik di sini untuk profail sue_marie  Klik di sini untuk menghantar email kepada sue_marie     Edit Mesej Anda
Terima kasih atas coretan teman-teman semua..

semalam......
Aku masih berkesempatan kemari...segalanya masih suci... tarian si camar putih masih riang menyanyikan suara hati berdendang lagu... membentangkan lautan membiru tempat ombak-ombak berkejaran... mengungkai pengertian hembusan bayu-bayu laut yang dititip suara-suara hati para pengunjung pantai....
dan aku masih kagum dengan kesetiaan pantai terhadap ombak....
meskipun setiap kali ombak datang mengucup bibir pantai sambil berbisik janji pada pantai akan kedatangannya lagi...
tapi ombak curiga bila melihat pantai membiarkan kucupan bertalu-talu datang dari sebaris ombak-ombak lain yang ganas dan buas, namun apa daya sang pantai...
landainya itu menjadikan ia sering rebah dan sujud pada realiti.... tidak mampu melepaskan diri dari tarian alam...lalu terpaksa akur pada tamparan yang mendatang...!

sekadar buat renungan bersama... :

sue_marie dimasukkan pada: 20-09-99 19:02 MST     Klik di sini untuk profail sue_marie  Klik di sini untuk menghantar email kepada sue_marie     Edit Mesej Anda
semalam....

Aku bertandang lagi ke tempat ini..... ingin mencari dan melihat si camar putih yang sering riang menyanyi sambil menari...
sebaris pantai telah ku susuri namun si camar masih belum ku temui.... yang ada hanyalah sisa-sisa kelmarin... tiada lagi nyanyian riang ....tiada lagi gemersikan sayu....
aku dalam kehampaan...bermain dalam kekecewaan...
tatkala langkah ku terhenti ... sempat juga menyaksikan ombak semalam kembali menagih janji pantai walau curiganya masih lagi menebal di hati kerana melihat pantai merelakan setiap kucupan dari sekian ombak-ombak yang membelainya....
untuk kesekian waktunya, aku menoleh pada setianya laut semoga hari-hari mendatang aku terus menjadi saksi dan masih lagi mampu menatap betapa indahnya jilatan sayang lidah sang ombak dan betapa lembutnya belaian kasih sang bayu pantai seiring dengan lambaian manja dedaun nyiur......

hmmm..esok cerita apa ya..?

Helang_Merah dimasukkan pada: 22-09-99 01:41 MST     Klik di sini untuk profail Helang_Merah  Klik di sini untuk menghantar email kepada Helang_Merah     Edit Mesej Anda
Esok ?
mungkin outstation kot
pagi pagi nya tentu breakfast dulu
nasi lemak camno Sue ?
sue_marie dimasukkan pada: 22-09-99 08:58 MST     Klik di sini untuk profail sue_marie  Klik di sini untuk menghantar email kepada sue_marie     Edit Mesej Anda
Hari ini....

Aku hadir di persada ini membawa seribu satu macam pertanyaan yang sedang bermain di benak. Mengungkai satu falasafah hidup bahawa gagal sekali dalam kehidupan bukan bermakna suatu penamat untuk melangkah hari esok.....

Aku sedar walaupun perjalanan baru sekerat jalan, namun aku sudah pernah jatuh dan rebah ...... banyak ranjau dan duri menghiris serta menusuk ..... syukurlah, badanku masih mampu bertahan : masih mampu berdiri untuk meneruskan perjalanan.
Ku toleh kebelakang melihat kesamaran liku-liku perjalanan masa lampau tapi sedikit pun tidak menyesal. Perjalanan masa lalu banyak mengajar aku menjadi lebih matang....!!

Aku tahu mama terlalu menyayangi aku.... setiap gerak-geri dan langkah diawasi dan dikawal.... meskipun aku tidak selesa dan merasa tersekat dengan keadaan ini namun aku tidak mahu mengeluh di depan mama......
biar mama tahu yang aku menyanggung tinggi erti pengorbanan suci seorang ibu.... biar mama yakin apa yang dilakukan itu adalah yang terbaik untuk masa depan orang tersayang!
meskipun sering dilanda kesunyian; sering disapa pertanyaa..... aku tidak mahu melukai hati mama..... aku tidak sanggup menggadai keluarga semata-mata kerana terlalu mengikut perasaan....tapi dapatkah aku menerima semua hakikat kenyataan ini...????

(sekadar suatu coretan....)

*****************

ishkk..Helang pun pandai outstation kee...?
cari makan ya...? nasi lemak..?oklah!!

sue_marie dimasukkan pada: 24-09-99 13:46 MST     Klik di sini untuk profail sue_marie  Klik di sini untuk menghantar email kepada sue_marie     Edit Mesej Anda
salam sayangg semua..
hmmm teringin juga nak tulis sebuah nostalgia berupa cerpen..tapi bahasa nya mungkin berbaur loghat sabah skit..apa2 pun ..hentam je lah..


Nostalgia sebuah HARAPAN...
(sekadar rekaan semata-mata..tidak ada kena mengena kepada sesiapa pun..baik yang hidup mau pun yang dah pergi..)

--> "Ina nak sambung belajar ke luar negeri..mi..!" ina memberitahu hasrat hatinya itu pada ibu setelah sekian lama dipendam di jiwa..
"Aaargghh! ke luar negeri?..eehh...tak boleh! ingatkan senang nak ke sana ?.." Ibunya mengherdik sambil nada suaranya menerkam ke wajah anaknya Marlina.
Marlina lah satu-satunya anak perempuan yang ada.... Marlina hanya ada dua orang adik-beradik sahaja. Seorang abang yang masih bujang dan suka menghabiskan masa lapangnya dengan sukan bolasepak!
"Alaaaa ..ina tau...bukan itu sebab umi tak bagi ina pergi...."
Belum pun habis ina bersuara, ibunya cepat2 memotong...
" Aaahhh... kalau dah tau tak boleh pegi...napa nak tanya lagi?""Alaaa mi..bolehlah! ina pegi bukannya jauh sangat..ina janji, nanti ina akan selalu hubungi umi.."
ina menguatkan lagi keyakinan ibunya....
"tidak..tidakkk... ina tak boleh pegi... kalau ina takde sini..siapa lagi nak temankan umi...anak umi bukannya ramai... hanya kamu berdua je..."tegas ibunya. Ina diam seketika... Hatinya begitu hancur memikirkan kata2 ibunya itu. Kelulusan Menengah yang diperolehinya itu walaupun cemerlang tetapi tidak memberi apa2 makna baginya.
" Mi..ina nak belajar kat UK lahh.. Ina dah pun mendapat..." sudah! umi tak nak dengar lagi... " bentak ibunya menyekat percakapan ina.
" Walau tinggi mana pun awak belajar : banyak mana pun ilmu yang awak dapat ... tak kemana.. suatu hari nanti akan jadi isteri orang juga, bini orang tauuu takkk! dan masa itu, suamilah yang bertanggungjawab terhadap diri awak tuu... fahaammmm!" ishkkk.. orang tua nih... kesitu pula ia.." Begitulah suara hati ina bila mendengar kata ibu yang sudah mulai melalut. Bukan sekali ini...dah berulang kali.. malah dia dah lali dengan sikap ibunya yang sedemikian rupa ....

bersambung ...

Alpine II dimasukkan pada: 24-09-99 17:20 MST     Klik di sini untuk profail Alpine II    Edit Mesej Anda
good luck sue!

Pine harap, sue tabah menulis cerpen.

Alpine: Asahlah bakat kita sendiri, sebab tak ada orang lain boleh mengubah diri kita... melainkan diri kita sendiri.

polong dimasukkan pada: 24-09-99 18:24 MST     Klik di sini untuk profail polong  Klik di sini untuk menghantar email kepada polong     Edit Mesej Anda
temannnnnn.....

sekadar mengucapkan tahniah......
teruskan usaha...polong akan selalu kesini...

dengan pantun ia bermula,
bersama puisi karya dibina,
cerpen kini menyusul pula,
lepas ini apa plak ye?...

sekali lagi tahniah....polong tak pandai bercerita....

sue_marie dimasukkan pada: 25-09-99 12:03 MST     Klik di sini untuk profail sue_marie  Klik di sini untuk menghantar email kepada sue_marie     Edit Mesej Anda
Alpine : Thanks pine... weii sudi juga ko membaca ya.. ape2 pun harap bagi komen ya..sbb..ini tulisan pertama sue..sekadar baru mencuba..sue akui memang akan banyak kesilapan yang terdapat..tapi asalkan jalan ceritanya bole difahami .. sue dah cukup bersyukur..
sue akan cuba tabahkan hati semasa menulis sbb..tu le kelemahan bila masa nak mulakan penulisan..
thanks pine...

*******************************

polong : temannnnn...heheh makasih atas sokongan tuu..
kalau ade ape2 silap ..jangan lupa komen ya..
hmmm.. mula2 lukisan...pantun..sajak/puisi..dan selepas nie plak..??heheh, nak tahuuuuuuuu.....tungguuuuuuuuuu!!!

***************************

Sambungan -->

Ina bingkas dari tempat duduknya menuju ke bilik. Nampak betul hatinya yang sedang merajuk.
" hah! ina nak ke mana lagi tuu?..kita belum pun habis cakap ni, dah nak pegi.." "sudahlah mi... jangan susah, ina tak ke mana... ina tetap di sini... temankan umi sepanjang masa.."
Kata2 ina mungkin dapat menyedapkan hati ibunya : Begitulah harapan ina, walaupun keinginannya itu terpaksa di kubur buat ke sekian waktu lagi!...

Selang beberapa bulan selepas dari kejadian itu, ina kini telah pun mengikuti kursus kesetiausahaan di sebuah kolej berhampiran dengan tempat tinggalnya.
"Sebenarnya, ina dah tak berminat lagi nak belajar, ed.." terang ina pada Eddie ketika mereka bertemu di suatu petang di rumah ina.
"Janganlah begitu sayanggg!...jangan cepat berputus asa... mungkin ibu ina punya sebab tertentu dia tak bagi ina pergi..ina harus faham...ina lah satu2 nya anak perempuan dalam famili... abah ina pun bukannya selalu ada di rumah. Orang bisnesslah katakan! selalu macam tu... kena usaha lebih.. pelanggan di sana sini... urusan pun kena sendiri yang bereskan...tak bole nak harap orang lain... nanti boleh lingkup tauu!...bisik Eddie cuba memujuk hati ina.

Eddie adalah kenalan pertama ina sejak 2 tahun yang lalu. Dialah tempat ina mengadu dan meluahkan segala masalah yang dihadapi. Perkenalan mereka memang tak disengajakan. Masing2 mewakili sekolah dalam satu pertandingan kuiz antara sekolah2 menengah .
Walaupun mereka bukannya datang dari satu sekolah yang sama kerana ina bersekolah di sekolah menengah perempuan manakala Eddie pula di sekolah menengah lelaki, namun persahabatan mereka tetap terjalin erat. Sama2 saling bertukar2 pendapat dan topik perbincangan mereka biasanya berligar kepada masalah pembelajaran.
"Alaaaa..umi tu selalu pandang rendah pada pelajaran ina, ed! camana tinggi pun pelajaran ina, jadi bini orang juga!"ina mulai mengajuk cakap ibunya.
"Betul tuu... tapi ina kenalah usaha juga, jangan mudah mengaku kalah. tunjukkan pada umi akan kebolehan ina..kehidupan di dunia masa kini amat jauh berbeza daripada masa dulu. Ina juga maukan kejayaan.. jangan kerana cakap ibu, boleh melunturkan semangat mu, sayangg!" "sudahlah ed!... cukuplah tuu, ina tauu.. ina juga yang salah... HENDAK SERIBU DAYA; TAK HENDAK SERIBU DALEH..kan ed!" ina mengharapkan sokongan Eddie.

bersambung.....

Alpine II dimasukkan pada: 26-09-99 11:32 MST     Klik di sini untuk profail Alpine II    Edit Mesej Anda
Its okay sue, ....lagipun bukan ke Pine dah janji dulu akan berikan sokongan dan galakan pada sue, jika sue mencuba? Teruskan perjuangan sue! Nampaknya, sue dah jumpa jalan cerita yang menarik. Pine akan jenguk sekali sekala. Kalau ada apa-apa masalah, tanyalah pada Pine.... And I'll try to help you.

Alpine: "Setiap insan memiliki kelebihan tersendiri. Atasi kelemahan dengan meminta pertolongan... dan aku tak pernah sekali-kali merasa tinggi, kerana tingginya aku adalah kudrat ilahi..." -QUOTE BY: Myself.

sue_marie dimasukkan pada: 26-09-99 12:35 MST     Klik di sini untuk profail sue_marie  Klik di sini untuk menghantar email kepada sue_marie     Edit Mesej Anda
ALPINE : Terima kasih banyak... sekadar ucapan terima kasih saje yang dapat sue ucapkan ...
segala komen Pine dan rerakan yang lain sangat2 sue perlukan..
sue mmg akui bahasa dan vocab banyak kekurangan..tapi asalkan jalan cerita dapat difahami ok lah..
orang kata.. TAK MENCUBA TAK MERASA...

Pokok gerharu diluar rimba,
Ambil galah buat penyandar,
Sue ini baru je mencuba,
Silap dan salah, sila beri tunjukajar!

HuH! Pine ..suka QUOTE u..!

--> cerita selanjutnya akan sambung jap lagi..


kupera dimasukkan pada: 26-09-99 15:26 MST     Klik di sini untuk profail kupera  Klik di sini untuk menghantar email kepada kupera     Edit Mesej Anda
teman teman ...
"Hidup tidak ubah saperti seorang musafir yang berjalan menuju ke suatu arah tetapi dia sendiri tidak mengetahui kemana arah yang hendak di tujui nya ... dan berjalan lah musafir menuju kesuatu destinasi dan dalam perjalanan di liku liku kehidupan senyum,tawa dan duka pasti di lalui nya dengan rasa tabah dan cekal .. sesekali ia tergelincir dan terseliuh.. dia masih bole berdiri untuk meneruskan langkah langkah nya walau pun langkah langkah itu kian longlai dan lesu ..

satu ketika dia akan tiba ke hujung nya dan berhenti sebentar mengesat peluh dan keringat sambil mengubati luka luka akibat tergelincir dalam jurang jurang yang dalam ... tapi langkah wajar diteruskan .....

sue_marie dimasukkan pada: 26-09-99 18:06 MST     Klik di sini untuk profail sue_marie  Klik di sini untuk menghantar email kepada sue_marie     Edit Mesej Anda
kupera : terima kasih atas coretan anda...teruskan lagi ya...

*************************************

sambungan --->

Eddie tersenyum sambil memegang erat tangan ina. Matanya jauh merenung ke dalam mata ina dan ina tak tahan dengan renungan mata itu lalu menundukkan kepalanya sambil tangannya perlahan2 dilepaskan dari genggaman Eddie.
" Tak lama lagi ina akan jadi sekretari ed. sayangg!... bila Eddie dah tamat pengajian nanti ed. akan balik dan kita akan buka satu syarikat milik bersama.... ok sayang!" ina mengangguk2kan kepalanya, mengakui akan kebenaran kata2 Eddie... walaupun sebenarnya dia sedang membayangkan sesuatu di hadapan yang belum pasti lagi..

Sudah setahun ina belajar di kolej dan Eddie sudah pun kembali ke AS untuk menamatkan pengajiannya yang kini hanya tinggal setahun saja lagi.
"Cuti krismas tahun nie, Eddie tak dapat balik Sabah, sayang. Banyak perkara yang nak dibereskan... lagipun pertengahan tahun depan, bila semuanya sudah selesai... ed. akan balik ke sana juga."
Itulah pesanan terakhir dari Eddie semasa ia menelefon ina seminggu sebelum perayaan hari krismas disambut. Sejak dari hari itu ina tidak lagi menerima panggilan telefon maupun surat dari kekasihnya di seberang. Ina pernah mencuba untuk menghubungi Eddie melalui telefon tetapi orang yang menjawab panggilan memberitahu yang Eddie sudah pun berpindah ke tempat lain dan ia sendiri tidak tahu. Surat2 yang dikirim tidak mendapat balasan. Perkara ini semakin merungsingkan hati ina.... kalau dulu ia sering ditemani dengan khabar berita dari seberang.... tapi kini semuanya hanya tinggal sepi belaka.
Kepalanya berbaur dengan seribu satu persoalan.. hatinya berbisik halus, berdoa agar segalanya dapat diatasi dengan harmoni. Serba salah Marlina semakin menjadi2. Dia masih mengharapkan khabar dari seberang bagi meredakan persoalannya itu. Seolah2 ada sesuatu yang menyucuk jantungnya. Kekusutannya tidak juga terlerai. Mengingatkan itu semua keresahannya semakin menghimpit hatinya. Mendidih dadanya bagai ditanak lava panas. Dia hanya mampu melirik kepada masa lampau yang hanya tinggal kenangan. Kemarahannya cepat meluap bagai api membakar rumpai kering. Sejak kekusutannya menongkah arus, marahnya berlipat ganda.
Dari seorang gadis yang periang dan manja, ia mula menjadi seorang yang suka menyendiri dan pendiam...
"Apalah yang bakal terjadi pada awak nie ina,... semakin hari semakin teruk nampak...! Sudahlah, jangan diingat sangat orang yang dah pergi ... biarkan dia dengan haluannya sendiri... ina kan masih muda... bukan si Eddie tu saje yang dapat membahagiakan ina.... ramai lagi.."
"Sudah!! jangan cakap lagi... ina tak mauuu dengar nama itu lagi .... cukup!!" ina bangun dan berjalan meninggalkan Anne.

Dia sebenarnya tidak pasti apa yang diperkatakan olehnya itu.. hatinya tersentuh oleh suatu perasaan seni yang tidak mungkin dapat dirasakan oleh mereka yang memiliki jiwa yang besar dan kasar. Kehidupan ini dirasakan terlalu banyak menuntut pengorbanan dan perjuangan...
Apa yang pasti dia terasa gagal melayari hidup masa itu... tewas dalam memberi definasi impian yang telah Eddie lakarkan untuknya...

Bersambung......

sue_marie dimasukkan pada: 27-09-99 13:40 MST     Klik di sini untuk profail sue_marie  Klik di sini untuk menghantar email kepada sue_marie     Edit Mesej Anda
Lanjutan dari cerpen semalam...

--> Anne(N)pada ina, adalah seorang kawan yang masih dapat bertahan dengan sikap ina... mereka begitu akrab sekali sejak ina mula memasuki kolej kira2 setahun lebih.

Beberapa bulan sudah berlalu, satu perkhabran mengenai Eddie masih belum diperolehi. Ina sendiri tidak pasti bila lagi Eddie dapat memunculkan diri di depannya. Dia juga tidak tahu samada dia akan mendengar cerita yang sarat dengan kata2 nasihat dan pengajaran untuknya meneruskan hidup. Dan dia tidak tahu, bilakah semua kenangan masa lalu itukan berulang lagi...???

Yang masih tersimpan di minda, adalah segugus doa mengharap kebahagian dan ketabahan sebagai seorang teman dan kekasih.... pun begitu ia akan terus menunggu saat2 pertemuan yang tak berkesudahan. Lirikannya hanya kepada masa2 silam yang telah dianyam menjadi sebuah NOSTALGIA...

Ina tidak boleh membiarkan perkara itu pergi terlalu jauh dari kenyataan. Ini merupakan satu peringatan baginya. Dia masih muda dalam hidup ini tetapi telah membahami hakikat yang hampir2 menelan dan memutuskan tali-temali pengikat dirinya selama beberapa tahun lalu.
Benarkah kata orang - hidup seorang gadis di dalam genggaman keluarga..?? Ternyata dia tidak mahu terikat tanpa ikatan yang nyata... terumbang-ambing di lautan tidak berpantai. Berkat ketabahan dan kesabaran yang tersisa akhirnya dia berjaya juga berlabuh. Kini dia sudah mulai dapat melupakan Eddie... walaupun di hati kecilnya tiada seorang pun dapat merasa dan mengetahui hal sebenar..

Di suatu petang sedang ina dan rerakan yang lain bermain badminton di dewan kolej, tiba2 ina terasa nak pitam. Pandangannya menjadi gelap, badannya berpeluh dingin... ia tidak dapat mengawal keseimbangan badannya lagi. Akhirnya ia jatuh tersungkur di gelanggang.
"Ina.... inaaaa!!.. kenapa dengan awak nie, inaa???" N menggerak2kan tubuh badan ina. Rasa cemas jelas terbayang di wajah Anne..
Kawan2 yang lain semuanya mengerumuni ina. Mereka nampak panik dengan kejadian tersebut. Masing2 terpinga2...dalam kelam-kabut itu muncul seorang anak muda datang dan mententeramkan keadaan.
"Dia pengsan nie... mari tolong... kita angkat dia ke kereta... hantarkan ke klinik sekarang juga..." tanpa banyak bicara, ina di masukkan ke dalam kereta dan terus di hantar ke klinik berhampiran.

"Macam mana dengan keadaan budak perempuan tu tuan doktor..?" tanya pemuda tadi kepada doktor yang membuat pemeriksaan terhadap ina..
"Hmmm... nampaknya setakat ini belum ada apa2 yang membimbangkan. Dia agak keletihan, lagi pun badannya pucat!.. Mungkin budak nie tak makan sejak siang tadi..." balas tuan doktor menenangkan hati pemuda tadi.
"Dia dah sedar?...dia di tahan?.. nak jumpa dengannya boleh????..." bertalu-talu pertanyaan yang tersembur keluar dari mulut Anne. Sejak tadi asyik mundar-mandir penuh cemas. Hatinya bagai tak sabar nak tahu, apa sebenarnya yang menimpa ina... kenapalah ina tetiba jadi begitu??..
" Sabar cik, bawa bertenang... memandangkan keadaannya dah stabil dan tidak memudaratkan, maka saya membenarkan ia pulang. Dia dah pun sedar... sekejap lagi akan keluar. Buat masa nie, jururawat sedang mengambil beberapa sampel dari darahnya untuk dibuat ujian lanjut. Nanti pihak kami akan memaklumkan kepada kalian setelah keputusan dari ujiannya diperolehi.

Bersambung ......

tiong_mas dimasukkan pada: 28-09-99 13:39 MST     Klik di sini untuk profail tiong_mas  Klik di sini untuk menghantar email kepada tiong_mas     Edit Mesej Anda
Tumpang nyebuk sikit bole tak?
nak tanya ni
panjang lagi ke cerita/cerpen ni
kita tukar nama camno ..
Hikayat 1001 malam ...bole ?

salam yer ..

sue_marie dimasukkan pada: 29-09-99 10:52 MST     Klik di sini untuk profail sue_marie  Klik di sini untuk menghantar email kepada sue_marie     Edit Mesej Anda
tiong_mas;

Acctually cerita nih tak panjang lagi..sebab itu nama nya cerpen aje..
kalau nak tukar tajuk bole juga..HIKAYAT 1001 MALAM... hmmm..mane2 aje deh..! sue menurut aje..ok! terima kasih..

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Cerpen akan bersambung nanti..tungguuuuuuuuu!!
sue...

sue_marie dimasukkan pada: 29-09-99 13:30 MST     Klik di sini untuk profail sue_marie  Klik di sini untuk menghantar email kepada sue_marie     Edit Mesej Anda
Sambungan ....

Ina muncul di muka pintu. Dia tersenyum sinis. Meskipun wajahnya masih nampak agak pucat tetapi senyumannya sudah bisa menyerlahkan keayuan wajahnya.
"Ina dah ok..? tak rasa pening lagi..?? betulkah dah sihat nih..?? jangan nanti bila dah balik hostel kang, pengsan pula..!!"
"Hmmm.. ok dah..N.., ina rasa segar sikit berbanding masa tadi tu... ishkk..taktaulah napa tetiba je boleh jadi camni..??" ina berjalan ke arah sofa yang terletak dekat dengan meja doktor.
"Ina, perkenalkan ini en. Mohd.Suffian...dialah yang telah berusaha membantu ina tadi... mulanya kami semua dah panik, tak tahu apa nak buat.... nasib baik en.Suffian datang. Hmm.. kalau takk...tak tahulah apa dah jadi..!!"tambah N lagi. Lirikannya tajam ke arah en.Suffian yang sedang asyik memerhati gelagat kedua anak gadis itu.

"Apa khabar cik? saya Suffian...eehhh, panggil saje 'ian'! Cik dah rasa sihat? Tak pening lagi..?" tanya Suffian seketika menghulur tangannya untuk bersalam.
"Haah..ok dah!...terima kasih banyak en.Suffian...eehh ian..!" balas ina dengan nada perlahan dan lesu. Tangannya yang lembut menyambut tangan Suffian.

Setelah selesai semua urusan dengan doktor, Suffian menghantar ina dan N balik semula ke kolej. Meluncur kereta honda milik en.Suffian menghilang di celah kesamaran malam. Hembusan angin malam mulai terasa menusuk tubuh. Hujan gerimis yang turun seketika telah mulai reda. Suara cengkerik dan katak-katak menjadi satu irama berdendang dengan sebebasnya.

"Nama cik..ina saje kah??" tanya Suffian memecah keheningan malam.
"Hmmm..Marlina..nama saya Marlina..panggil ina dah cukup!"balas ina sambil menoleh Anne yang ketika itu sedang duduk di belakangnya.
"ooohh gitu!" Suffian mengangguk2kan kepalanya tanda mengerti.

Dua tahun pengajian di kolej terasa cepat masa berlalu. Ina dah pun tamat kursusnya.
"Lepas nih..ina nak cari kerja atau macam mana? bagi N, rasa2nya nak kerjalah... itu pun kalau dapat.. keluarga N nih orang susah.. so, keadaan yang mendesak N supaya mencari pekerjaan. Bukan macam ina... tak kerja pun boleh.."
"Jangan macam tu N... ina belum buat keputusan lagi.. mungkin nak kerja atau pun rehat dulu... entahlah!" jawab ina ringkas.
Malam itu Marlina dan Anne bersembang sampai jauh malam.. Keesokkan harinya masing-masing akan kembali ke tempat asal mereka.

Akan bermulalah suatu kehidupan yang baru buat para puteri yang akan meninggalkan kolej tersebut. Selama 2 tahun lebih mereka bersama.. dalam sendu dan ceria.... perpisahan merupakan satu tamparan hebat buat para penghuni asrama.
Awal pagi lagi ina dan N sudah pun bersiap sedia. Masing-masing mengatur dan menyusun barang2 sendiri yang memang sejak awal2 lagi telah disusun.
"Jangan lupa berkirim khabar ya N.. manalah tau ina tak sempat kirim ..N kirimlah dulu ya..."pinta ina mengelak keresahan dan sebak di dada.
"Laaaaa... kalau ia pun janganlah cakap camtu ..ina!N akan sentiasa berkirim khabar.. bukan itu saja..kalau bisa N akan telefon ina bila2 masa saja..ishkkkk! ...dah biasa bersama selama lebih 2 tahun nih... tentu rindu bila berjauhan.." terang N apabila melihat wajah ina yang sudah mulai mengoreskan suatu kesedihan di wajah pagi...

bersambung......


tiong_mas dimasukkan pada: 01-10-99 20:31 MST     Klik di sini untuk profail tiong_mas  Klik di sini untuk menghantar email kepada tiong_mas     Edit Mesej Anda
susah gak nak sambung ni ...
nampak nya kena tunggu penulis asal ni
baru bole dengar cerita nya
sue_marie dimasukkan pada: 02-10-99 13:15 MST     Klik di sini untuk profail sue_marie  Klik di sini untuk menghantar email kepada sue_marie     Edit Mesej Anda
tiong_mas...

terima kasih dan maafkan sue aduhai tiong...
kalian tertunggu nak dengar cerita ya..hmmm..sejak sehari dua nih..... sue blum dapat menulis lagi.... ada sebablah tu...
so tunggu sikit masa lagi....ok!
sabarrrrrrrr........

tiong_mas dimasukkan pada: 02-10-99 18:44 MST     Klik di sini untuk profail tiong_mas  Klik di sini untuk menghantar email kepada tiong_mas     Edit Mesej Anda
Wokey....Sue_Marie
tapi jangan lelama tau
sue_marie dimasukkan pada: 03-10-99 10:11 MST     Klik di sini untuk profail sue_marie  Klik di sini untuk menghantar email kepada sue_marie     Edit Mesej Anda
Sambungan dari kisah seee malaaaaam....

Hujan yang turun renyai-renyai pagi itu mengharukan lagi detik perpisahan antara kedua rakan karib itu.
"Sudahlah ina, dah lewat nih... abah tu nak cepat !" siibu cuba memecah kesyaduan yang sudah mulai ketara itu. N menghulurkan tangannya tapi ina dengan cepat memeluk N. Air mata yang mengenang sejak tadi mulai turun mengalir deras. Marlina tidak dapat memyembunyikan kesedihan yang memang sudah beberapa kali cuba disembunyikan . Gugurnya air dari mata syadu itu lebih hebat dari hujan di pagi .
"N, ina mohon maaf atas segala yang telah berlaku antara kita.... mungkin secara sedar atau tidak... ina minta dihalalkan segala yang termakan, minum atau apa2 jua pun...." kata2 ina mati disitu. Bicaranya tidak dapat diteruskan ... sebak di dada terasa amat memilukan. N hanya mampu menggangguk2kan kepalanya. Tidak ada kata2 yang keluar dari mulut kedua anak gadis itu.. Hanya tangisan dan sendu mengiringi perpisahan mereka.

Ibu menarik tangan ina, perlahan2 masuk ke dalam perut kereta pacuan 4 roda milik ayah ina. Ina hanya sempat melambai2kan tangan sambil wajahnya masih memandang ke arah Anne yang ketika itu berdiri termanggu kesedihan.
Apakah mungkin kita akan dapat ketemu lagi N?.. bisik hati kecil ina seolah2 tidak yakin dengan masa2 mendatang!..

Malam itu ina tidur sendirian di biliknya. Kalau selama dua tahun lebih ini ia tidur berkawan tapi malam itu ina terpaksa kembali ke masa sebelum memasuki kolej. Memang terasa sunyi; tiada teman untuk diajak bercerita. Lainlah semasa bersama N di kolej.... masing2 boleh buka cerita!

"Ina.... ina... bangun ina, dah pukul berapa nih... matahari dah tinggi lah, bangun!.." suara si ibu menjerit perlahan kedengaran di celah daun pintu bilik ina. Sesekali di iringi dengan ketukkan pintu dari luar.
" Hmmm.. ialah, dah bangun pun..." sahut ina lembut.
" Kejap lagi ina keluar nih... ina nak mandi dulu..."

Pagi itu ina sarapan sendirian. Secawan milo C dengan sekeping roti bakar berserta sebiji telur setengah masak; itu sudah pun lebih dari mencukupi buat ina.
" Abang, abah.. mana mi?..dah pegi keja?" tanya ina ketika menyedari bahawa rumah itu kian sepi.
"Haah, .. umi pun kejap lagi nak keluar .. ada hal sikit. Ina jangan ke mana2.. duduk rumah.." suara ibunya selamba tapi mengambarkan satu perintah buat ina.
"Hmmm... ialah.." ina akur dengan perintah ibunya.

Setelah ibunya keluar tinggallah ina keseorangan di rumah. Bagi ina rumah itu jarang dihuninya sejak ia mula memasuki kolej dua tahun yang lalu. Rumah yang terletak di pinggir bukit, terselit di antara dusun menghijau dan hembusan bayu dari perbukitan. Nyaman dan damai suasana kampung! Disitulah Marlina di besarkan kira-kira 20 tahun yang lalu, cuma rumah itu telah di ubahsuai dari bentuk asalnya .

Lamunan ina terhenti seketika. Lagu puisi dendangan M.Nasir berkumandang dari rumah-rumah yang terletak di bawah bukit. Lagu itu benar-benar menggamit hati nya. Ina menarik nafas lega...terhibur dengan irama dan lirik lagu itu.

bersambung.............


polong dimasukkan pada: 03-10-99 10:34 MST     Klik di sini untuk profail polong  Klik di sini untuk menghantar email kepada polong     Edit Mesej Anda
temannnn..
teruskan tak sabar nak tahu kisah selanjutnya...
nampaknya nak kena tukar jadi cerpan bukan cerpen....
sue_marie dimasukkan pada: 04-10-99 19:10 MST     Klik di sini untuk profail sue_marie  Klik di sini untuk menghantar email kepada sue_marie     Edit Mesej Anda
polong: Hmmm.... dah jadi cerpan ya..bukan cerpen lagi.
anyway..kalian faham tak bahasa yang sue guna nih..maklumlah, bahasa sue bukannya standard..
ok lah... kalian nak tahu endingnya, kena sabarrr..! nak sad ending ke atau happy ending..???
apa2 pun sue teruskan lagi....
makasih..

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Sambungan dari kisah semalam........

Marlina mula mengemas biliknya. Barang-barang yang baru di bawa balik dari kolej semalam mula disusun-atur .Kebanyakkan dari barangan itu adalah buku-buku pelajaran dan rujukan. Rak penyimpanan buku-buku yang kosong telah mulai di penuhi dengan buku-buku yang baru di susun. Seharian ina menghabiskan masanya di dalam bilik: mengemas dan menyusun semula barang-barang termasuk buku.
"Aduh! perut nih keroncong lagi..." suara hati ina berbisik seketika bila lapar sudah mula dirasakan. Ina menuju ke dapur mencari kalau ada apa-apa makanan yang boleh di isi dalam perutnya yang sedang merintih !

"Hmmm... cuma roti saja yang ada....roti pun roti lah!" bisik ina sendirian.
Susu segar UHT dalam peti sejuk itu di minum bersama dua keping roti putih. Cukuplah sekadar ini... Ina memujuk perutnya yang masih belum kenyang lagi.

"Ina dah makan.? dah masak..?" tanya si ibu sekembalinya dari berjalan.
"Belum mi.. ina tengah kemas bilik, tak sedar pula cepat masa berlalu; bila perut lapar baru sedar hari dah melangkaui kepala..;" jawab ina terus berlalu masuk ke bilik.
"Inaa..sini dulu sayangg.." jerit si ibu.
"Kenapa dengan ina nih..? nampak pucat je..;" tanya ibunya lagi
"Takde lah, ina letih agaknya mi.. hmm, ina nak rehat kejap.."beritau ina selamba.
Ibunya masih terpingga-pingga melihat keadaan anak gadis kesayangannya.

Malam itu ina makan sekeluarga; Ibu, ayah dan abangnya semua bersatu. Walaupun saat inilah yang sering di damba oleh ina namun wajah ina tidaklah seceria wajah-wajah semalam.. Perutnya yang lapar hanya diisi dengan sedikit makanan..Nampak betul ia tidak berselera..
"Kenapa tak habiskan makanan tu ina?macam tak selera je... tak sedap?" si ayah yang memang sejak tadi asyik memerhatikan sikap Marlina tetiba menegur .
"Hah!..abah tanya tu ina, .nape pulang-pulang rumah tunjuk muka sedih pula?"abang ina mencelah setelah sekian lama tidak kedengaran suaranya..Baru itulah ia mula bersuara sejak dari hari kepulangan ina.
Ina mengeleng2kan kepalanya terus berdiri meninggalkan meja makan.
"Minta diri dulu semua, ina dah selesai nih.." nada suaranya semakin rendah antara kedengaran dengan tidak.
Wajah-wajah yang sedang menjamu selera di meja, berpandangan sesama mereka. Tidak ada suara yang kedengaran!

"Ina ..nih aa telefon.. kawan ina telefon.." jerit si ibu bila bunyi deringan telefon bergema nyaring.
Ina bergegas keluar dari biliknya dan menyambut gagang telefon itu. Panggilan yang memang dinanti2kan oleh ina. Anne, rakan karib ina menelefon dari Tawau.. panggilan jauh juga!.. Suara ina mula kedengaran lantangnya. Kerinduan ina akhirnya bersambut .
Tampak sekali wajahnya berseri-seri bila mendapat panggilan telefon dari Anne. Entah apa yang di bualkan oleh kedua-dua anak gadis itu.... tapi yang pasti suara ina begitu riang sekali.
Malam itu ina tidur lena .. mungkin kerana panggilan telefon dari Anne sedikit sebanyak meredakan rindunya.

Bersambung.......

MRZ dimasukkan pada: 04-10-99 19:42 MST     Klik di sini untuk profail MRZ    Edit Mesej Anda
Sue.. lama tak dengar cerita..
Alpine II dimasukkan pada: 04-10-99 21:41 MST     Klik di sini untuk profail Alpine II    Edit Mesej Anda
Interesting.... ingin terus mengetahui jalan cerita yang selanjutnya.

Alpine:

JinAir dimasukkan pada: 05-10-99 08:49 MST     Klik di sini untuk profail JinAir  Klik di sini untuk menghantar email kepada JinAir     Edit Mesej Anda
eerrr errrrr uuwwaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa uwaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa (JinAir bukan boleh dengar cerita heavy-heavy gini)
sue_marie dimasukkan pada: 05-10-99 13:57 MST     Klik di sini untuk profail sue_marie  Klik di sini untuk menghantar email kepada sue_marie     Edit Mesej Anda
Salam semua....

MRZ... haii zali..
pe khabar../ ceta? biasa je nih.. ape sal senyap nih..camana keje baru..?

Alpine: ok pine... nak ikut sambungan nya..heheh malu pula nak tulis sbb guru mengintai nih...kalau salah, komen ya..
Interesting ka..? iskk..iskk..

JinAir: hehehehhehehh..
ceta tak heavy punya...jangan sedih lak...!amboi ciannyer,,

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Lanjutan dari kisah semalam...

Keesokkan hari ina mengajak sepupunya turun ke bandar."Ada sesuatu yang ina nak cari, lyn... marilah temankan ina.." pujuk Marlina.

Orang ramai mula membanjiri kompleks membeli-belah. Ina dan lyn masih berligar di tingkat atas. Suasana kelam-kabut dan riuh rendah tidak ketentuan bahasa didengar.
"Eehhh.. ramainya orang.. ada sales ker... dah lama tak gi shopping.." suara ina kedengaran di antara bunyi lagu-lagu yang berkumandang dari kedai-kedai menjual kaset.

" Jomlah pergi ke tingkat bawah, kita masuk KFC dulu.." Ajakan ina cepat disambut oleh sepupunya, Roselyn.
"Memang dah diduga, kecik tapak tangan, satu kompleks nih lyn tadahkan..hehehh.." "ialah.. ina pun lapar nih.. cepat!
Mereka menuruni anak-anak tangga untuk sampai ke tingkat bawah. Ketika itu beberapa orang remaja sedang melepak di sebelah tangga ke tingkat bawah. Budak-budak remaja itu cuba mengusik ina dan lyn... ina membiarkan saja keadaan itu terus bergegas masuk ke kedai KFC.
Oopppsss..! Ina terperanjat besar bila dirasakan dirinya hampir-hampir bertembung dengan seseorang yang kebetulan masa itu baru nak keluar pintu.
Nasib baik orang itu cepat mematikan langkahnya.
"Ooppss! jaga cik.." ina mengalihkan pandangannya ke depan dan dengan cepat mengelak.
" Maafkan saya encik ... saya tak sengaja.."pinta ina sedikit sopan.
"Tak per.. mujur juga tak berlaku kemalangan kecil.." suara itu seperti pernah di dengar oleh ina.
"eerrr.. en.suffian kerr..?" tanya ina inginkan kepastian. "Ina tak silap orang ker nih..?"
"Ya, saya .. hmm.. cik Marlina kan!.." balas Suffian dengan iringan satu senyuman.

Ina mengangguk2kan kepalanya, membalas senyum Suffian.
"Ina apa khabar? Lama tak jumpa.. tak sangka pula jumpa kat sini.. marilah masuk dulu, kita sembang kejap, boleh kan..
"Hmm.. boleh!..silakan encik.." jawab ina ringkas.
Setelah memperkenalkan sepupunya, Roselyn kepada Suffian, mereka bertiga mengambil tempat duduk terus memesan makanan.

"Dah lama tinggalkan kolej, ina?"tanya Suffian.
"Baru je.. lebih kurang 4 - 5 hari gitu.."terang ina.
"Sekarang nih buat apa.. maksud ian.. rancangan ina seterusnya..? udah keja?"
"Belum lagi ian.. ina belum mencari lagi... ingat nak rehat dulu seminggu dua nih.. tengoklah selepas itu nanti... ian pula buat apa..? maaf aa ina bertanya.."
"Tak per.. sebenarnya ian keja sendiri.. adalah buat bisnes kecil-kecilan.
"Itu sudah cukup bagus ian.." balas ina memuji ikhlas.
"Hmmm.. kalau nak hubungi ina, boleh?" tanya Suffian memohon keizinan Marlina. Wajah ina yang lembut cuba di tatapnya.
"Untuk apa?" balas ina dengan satu senyuman manja. Belum pun sempat Suffian menjawab, lyn cepat menyampuk.
"Boleh..boleh..kan ina.." Kenyataannya itu disambut dengan ketawa kecil.
"Kalau sekadar bertanya khabar, apa salahnya..." sambung ina lagi.
"Kalau boleh bagaimana ya..?telefon ada? Suffian seolah2 tidak sabar menantikan jawapan ina.
"Ada..kejap ya.." ina mengeluarkan pennya dan mencatat nombor telefon yang dihajat oleh Suffian.
Secarik kertas yang baru dikoyakkannya, di catit dengan nombor telefon untuk dihubungi.
"ini nombor telefon rumah.. ina belum keja lagi.. so hanya ini saja yang ada.. cukup?" "Ini pun dah lebih dari cukup, ina.."senang hati Suffian menerima carikan kertas yang memuatkan nombor telefon ina..010 860****.. nombor itu dihafalnya dalam otak.
"Ok lah ian, nampaknya kami dah nak balik nih"suara ina mematikan lamunan Suffian.
"Aaa.. ia..iaa..eerr boleh ian tolong hantarkan..?ian pun nak balik juga.."ber iya2 sungguh ian menaruh harapan agar ina dan lyn memenuhi kehendaknya.
"Tak payahlah ian, nanti menyusahkan pula.."dengan lembut ina menolak pelawaan Suffian.
"Hmmm.. tak perlah kalau orang tak sudi.. nak buat camana.." ketara betul nada suara Suffian yang sedang diamuk rajuk.
"Janganlah gitu ian.. ina cakap yang betul nih.. lain kali sajalah ok! jumpa lagi.."sempat juga Suffian menghulur tangannya untuk bersalam dengan ina.. lembut tangan ina digenggamnya. Direnungnya wajah yang ayu itu bagaikan cahaya berseri-seri. Sedikit pun tidak berkelip matanya .Ina cuba menggelak renungan dari seorang lelaki dan dengan cepat mengalihkan lirikannya ke lain arah.

Anak-anak rambut yang beralun di dahinya terkadang mengusap dan membelai pipinya.Cepat jemarinya membetul2kan rambut yang dibiarkan lepas mencecah bahu.
Ina dan lyn beredar meninggalkan Suffian yang masih berdiri memerhatikan mereka berlalu. Hatinya masih bermain dengan persoalan dan perasaan yang ia sendiri tidak faham... Haiii..inaaaa! bisik hati kecilnya sebelum beredar meninggalkan tempat pertemuan itu.

bersambung................

udika dimasukkan pada: 06-10-99 08:52 MST     Klik di sini untuk profail udika  Klik di sini untuk menghantar email kepada udika     Edit Mesej Anda
sue *sob*sob* sedih aku.... citer nie gerek aku tak tau apa yg menyedihkan uwaaaaaa tapi aku rasa kau ngan alpine nie buat story nak kasi aku nangis uhuk uhuk! ish! apa yg sedih nie uwaaaaaaaaaaaaa

sambunglah cepat cepat!!!!

sue_marie dimasukkan pada: 06-10-99 14:56 MST     Klik di sini untuk profail sue_marie  Klik di sini untuk menghantar email kepada sue_marie     Edit Mesej Anda
Lanjutan dari kisah di atas....

Malam itu ina menerima panggilan telefon yang pertama dari Suffian. Entah apa yang dibualkan oleh mereka tapi yang nyata, ina banyak tersenyum. Gelagatnya itu diperhatikan oleh kedua orang tuanya.
"Hmm..tengok si ina tu.. entah siapa lagi kawan nya itu... panjang pula ceritanya.." heran siibu di lepaskan kepada ayah ina.
"Biarkan... ina tu dah besar panjang, awak tegurlah mana yang tak kena. Awak pun kena faham perasaan dan keinginannya. Kan ina tu anak gadis kesayangan awak.." kata2 si ayah diluahkan dengan teliti.
Bulat mata siibu memandang muka suaminya yang asyik membaca surat khabar.Bagi ibu, walaupun ina sudah besar tapi ia tidak sanggup melihat anak gadisnya ditimpa kekecewaan. Kasih sayang seorang ibu sepanjang hayat! Seorang ibu selalu memikirkan kebahagian anaknya... sakit anaknya adalah sakit nya juga!
"Siapa yang telefon ina..?"resah siibu menantikan jawapan yang pasti.
"Kawan mi!" ringkas saja jawapan yang terkeluar dari mulut ina.
"Selamat malam mi..."dikucupnya dahi siibu terus kebilik.
"selamat malam abah" tangan ayahnya disalam dan dikucup sama.
"Hmm.. selamat malam..tidur baik2."sahut siayah mengiring langkah ina ke ranjang malam.

Malam semakin larut. Rembulan sedang bercengkerama bersama bintang-bintang di angkasa. Mungkin sang pungguk juga masih dalam kerinduan menantikan bulan jatuh ke riba!
Insan2 yang keletihan sedang leka diulit mimpi. Ina masih asyik mendengar lagu sambil berinteraksi dengan diri dan alam sekeliling yang memiliki keunikkan tersendiri. Kata orang *SEPI ITU INDAH*, tapi di manakah kenyataannya yang sebenar..??
Butir-butir bicara yang menjanjikan pertemuan hari esok dengan Suffian membuat ina tak dapat melelapkan mata.Entah kenapa hatinya berdebar-debar...
Gambar Eddie dari dalam laci dimeja bersebelahan dengan katilnya, dibawa keluar. Perlahan2 dikesat habuk yang melekat. Masih elok lagi walaupun lama tersimpan. Rindunya pada kenangan lama sudah lama mengersang!
Wajah di dalam gambar itu seolah2 mengoyak impian semalam yang tidak mahu dikenang lagi.Mungkin Eddie dah bahagia hidupnya kini!
Minat ina dalam seni-lukis masih tak pudar. Jari-jemari ina pernah menari2 di dada kanvas bersama pensel dan berus lukisan. Wajah Eddie pernah dilakarnya, walaupun tidak sama dengan wajah sebenar, ada juga iras-iras. Potreat itu masih ada dalam simpanannya. Dia mahu melihat potreat itu ketika dia rindu...
Gambar Eddie segera diletakkan kembali. Ina tidak mahu merindu lagi. Cukup! Desisnya sendiri...

"Dah lama tunggu..?"tanya ina perlahan , memandang tepat muka Suffian sambil menguntum senyuman segar.
"Baru juga ina.." balas Suffian melihat2 jam di tangan. SEKUNTUM MAWAR MERAH berselitkan SEBUAH PUISI dihulurkan pada Marlina, untuk permulaan bagi sebuah cerita....

Gemersik rindu yang mengalun seketika dulu tertanggal kini. Ina membiarkan Suffian merenung wajahnya. Dari sinar mata Suffian jelas terpancar kesegaran kelopak cinta yang baru berputik. Anak matanya mempamerkan kekukuhan rindu yang harum mewangi...
Masing-masing kaku dan kelu dalam luahan rindu yang belum terucap. Ina mulai pasrah dan rela... dia mengalah pada cinta yang datang menegur tanpa paksaan. Dia tenggelam dalam getaran rasa yang mendebarkan. Dia tidak mampu menepis cinta yang datang menggema. Tidakkah terlalu awal cinta bertandang menjemput aku..? suara hati kecilnya berbisik.

Pertemuan hari itu benar-benar mencabar.Cukup bermakna dalam tinta sejarah kasihnya. Lamaran kasih dari seorang insan bernama lelaki dilemparkan pada bait-bait kata bisu yang tertinta di warkah biru. Ucap cinta bersalut rindu melonggarkan kekecewaan masa lalu.

bersambung...( kalau rajin aa..)

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Aiyaaa...penattt juga!! ok.. nanti ada masa sue sambung semula... tapi macam dah kena penyakit hilang mood je nie...hmmmmmm...

udika: apa macam ni?? malasss dah ...
tapi ko jangan pula sedih ok..

udika dimasukkan pada: 07-10-99 06:44 MST     Klik di sini untuk profail udika  Klik di sini untuk menghantar email kepada udika     Edit Mesej Anda
jangan give up babe! citer dah bagus nie ish!
jangan plak sakit mood aku tu merebak kat kau ish! keep it up ok!
sue_marie dimasukkan pada: 09-10-99 08:59 MST     Klik di sini untuk profail sue_marie  Klik di sini untuk menghantar email kepada sue_marie     Edit Mesej Anda
udika: helloo dika..

I won't give up babe..don't worry... just wait and see..!!
tapi ambik masa lama skit..sbb masa nih ade skit hal nak settle... so stay tune ok!
thanks dika... see ye..

sue_marie dimasukkan pada: 11-10-99 11:32 MST     Klik di sini untuk profail sue_marie  Klik di sini untuk menghantar email kepada sue_marie     Edit Mesej Anda
Salamm semua...

Lamanya rehat menulis.. hmmm..
camana pun sue ingin teruskah cerpan nih walau pun sedikit2 ok! Pepatah pun ada berkata: sedikit2 lama2 jadi bukit... begitu nasihat temannn...

~~~~~~~~~~~~~~~

Lanjutan dari kisah lalu....

Pejam... celik... pejam...celik... tak sedar musim cepat berlalu. Dalam tempoh yang singkat itu, jalinan kasih antara Suffian dan Marlina semakin segar mengharum. Masing-masing terperangkap dalam mainan perasaan. ... sukar untuk mencari jalan keluar. Mungkin kah itu yang dinamakan cinta..?? Yang datang tanpa di sedari. Memerangkap dalam diam, dan membelenggu dalam senyap...!

Kini ina telah pun bekerja di salah sebuah syarikat di ibukota.
"Macam mana dengan tempat kerja tu ina..?"ayah ina cuba merisik.
" ok juga abah; persekitarannya biasa je.. orang2 pun semuanya baik2 , tapi boss kata, sekali sekala kena pergi out station!"
"Hah! out station..??? kemana..? dengan siapa?"ibu ina cepat memotong. Berubah air muka orang tua itu pabila mendengar kenyataan anak gadisnya..
"Entahlah mi, ina pun tak tahu..."ina tunduk merenung lantai rumah. Fikirannya melayang memikirkan macam mana rasa sekiranya dia di arahkan ke OS nanti!
"Kalau tak tahu, kenapa tak bincang dengan boss. Bagi tau sebab sebenar samada ina dapat pergi atau pun tidak...!" semakin kusut fikiran orang tua ina.
"Manalah ina berani nak tanya2 waktu tu, ... nanti apa pula kata boss. baru pun masuk keje dah lawan tokey..!" tambah ina..penuh kegelisahan.

Beberapa bulan selepas ina bekerja, ia diusulkan pergi ke Brunei; konon mengurus klien dan kontek di situ.. Risau hati ina memikirkan hal itu walaupun pemergiannya nanti akan ditemani seorang kakitangan wanita. Tapi bukan itu masalahnya..
"Entahlah ian, susah nak cakap. Bengang juga ina dibuatnya..."redup mata ina merenung Suffian. Dia ingin sekali melepaskan kegelisahaannya.
"Tak pe lah ina, bukannya lama sangat, tak sampai pun seminggu.. 2/3 hari baliklah .. tak baik lawan majikan tau.."Suffian cuba menenangkan hati Marlina.

Bunga-bunga tanjung yang baru gugur memutih di atas tanah di kawasan rumah ina, dikutipnya sekuntum lalu di selitkan di celah rambut Marlina yang panjang mencecah bahu. Harum bunga itu menyapa lembut hidung ina. Kuntuman yang lain mewangikan suasana sekeliling dengan aroma semerbak. Di bawah rimbunan itulah juga tempat ina mencari ilham pabila melakar lukisannya.
Pokok itu banyak menyimpan kenangan ina sekeluarga. Pokok itu juga menyaksikan ina dan abangnya membesar dan jatuh bangun abah ina dalam dunia perniagaan.

Beberapa bulan selepas itu.....

"Ina, sini dulu sayang.. umi nak cakap sikit...,"
" ya .. mi.ada apa..?" ina menantikan soalan dari ibunya.
"hmm.. umi tengok, ina ni bukan main rapat lagi dengan budak melayu tu... orang mana, ina..??"
"Orang jauhh..tapi kerje di sini.. " merah muka ina menahan malu dengan teguran ibunya.
"Setakat mana hubungan ina dengan pemuda itu..?"
"Kawan biasa je.."dada ina semakin berdebar dengan pertanyaan ibunya. Mau rasanya dia menceritakan hal sebenar tapi dirasakan masa belum mengizinkan lagi.
"Hmm.. kawan biasa?..umi tengok.. macam luar biasa je... kalau kawan biasa , bukan begitu caranya.. selalu pula dia kemari.. masa ina ke Brunei dulu pun dia ada datang ke airport.. menghantar! pastu .. masa ina balik, dia tunggu dengan sekuntum bunga .."
"iskkk.. orang tua nih.. panjang pula kesangsiannya.." bisik hati ina sendirian.
Telefon rumah pun berdering. Cepat ina mengangkat gagang telefon. Ia sengaja berbuat begitu untuk mengelakkan daripada dihujani pertanyaan ibunya.
"Telefon ..cari abah... mana abah mi??"
"Abah dalam bilik bacaan... pergilah panggil.." beritahu ibu ina.

bersambung.......

sue_marie dimasukkan pada: 13-10-99 10:38 MST     Klik di sini untuk profail sue_marie  Klik di sini untuk menghantar email kepada sue_marie     Edit Mesej Anda
salam..

sambungannya nanti deh...masa nih belum sempat ye..

sue_marie dimasukkan pada: 15-10-99 11:10 MST     Klik di sini untuk profail sue_marie  Klik di sini untuk menghantar email kepada sue_marie     Edit Mesej Anda
Lanjutan dari kisah yang lalu.....

---> Malam itu ina menghabiskan masanya dengan melukis ; Dia ingin menyiapkan lukisannya yang lama tergendala itu. Sejak ia mula bekerja, jemarinya sudah jarang bermain dengan warna dan berus di atas kertas lukisan. Jemari lembut itu lebih banyak mengetuk mesin taip atau mencoret ayat-ayat ringkas di buku nota.

Tetiba ina merasakan seperti ada sesuatu yang menghiris di dalam dadanya dan dia rasa amat pedih sekali!
"Aduuuuhhh..! sakitnyaaa... tolonnngg miii...!!"suaranya mengerang kesakitan. Air matanya merembas keluar menahan sakit . sakit yang tidak tertanggung olehnya barangkali....
Ina duduk memaut lututnya sambil mengerang2 kesakitan. Abangnya yang baru kembali dari berjalan, mendengar jeritan ina. Dengan pantas ia meluru ke bilik melihat ina.
"Inaaa... apa halnya dengan kau nih..?"tanpa berlengah lagi abangnya memimpin ina lalu meletakkannya di atas tilam katilnya.
"Umi..abahhh..! sini cepat.. tengok si ina nih..'"jeritannya didengar oleh kedua2 orang tua ina.
Cepat saja mereka bergegas ke bilik melihat apa sebenarnya yang sedang berlaku.
"Laaaa.. kenapa dengan budak nih.. cepat, bawa dia ke hospital.." Malam itu juga ina dihantar ke rumah sakit.
"Kami terpaksa menahan budak nih encik. Kami nak masukkan ia ke dalam wad, sebab nak buat pemeriksaan terapi. Penyakitnya belum dapat dipastikan lagi. Tapi buat masa nih, keadaannya kurang stabil. Bagaimana pun encik sekeluarga janganlah risau. Baliklah dulu..nanti kami akan bagitau atau hubungi encik kalau ada apa-apa perlu.

Bertambahlah runsing keluarga ina bila mendengar penjelasan dari doktor yang membuat pemeriksaan.
"Biar umi saja yang temankan ina di wad nih. Abah dan abang, baliklah ke rumah..." pinta si ibu penuh kerisauan. Tak mau rasanya dia berpisah dengan anak gadisnya kesayangannya itu.
"Umi, abah .. baliklah dulu.. rihat di rumah.. cukupkan tidur.. biar saya saja yang menjaga ina.." abang ina cuba menawarkan khidmatnya.

Sejak dari kejadian hari itu, ina diusulkan berjumpa doktor dua kali dalam seminggu. Setiap kali ke hospital, ina ditemani oleh Suffian. Setiap kali pemeriksaan dibuat, ujian darah akan dijalankan.
"Ina dah bosanlah, balik2 ke hosital. Setiap kali pergi.. setiap itu juga darah akan diambil. Sakit pula tu... kadang tu, nurse balik2 cucuk, sebab darah tak dapat lagi.. habis lebam sudah tangan ina nih..!
"Sabarlah ina, memang dah begitu jadinya,... nak buat camana lagi.."pujuk Suffian bila mendengar rintihan Marlina.

bersambung lagi... kalau rajin ya..

butterfly dimasukkan pada: 15-10-99 13:43 MST     Klik di sini untuk profail butterfly    Edit Mesej Anda
Mistress of the skies
Pride of the air
Crowning glory
While the servent waited below
Living a vicarious pleasure
In the soaring flight
Hawk of heaven
Let me fly free like you

The frenzied sound of speeding wings
Searched the answer and the night skies
Hopes pinned on one thing
Trust and loyalty would come first

sue_marie dimasukkan pada: 17-10-99 15:05 MST     Klik di sini untuk profail sue_marie  Klik di sini untuk menghantar email kepada sue_marie     Edit Mesej Anda
Salam sayangg ...

"Onu abal ..?" (Apa khabar..?)
"Avasi.." (Baik..)

~~~~~~~~~~~~

butterfly :...
terima kasih ...

~~~~~~~~~~~~

Lanjutan dari kisah yang lalu...

---> Beberapa bulan kemudiannya, ina merasakan tahap kesihatannya semakin merosot. Hasil pemeriksaan dan susulannya ke hospital masih belum mendapat apa-apa keputusan.
"Agaknya apa dah kena dengan ina nih..?"keresahannya di suarakan pada Suffian.
Lorong kecil yang membawa mereka ke kolam ikan di kawasan rumah ina disusur sambil bermandikan cahaya senja. Sebuah pondok kecil berbentuk pohon cendawan, bertiangkan sebatang kayu belian dan beratapkan daun rumbia terletak disebelah kolam ikan. Terasa segar duduk di situ sambil menyaksikan dusun menghijau di lereng bukit bersebelahan.
Hembusan bayu senja nyaman mengusap wajah! Pepohon bunga yang ditanam oleh ina bersama ibunya, tersusun rapi di celah bunga-bunga renek yang dibuat memanjang menyusur jalan kecil.
Suffian suka dengan suasana itu. Kicau burung bersahutan seolah-olah mengerti perasaan sepasang teruna dara yang sedang menyaksikan keindahan alam ...saujana mata memandang!

"Sabarlah ina... jangan difikir sangat keadaan itu. Ian benar2 sayangkan ina.. percayalah! Walau apa jua pun , ian takkan tinggalkan ina...:"suffian cuba memperkukuhkan lagi kata2 hatinya yang pernah dilafazkan pada ina suatu ketika dulu. Wajah ina di renungnya perlahan.. ia sempat menyaksikan air2 jernih mengalir melewati pipi ina. Diambil sehelai sapu tangan dari sakunya lalu di kesat limpahan air yang tumpah ke bumi..

Marlina menutup mata, menahan sebak di dada.Mungkin kesedihannya itu ujud kerana ia terlalu membayangkan masa depan yang belum pasti ceritanya. Bagaimana pun, dia merasakan sesuatu kesamaran yang lebih condong ke arah kegelapan! Dia tidak dapat mengawal rasa sebak.. di rebahkan kepalanya ke dada Suffian untuk satu teduhan yang damai. Dia cuma inginkan ketenangan...
Marlina sedar kasihnya yang semakin segar terhadap Suffian, tulus dan suci. Begitu juga dengan Suffian. Cinta mereka bukan berkiblatkan harta dan rupa..jauh sekali!

Setidak-tidaknya kehadiran Suffian dapat mengajak Marlina larut dalam gelora rindu. Dia ingin sekali mengkhabar kepada karangan laut, kepada ombak... supaya semua tahu... dia ingin berkhabarkan pada rerumput yang bergoyang supaya mendengar katanya bukan melihat ia berbicara... dia ingin sekali membisik kepada bayu bahawa jiwanya sudah tertambat dan ada sebuah lagu yang sedang mengalun di sebalik rimbunan dedaun.. dan apabila mata bertaut, ada getaran di balik pagar terbatas.

Marlina duduk merenung senja yang telah disapanya tetapi belum berjawab. Suffian pula asyik memahat langit dengan angan2 dan mengukir kedatangan malam dengan bayang2. Digenggam erat tangan Marlina.. enggan dilepaskan lagi... hendak di ikatnya dengan benang kasih sayang.!
Gemuruh ombak di pantai, sesejuk lembut deruan angin, tidak mampu mengusir kasihnya terhadap Marlina. Barangkali takdir tengah berbicara tentang apa yang di peruntukkan buat mereka..

bersambung....( bila rajin ya...)

Alpine II dimasukkan pada: 19-10-99 12:54 MST     Klik di sini untuk profail Alpine II    Edit Mesej Anda
he he, kewwlll.....

tips: elok tulis bila ada mood. Kalau tulis di atas kertas, dan kemudian type di sini pun okay. Anyway, you did a good job. As i promised, i read all of your story.... kinda interesting. Kepp it up!

-Alpine
dedicated from NOVEL SATU.

sue_marie dimasukkan pada: 20-10-99 14:44 MST     Klik di sini untuk profail sue_marie  Klik di sini untuk menghantar email kepada sue_marie     Edit Mesej Anda
Salam buat semua pembaca...

Alpine: Huh! terima kasih..pine..kerana luangkan masa untuk membaca cerpen yang telah menjadi cerpan nih..
anyway..thanks for the tips..

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Lanjutan dari kisah yang lalu( sue singkatkan cerita ya..)....

Keesokkan hari, seperti biasa Suffian mengajak Marlina keluar makan tengah hari.
"Kita makan kat bawah nih je, ian.." pinta Marlina apabila teringat akan janjinya dengan Anne. Suffian hanya menurut kehendak Marlina dan ketika mereka sampai ke restoran di tingkat bawah, N telah pun bersedia menanti kedatangan mereka.Anne tergaman melihat Suffian ada bersama-sama. Dia tidak menduga antara Marlina dan Suffian telah bercambah bibit-bibit cinta yang harum menyegar. Anne hanya tersenyum melihat kemesraan kasih dua insan yang baru ditemuinya itu.
"Mungkin N akan terima tawaran bekerja di K.K nih ina. N akan menumpang di rumah aunty di Likas... itu pun buat sementara waktu saje... kalau dah ok, mungkin N akan mula tinggal menyewa!"
"aaah...menyewa? kenapa nak menyewa, sayang duit N tu terbuang gitu saje... napa tak tinggal di rumah saudara-mara; duit.., N boleh simpan..!"
"Tapi, takkanlah sepanjang masa nak menumpang... tak elok juga... nanti tak de privacy pulak...'"senyum N membayangkan sesuatu.
Borak punya borak, tak sedar masa dah masuk waktu bekerja.Ketiga-tiga insan itu pun mula berpecah haluan. masing-masing mengikut laluan sendiri..
Keesokan paginya seperti biasa, Marlina ke hospital untuk membuat susulan pemeriksaan doktor terhadap kesihatannya. Sebenarnya dia sudah serik dengan keadaan itu: berjumpa dengan tuan doktor, dirasakan tidak membawa apa2 perubahan yang baik terhadap kesihatannya .. Tubuh badan Marlina nampak semakin mengurus.. berat badannya pula kian menyusut.
"Apa macam cik Marlina..?..ada baik.? tanya doktor sebelum memulakan bicara sebagai seorang pakar perubatan.
"Entahlah tuan doktor.. macam ini jugalah keadaan saya, tiada perubahan, rasa semakin lemah ..!kenapa agaknya boleh jadi begini.?"Marlina mula menagih jawapan terhadap pertanyaannya itu.

Doktor pula asyik membelek2kan fail /rekod kesihatan Marlina. Dibacanya kertas-kertas yang ada tercatat keputusan ujian yang telah Marlina jalani termasuklah ujian darah..
setelah hampir selesai membelek surat-surat dan kertas di dalam fail, doktor pun menggeleng2kan kepalanya. Terukir suatu keresahan di wajah doktor yang sudah agak separuh usia itu. Garis-garis halus di dahinya sudah mula kelihatan... ia merenung muka Marlina yang semakin sayu dan hiba ... sedangkan Marlina hanya membisu bicara.

Hatinya bergolak dengan pelbagai kegelisahan! Apa agaknya yang bakal disampaikan oleh tuan doktor kepadanya nanti. Dipandangnya wajah tuan doktor itu, bagaikan menembusi halangan menyekat!

bersambung...
(maaf ya,.. letih lagi nih.. pagi tadik.. bz sekali..

sue_marie dimasukkan pada: 22-10-99 12:40 MST     Klik di sini untuk profail sue_marie  Klik di sini untuk menghantar email kepada sue_marie     Edit Mesej Anda
Lanjutan dari kisah yang lalu....

--> Marlina semakin mendesak ..Dia mendesak doktor supaya memberitahunya perkara sebenar. "Tolonglah tuan doktor.. apa sebenarnya yang terjadi kepada diri saya . Kerisauannya kian menebal. Golak pertanyaan berligar-ligar di kepalanya. Tidak sabar ia menanti jawapan.
"Sabarlah cik Marlina.... banyak-banyak bersabar..."
"Tapi bagaimana saya harus bersabar tuan doktor..perassan saya tidak tenang...saya sanggup terima kenyataan dari doktor... saya redha!...saya faham!..doktor tidak seharusnya menyembunyikan penyakit saya. Saya faham akan tanggung jawab doktor... memang tugas doktor menjaga hati pesakit lantas itu mungkin doktor tidak mahu memberitahu saya... tapi saya juga punya hak untuk tahu, doktor!... tolonglah bagi tahu saya... jangan seksa saya dengan persoalan saya sendiri... saya sanggup!.. saya rela!.. betapa pun berat dan hebat keadaan ini.. saya dah bersedia menerima.. Plizzzz ....." bertalu-talu simpati yang cuba didambanya... macam-macam rayuan yang terhambur dari mulut Marlina.

Doktor hanya memandang sayu pada Marlina. Dia memang sudah biasa dengan keadaan dan gelagatpesakit yang datang meminta rawatan. Barangkali melihat akan kesungguhan Marlina, akhirnya doktor pun mengaku kalah... kalah pada keteguhan hati seorang hamba yang sedang memperjuangkan hidupnya di ambang kegelapan..
"Baiklah cik Marlina..." katanya memulakan bicara. Marlina memandang tajam ke anak mata tuan doktor.Segala apa yang di perkatakan dan dijelaskan , di dengarnya dengan penuh khusyuk dan teliti.
Semakin banyak perkara yang dia tahu. dia mula terasa sebak. Jiwanya yang lembut ..mula tergores!.. setiap patah kata yang keluar dari mulut doktor, seolah-olah merobek hati dan jiwanya. Bagaikan turunnya belati dari langit resah yang hujungnya ditancapkan , menikam dada... Air mata mula bergenang di kelopak mata ayu itu. Dia tidak lagi merenung mata doktor di sebelahnya. Pandangannya telah dialihkan ke luar jendela.. Di situ , Marlina dapat melihat jalan ke hadapan .. dia terbayangkan suatu laluan yang gelap pekat... tiada pelita buatnya penyuluh jalan...!
Kata-kata doktor tidak lagi singgah di cuping telinganya. Seketika matanya berkerdip, merembaslah air jernih turun mengalir membasahipipi.. sederas air tumpah yang tak terhalang...
Ooh Tuhan!apakah dosa ku ... apakah salah ku..sehingga aku yang Engkau pilih untuk menghadapi dugaan perit ini...Marlina hampir hilang ingatan. Dia tidak sedar bahawa doktor sedang merenung nya..
"Sabarlah cik... kenyataan ini barangkali hanya satu kemungkinan cuma...jangan cepat berputus asa.. berserah saje pada yang Esa.. "aaahhhh, doktor bukan malaikat... dan adalah menjadi tugas doktor menyenangkan hati pesakit, fikirnya sendiri di dalam hati....


bersambung di lain masa...

PuTeRi_MeLaYu79 dimasukkan pada: 22-10-99 15:11 MST     Klik di sini untuk profail PuTeRi_MeLaYu79  Klik di sini untuk menghantar email kepada PuTeRi_MeLaYu79     Edit Mesej Anda
Assalamualaikum.....

Hai...sue_marie...kau punyee..cerpen nie boleh tahan..laaa best nyee...saye nie pun suke gak bace cerpen nie...cepat laa..sikit habiskan cerita nie..saya nie tak sabarr nak tahu andingnyee...okeylaa...teruskan berkarya....ok....bye...

...Hidup Mesti Terus..
~PuTeRi_MeLaYu79~

sue_marie dimasukkan pada: 22-10-99 18:46 MST     Klik di sini untuk profail sue_marie  Klik di sini untuk menghantar email kepada sue_marie     Edit Mesej Anda
Salam buat PuTeRi_MeLaYu79...

Terima kasih atas kesempatan anda membaca cerpen yang sue tulis..
sue tak janji sampai bila akan habis cerpen ini..tapi sue berusaha meringkaskan nya setakat yang dapat.. lagi pun nak reka cerpen, ikut mood juga..
hmm..kalau nak tahu endingnya ..kenalah ikut hingga ke penghujungnya..ok!

..sue..

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Lanjutan dari kisah semalam...

Marlina tunduk... dihelanya nafas panjang, sekurang2nya dapat melegakan perasan yang sedang berkecamuk pilu. Ingin sekali dia menjerit, tapi jeritannya tidak bergema.! Marlina keluar meninggalkan bilik doktor. Dia ingin pergi jauh ....jauuuuuhhh sekaliiiii...!
Wajah-wajah orang tersayang : umi, abah, abang, Anne dan juga Suffian.. silih berganti.. Ooohh tidaakk! Tidak mungkin...mana mungkin!.. Doktor yang silap meneka . Dia menolak kenyataan doktor walau di hatinya tetap ada kebenaran... Aku belum mau mati lagi! Aku ingin hidup lebih lama lagi.... bagilah aku sedikit ruang kesempatan untuk meneruskan hidup ini..
kenyataan doktor itu masih berdesir di telinganya. Kenyataan itu juga dirasakan telah meragut segala impian murninya..

Lama ia duduk di bawah pepohon rendang memerhatikan para pesakit yang keluar masuk ke hospital. Tidak lama kemudian Suffian muncul menjemputnya. Marlina cuba mengelak keresahannya. Cepat-cepat di kesat air yang turun mengalir .
"Hmm...dah lama tunggu, ina.." tanya Suffian bila melihat Marlina berdiri menantinya.
"Tidaklah.. baru juga nih.. tidak pun sampai lima minit.." senyum Marlina terukir manis menyambut kedatangan Suffian. Mereka berjalan menuju ke kereta. Dalam perjalanan, Marlina hanya diam. Dia cuba untuk menyembunyikan keadaan sebenar. Dia tidak mahu Suffian mengorek rahsianya. Di hatinya sudah terniat untuk tidak mahu berkongsi rahsia.
"Apa kata doktor, ina..? Ina nampak diam je kali nih...."
"Tak de apa-apa ian...biasalah.." Marlina masih dapat menahan perasaannya. Sebak di dada yang mesih menggetar, berjaya dikawalnya.
"Kita pergi lunch dulu, ye sayang.." Suffian bersuara seketika..
"Tak nak lah,.. ina nak balik rumah.. malas nak berjalan.."
"Baiklah sayang, ina rihatlah ye.." Suffian terus menghantar Marlina ke rumahnya.
Ketika itu ibu Marlina sedang berada di laman rumah, memerhatikan bunga-bunga yang segar di taman tersusun dalam pasu-pasu besar. Dilihatnya Suffian datang menghantar Marlina pulang.
Suffian tidak singgah lagi. Dia meminta diri untuk terus beredar... Marlina melangkah lesu menuju ke biliknya.. Ibunya hanya sempat memerhatikan gerak laku anak gadis kesayangannya . Tidak lama kemudian, Marlina keluar ke dapur mengambil sesuatu..
"Ina, sini dulu .. ada umi nak bincangkan dengan ina..hmm.. umi nak tahu perkara sebenar nih.. terus terang pada umi.. jangan berdalih!"
"Nak tau apa mi..? tanyalah.."Marlina mengangguk2kan kepalanya..
" ..duduklah dulu ... banyak yang umi nak cakap.."
"Ia mi... tanyalah apa yang umi nak tahu.." fikiran Marlina masih lagi kusut. Walaupun mukanya kelihatan lesu, tetapi senyumannya masih dapat menyembunyikan rahsia yang baru dihimpun tadi.
" Antara ina dengan budak Suffian tu.. apa sebenarnya hubungan kalian..?? umi tengok semakin rapat kamu berdua... umi takut ina.. si Suffian tu berlainan ugama dari kita.." Ibu nya memulakan soalan. Dilihatnya Marlina hanya berdiam diri. Tidak ada respon diterima dari persoalannya itu.
"Ina bercinta dengan Suffian tu ye..??" Kata-kata itulah yang dirasakan berat untuk dirisik oleh seorang ibu terhadap anak gadisnya.

Bersambung di lain masa.....

sue_marie dimasukkan pada: 25-10-99 19:15 MST     Klik di sini untuk profail sue_marie  Klik di sini untuk menghantar email kepada sue_marie     Edit Mesej Anda
Lanjutan dari kisah yang lalu....

Marlina mengangguk2kan kepalanya. Dia tunduk sambil menepuk2 tilam kerusi yang sedia kemas itu.
" Apa yang harus saya perkatakan lagi, mi.." dia mulai bersuara setelah lama membisu untuk beberapa waktu.
" Beginilah... sebenarnya tindak-tanduk Suffian, ina dah faham mi.. cinta kami bukan bertolak dari rasa simpati. Cinta kami berputik dari rasa kejujuran dan keikhlasan .... umi faham kan..!" walaupun Marlina tidak menangis tetapi suaranya bergetar menahan perasaan.Ibunya merenung Marlina sedalam mungkin.
"Sebenarnya.. ina tak sanggup lagi gagal.. ina sudah merasakan betapa sakit! Dia meninggalkan luka yang mendalam..." keluh Marlina.
Ibu jadi semakin binggung. Perasaan kasihan bercampur baur dengan rasa kekesalan berkaca-kaca di wajahnya.

" Sememangnya setiap wanita memerlukan lelaki dalam hidupnya, tapi kalau hanya kerana terpaksa mengorbankan agama dan pegangan, maka itu sudah keterlaluan ina.. ibu pohon, ina lupakan tentang Suffian ..." kelopak matanya bergerak-gerak. Tangan Marlina digenggamnya erat.
" Walaupun cinta itu kudus dan mengasyikkan, tapi yang jadi penentu adalah rasa cinta kepada agama itu sendiri. Cinta kepada lelaki tidak akan menjamin kehidupan kekalnya. Yang menjamin keselamatan kekalnya bukan perkhawinan atau agama barunya... tetapi kebenaran....cinta tidak seharusnya di persatukan..!

Marlina melepaskan tangan yang digenggam ibunya itu lalu menekup muka menahan rasa sedih. Dia tidak berdaya menjawab. Didikan agama yang diperolehinya sejak kecil begitu kuat, tambahan pula keluarganya setia berpegang teguh pada agamanya.
"Tapi kami amat mencintai mi,..ina tak sanggup berpisah dengannya.." hatinya mulai menjerit.. jiwanya mula meronta-ronta.. dia benar-benar rasa tertekan dengan keadaan yang menimpa2 itu. Air matanya mula mengalir di pipi. Sesungguhnya tidak ada kata yang dapat dibayangkan betapa dalamnya cinta kasihnya terhadap Suffian.

Ibunya turut sama menitiskan air mata. Dia faham cinta kasih anaknya terhadap pemuda yang tidak seagama itu.. tapi dia tidak sanggup melihat anaknya menggadai keluarga dan agama hanya kerana mancintai Suffian yang berlainan agama, bangsa dan kepercayaan. Oleh sebab itu dia harus memutuskan hubungan itu walau dalam keadaan terpaksa.
Marlina lari ke dalam biliknya.. Dia menangis semahunya.. Kesedihan yang dirasakan pada hari itu benar-benar mengugat kesabaran dan ketabahan hatinya sebagai seorang hamba di dunia dan sebagai seorang anak dalam sebuah keluarga. Ibu hanya membiarkan keadaan itu. Dia tidak mahu memujuk dan berbincang lagi. Segala apa yang terselit di otaknya telah pun diluahkan.

bersambung.....


sue_marie dimasukkan pada: 26-10-99 19:06 MST     Klik di sini untuk profail sue_marie  Klik di sini untuk menghantar email kepada sue_marie     Edit Mesej Anda
Lanjutan dari kisah semalam...

Malam itu Marlina tidur awal dari biasanya. Sewaktu Suffian menelefon, ibu memberitahu yang Marlina sedang tidur. Ibu tidak pula menyampaikan pesan Suffian pada Marlina.
Keesokkan harinya Marlina ke pejabat seperti biasa.Masa rihat tengah hari Suffian datang menjemput Marlina keluar 'lunch'... Marlina akur dengan jemputan itu. Dia akur kerana rindu... dia akur kerana mahu... walaupun dia sedang bergelut resah.
"Semalam ian telefon ina, tapi umi kata ina dah tidur.."Suffian memulakan bicara semasa menanti makanan yang dipesan.
" Ia..? jam berapa..? " suara Marlina selamba tapi tenang.
" Jam 9 macam tu.."
"Agaknya ina dah tidur... ian telefon pasal apa..? tanya Marlina lagi. Dia seakan2 cuba mengingati masa lenanya semalam.
" Hmm.. sesaja.. nak dengar suara ina.. rinduuu!.. " senyum Suffian.
" Ina, esokkan hari sabtu.. syarikat akan mengadakan satu majlis.. nanti ian datang jemput ina di rumah, ya.."
" Hmm.. majlis apa pula tu ..jam berapa..?"
"Majlis anugerah cemerlang.. untuk kakitangan yang berpotensi cemerlang!" jawab Suffian.
"Hmm..ntah lah ian.. rasanya ina tak dapat hadir.." ucap Marlina lagi.
"Kenapa pula?.. ina tak sihat?.." kata-kata Marlina membuat Suffian tersentak. Selama ini Marlina tidak pernah menolak pelawaan nya..
Marlina tidak menjawab. Dia diam membisu. Hatinya bergolak sayu. Mahu saja diletakkan kepalanya di dada Suffian untuk menenangkan jiwanya, tapi keputusan yang baru diambilnya semalam terpaksa dilakukan walaupun hati sakit dan pilu.. Orang-orang yang disayangi tidak harus merana kerananya. Biarlah orang-orang tersayang itu merana seketika ini . Dia mahu melihat mereka bahagia kelak. Dia ingin segalanya damai sebelum masanya tiba... sebelum matanya tertutup rapat. Kan doktor berkata..hidupku takkan bertahan lama.. paling lama 1/2 tahun ... 6 bulan!..aaahhhh! itu cuma tekaan doktor... doktor bukan malaikat!.. tapi, walaupun cuma tekaan doktor.. aku harus bersedia.. aku tidak mahu orang lain mengetahui.. aku tidak ingin meninggalkan orang-orang tersayang dalam penantian yang tidak bertepi sebelum mata ini tertutup buat selamanya.!
"Ina .. kenapa sayang?.. jauh lamunan.." Suffian menegur setelah dilihatnya Marlina diam seketika.
" Ehh.. tak de apa ian..jom makan!.."pinta Marlina seketika makanan yang dipesan sampai.

Suffian tidak lagi mengulangi pertanyaannya. Dia faham dengan sikap Marlina. Dia tahu Marlina sedang menyembunyikan sesuatu daripadanya, walaupun tidak tahu apakah perkara itu. Dia tidak mahu mempersoalkan lagi. Dia akan terus menanti sampai bila hati Marlina terbuka untuk menyuarakannya.

Detik masa berlalu... Marlina semakin pasrah terhadap dugaan yang melanda. Betullah seperti kata doktor.. penyakit ina akan bertambah berat dalam masa yang sesingkat itu. Kerana itu, dia ingin perlakukan sesuatu ... dia tidak mahu pergi begitu saja..
Dia mula menjauhkan diri dari Suffian. Dia juga sudah meletakkan jawatan di tempat pekerjaannya.
Seketika Suffian tidak berupaya menghubungi Marlina di pejabat, lantas dia bertandang ke rumah Marlina.. Sayangnya sesampai dia di situ, dia telah dihalang oleh abang Marlina yang kebetulan ketika itu sedang duduk di laman rumah.
"Maafkan saya en. Suffian... kami tidak dapat membenarkan awak masuk,.. ketemu Marlina... Dia sedang 'tenat'.. dia perlu berihat!.."
Bagaikan gelap dunia ini dirasakan oleh Suffian bila mendengar yang Marlina sedang 'tenat'... oohh sayang!.. apa benarkah berita yang baru ku dengar ini atau sekadar alasan untuk kau menyisihkan diri dariku.. fikir Suffian.
Namun belum pun sempat Suffian bertanya... suasana menjadi kelam-kabut. Ibu Marlina tetiba menjerit memanggil abang Marlina.
"Marlina sedang tenat... kita harus bawa dia ke hospital sekarang juga..walaupun doktor tidak mampu berbuat apa-apa lagi... Kita tidak mahu membiarkan dia dalam keadaan begitu.. cepat..!" suara ibunya bergetar bersama tangisan yang tertahan-tahan.

bersambung.....

Alpine II dimasukkan pada: 26-10-99 19:36 MST     Klik di sini untuk profail Alpine II    Edit Mesej Anda
Keep it up sue..... I'm always support you.

Your truly,
Alpine.

sue_marie dimasukkan pada: 28-10-99 13:19 MST     Klik di sini untuk profail sue_marie  Klik di sini untuk menghantar email kepada sue_marie     Edit Mesej Anda
ALPINE...
Mekasih Pinee... heh! tak lama lagi nak habis dah cerpen ni..
Anyway..thanks for everything!

Huh!

~~~~~~~~~~~~~~~~~

Lanjutan dari kisah lalu...

Masa itu juga Marlina dikejarkan ke hospital. Nafasnya tersekat-sekat. Ibu resah dalam tangisan. Doa-doa meniti di bibirnya. Suffian mengekori dari belakang.
Marlina dimasukkan ke wad kecemasan. Di situ dia diberikan bantuan oksijin. Orang-orang tersayang semuanya sedang menunggu di luar dengan debar menyelimuti diri. Ayah Marlina juga ada bersama. Riak di wajah mereka penuh dengan tanda-tanya dan cemas.
Suffian duduk tenang di hujung kerusi dekat dengan pintu bilik kecemasan. Tidak lama kemudian doktor pun keluar dari bilik kecemasan. Dilihatnya ahli keluarga Marlina semua ada di situ.
"Maafkan saya... mana satu ahli keluarga terdekat cik Marlina ni..?" Doktor merenung satu persatu muka yang hadir di situ.
" Saya ayahnya Marlina... bagaimana dengan keadaan anak saya tuan doktor..?" ayah Marlina menyoal doktor dengan nada gelisah.
" Begini encik..anak tuan itu masih dalam keadaan tidak sedarkan diri. Setakat ini sukar bagi kami hendak meramalkan sesuatu ... sebenarnya, keadaannya memanglah tenat... tidak ada rawatan perubatan yang boleh membantunya lagi.. Bagaimana pun kita tidak seharusnya berputus asa.... berserah saja pada tuhan : sambil itu pihak kami akan sentiasa berusaha setakat yang terdaya."
"Tapi , doktor... kesian anak saya ini... dia masih muda.. jangan biarkan dia pergi begitu saja... tolonglah selamatkan lah dia. Bukankah setiap penyakit itu ada ubatnya.?" menitis airmata ibu mendengar kata-kata tuan doktor tadi.Terbayang-bayang wajah Marlina di matanya dengan rambutnya yang beralun cecah ke bahu. Anak gadis kesayangannya takkan dibiarkan pergi dalam usia yang masih muda.
"Boleh kami masuk melihat keadaannya..?" Ayah Marlina cuba mendapat izin.
" Maafkan saya.. kalian belum boleh dibenarkan masuk sebab kakitangan kami sedang berusaha merawatnya. Bagaimana pun kalian boleh melihat dari luar melalui kaca dibilik kecemasan. Nanti bila semuanya sudah selesai... pihak kami akan benarkan masuk.

Sudah dua malam Marlina berada di wad kecemasan tapi dia masih dalam keadaan yang sama. Keluarganya silih berganti menemaninya. Suffian juga tidak berganjak dari situ... kalau ada pun, dia pulang hanya untuk mandi dan makan sahaja.
Kebetulan masa itu, ibu Marlina bersama Suffian berada di sisi Marlina. Ibu merenung muka sayu Suffian. Dilihatnya mata Suffian cengkung sedikit akibat kurang tidur dan rihat. Selama tiga hari Marlina berada di wad, tiga hari itu jugalah Suffian setia bersama menemani. Bertambah pilu hati orang tua itu melihat akan cinta kasih Suffian yang begitu suci dan hebat.
Ibu mula insaf akan kesilapannya dalam menilai Suffian dulu. Dia terlalu membeza2kan soal agama, bangsa dan pegangan sehingga cinta kasih Marlina dan Suffian menjadi mangsa. Dia kesal kerana telah meleraikan kasih dua insan yang suci murni itu... dia sedar bahawa kasih mereka terlalu utuh dan hanya takdir saja yang mampu melerai. Untuk itu ibu perlu memohon maaf .
"Maafkan aunty, Suffian..." Ibu memulakan bicaranya.
" Terlalu berat dosa yang aunty telah lakukan terhadap kamu berdua..." suaranya tersendu antara esak tangisnya.
Suffian kaget! Dipandangnya muka ibu Marlina. Dalam hatinya bergolak pertanyaan... kenapa nih..?? Apa sebenarnya yang terjadi..?? fikirnya sendiri.

bersambung sekejap lagi...

sue_marie dimasukkan pada: 29-10-99 22:38 MST     Klik di sini untuk profail sue_marie  Klik di sini untuk menghantar email kepada sue_marie     Edit Mesej Anda
Lanjutan dari kisah yang lalu...

Setelah ibu menjelaskan semuanya sedari mula barulah Suffian faham.
" Sabarlah aunty,lupakan perkara yang sudah itu.. yang penting sekarang ialah doa kita untuk kesembuhan Marlina.. kita tidak seharusnya putus berdoa.. Insya Allah Tuhan akan mendengar doa kita..." balas Suffian. Ditatapnya wajah Marlina yang tidak bermaya dengan penuh rasa sayu .
Ya Allah, ya Tuhanku ...kiranya Engkau mengizinkan penyakitnya itu dipindahkan kepada aku...aku rela menerima.. asalkan orang yang amat aku sayangi kembali sihat... kiranya Engkau mengizinkan pertukaran nyawa sekali pun , ambillah nyawa ku sebagai gantinya... dan biarkan dia terus hidup . Aku memohon dengan seikhlasnya..sekiranya doa hamba Mu ini tidak membangkitkan kemurkaanMu...
Tidak lama kemudian , abang dan ayah Marlina sampai. Semuanya berada disisi dengan tumpuan mata arah Marlina. Riak di wajah masing-masing jelas menunjukkan rasa sayu dan pilu sekali.
Suffian sendiri tidak dapat membendung rasa kasih sayang nya terhadap Marlina yang semakin melimpah-limpah itu. Selama ini Marlina membuatkan dirinya resah dan rindu sepanjang waktu. Gelak tawa dan jelingan manjanya mengisi segenap ruang hati Suffian. AHHH!... begitu hebatkah panggilan CINTA??
Demi cinta kasih ku, aku akan melamarmu menjadi puteri dalam hidupku.... Suffian masih teringat sewaktu Marlina senyum membalas cintanya... ucapnya.. 'semoga engkau akan jadi seorang lelaki yang tabah menghadapi dugaan hidup dan paling setia dalam ikatan cinta kasih kita!'

Sedang semuanya dilamun hiba, tetiba Suffian tersentak dan bersuara.
"Ehh,.. Marlina!..inaaa!.." digenggamnya kemas tangan Marlina lalu diletakkannya ke dadanya..
" Kenapa Suffian?..kenapa dengan inaaa..?" si ibu terkejut sama.
" Marlina ..aunty.. tangannya bergerak2.. dia mula menunjukkan satu reaksi yang baik aunty..!" jawab Suffian.

Tidak lama kemudian Marlina membuka matanya perlahan2... mata yang telah beberapa hari berpeluk erat itu baru pun mulai dibuka. Teringat akan kata-kata tuan doktor...kalau dalam tempoh seminggu dua ini keadaan cik Marlina tidak berubah, maka buruklah petandanya.. tapi kalau semangatnya kuat ,insya Allah satu petanda yang baik...
Semua orang di sisi amat gembira dengan keadaan ini. Satu persatu wajah yang tersayang , tercegat di sisinya..direnung dengan penuh pilu. Senyum masih bisa terukir di bibir yang pucat lesu. Dia membalas genggaman erat Suffian walaupun genggamannya ketara lemah.

Walaupun masih belum mampu meluahkan kata-kata , senyumannya sudah cukup menenangkan hati dan perasaan orang-orang yang setia di sisinya.
Matanya kembali tertutup .... semua memandang terpingga-pingga melihat keadaan Marlina. Adakah kerana dia letih dan perlu rihat SEKETIKA atau untuk SELAMANYA..???
Di luar langit masih kelihatan mendung , meskipun gerimis sudah mulai reda. Senja pun baru berlabuh bersama sebentuk pelangi yang amat indah.....


....TAMAT ....

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

Terima kasih kepada semua pembaca kerana sudi membaca cerpen yang pertama kali lahir dari penulis...

*sue*

udika dimasukkan pada: 29-10-99 22:58 MST     Klik di sini untuk profail udika  Klik di sini untuk menghantar email kepada udika     Edit Mesej Anda
sue.... tulis lagi k
dah habis citer nie
sonok ika baca
ari ari duk tunggu cerpen sue ngan alpine
la nie tunggu alpine punya jerler
sambung lagi sue sambunG!!!!!!!! hehehehe
ciao babehh!
keep writing!

eh lupa lak nak cakap... ending dia tergantung..takde ending yg pasti... teringat pulak cerita fenomena (search) *sob*

[Mesej ini telah diubah suai oleh udika (pada 29-10-99).]

6tolak6 dimasukkan pada: 30-10-99 03:01 MST     Klik di sini untuk profail 6tolak6    Edit Mesej Anda
kopivosian...

dah habis dah,
kat hospital habisnya...
hmmmm teringat, masa melawat seorang kawan kat wad kecemasan jantung, suatu waktu dahulu, tapi kawan tu, adalah watak di pentas nyata. tiada keajaiban.
hmmmmm...

sue_marie dimasukkan pada: 30-10-99 17:02 MST     Klik di sini untuk profail sue_marie  Klik di sini untuk menghantar email kepada sue_marie     Edit Mesej Anda
ikaaa.... hmmm
acctually citer ni bole sambung ... dan bole kira tamat juga.. endingnya terpulang pada pembaca semua .. lagi pun, semuanya nak happy ending..tapi sue tak leh buat gitu..sebab tu kene tamat kan sampai situ dulu...
lain waktu kalau rajin ..Insya Allah sue akan buat sambungannya ok..! so sabar ye sayangg!!..

~~~~~~~

6tolak6...
kopivosian ...

Hmmm.. terima kasih kerana membaca cerpen yang pertama kali sue reka ini..
habis nya kat hospital juga... tapi boleh sambung lagi..kalau rajin..
sedih juga sue dengar citer teman tu..lawat kawan kat hospital di pentas nyata!! hmm... ooh sedihnyaaaaa!..hmmmmmmm..

apa2 pun ..terima kasih atas komen kalian ..
*sue*

udika dimasukkan pada: 30-10-99 17:20 MST     Klik di sini untuk profail udika  Klik di sini untuk menghantar email kepada udika     Edit Mesej Anda
hehehe sue ika rasa ending nya dah cukup bagus tu... buat yang ada fikiran luas dan terbuka cam ika nie mauahhaha (friends down here believe we two have big wide brains!) errkk apa ika merepek nie anywaaaayyy bila nak sambung leh sambung... nak ending leh ending... nie sme fictions...yang jadi kat pentas nyata tiada kene mengena dah takdirnya...
Alpine II dimasukkan pada: 30-10-99 18:02 MST     Klik di sini untuk profail Alpine II    Edit Mesej Anda
alamakkkk..... aper ending camnie? Anyway, it is good for you to ending it with your own way. Kita ada kuasa ke atas novel tulisan kita. Orang lain takde hak nak ubah ek? Congratulations.... bila ada masa nanti, tulislah lagi okay?

Alpine: Kalau camni, sue dah kira berjaya dalam percubaan pertama sue. Ingat lagi, dulu sue tak berani mencuba.... sekarang dah berjaya. You can do it man! Congrat.....

Topik Ditutup Untuk menutup topik ini, klik di sini.

Masukkan Topik Baru   Jawab Mesej Ini
Masuk ke:

HangTuah | Melayu.com