Komunikasi Darurat:
Komunikasi yang digunakan disaat komunikasi normal seperti telepon dan berbagai pelayanan radio tidak berfungsi atau kewalahan. Sudah terbukti bahwa komunikasi tepat waktu dan layak adalah kebutuhan terpenting dikala darurat dan bencana untuk mencegah kehilangan nyawa, hak milik, dan untuk mempercepat pengendalian dan pemulihan.
Bisa berbagai jenis. Radio amatir, telepon seluler dan nirkabel, CB (RAPI), FRS (Pelayanan Radio Keluarga), pager digital, band marin VHF dan telepon satelit adalah beberapa kemungkinan.

Mengapa Komunikasi Darurat diperlukan:
Perorangan, keluarga, dan organisasi bertanggung jawab menentukan komunikasi alternatif dikala komunikasi normal tidak tersedia. Komunikasi misalnya mungkin didalam organisasi atau keluarga, dan mungkin antar organisasi atau keluarga.

Pelayanan telepon dikala darurat:
Komunikasi antara yang berwenang dan masyarakat dilaksanakan melalui perangkat yang umum melalui perusahaan telepon, pager dan internet. Perusahaan telepon menginvestasikan banyak dana untuk peralatan guna memberikan pelayanan telepon yang layak, termasuk bangunan yang tahan dan aman, kendali telepon yang layak, genset, batere dengan jumlah banyak. Perusahaan telepon seluler, pager dan internet sebaliknya bergantung pada perusahaan telepon.
Sistem telepon tsb.:
1. Atas hitungan bisnis disediakan hingga puncak pemakaian dalam penggunaan sehari hari, bukan puncak pemakaian dikala darurat dimana setiap orang menginginkan pemakaian telepon.
2. Biasanya tergantung pada kabel tembaga atau kabel optik serat, piringan mikrowave, panel antena telepon seluler, dimana terancam rusak dikala angin besar atau petir dll.
3. Biasanya tidak portabel dan cukup layak untuk memenuhi kebutuhan darurat.
Ini semua alasan yang paling umum mengapa kebutuhan komunikasi publik normal tidak tersedia dikala darurat.

Keberhasilan Radio Amatir dalam Komunikasi Darurat disaat sistem lain gagal karena:
1. Peralatan radio amatir tidak tergantung pada kawat dan fasilitas komunikasi yang disediakan oleh perusahaan telepon dan penyedia umum lainnya. Ia kebal terhadap kerusakan yang terjadi pada sistem telepon.
2. Tidak peduli merek dan model peralatan radio, amatir yang menggunakan band frekuensi dan mode yang sama dapat berkomunikasi satu sama lain. Ini berbeda dengan pemerintah atau perusahaan, dimana komunikasi terbatas dan terbagi atas setiap kelompok sesuai izin lisensi dan peralatan.
3. Operator radio amatir diizinkan memakai daya yang lebih besar dibanding pelayanan radio perorangan lain seperti CB (RAPI) dan Pelayanan Radio Keluarga (FRS) dan memiliki keleluasaan yang lebih besar atas peralatan dan antenna.
4. Penggiat Radio Amatir menggunakan jangkauan luas atas band radio, masing masing dengan keunggulan tertentu dalam mengatasi hambatan komunikasi radio. Radio VHF (Very High Frequency-144 Mhz) dan UHF (Ultra High Frequency-440 Mhz) adalah perangkat kecil dan portabel dengan banyak kanal untuk menangani sejumlah besar komunikasi jarak pendek. HF (High Frequency) dapat dihantarkan melewati gunung dan lembah dan antar pulau dan memberikan jangkauan yang melebihi VHF dan UHF.
5. Operator radio amatir menggunakan perangkatnya secara teratur yang akan memastikan pemeliharaan dan operasionalnya. Beberapa peralatan adalah portabel genggam atau dipasang dikendaraan. Operator radio amatir terlatih atas pengoperasian dan kemampuan peralatan miliknya.
6. Operator radio amatir disebarkan keseluruh masyarakat, sekolahan, tempat ibadah dan fasilitas taman/ruang yang sering digunakan bagi selter evakuasi. Beberapa instansi memiliki operator radio amatir di instansinya.
7. Beberapa operator radio amatir memiliki keterampilam sangat tinggi dan memiliki peralatan, mampu mengatasi masalah yang disebabkan kerusakan peralatan dan sistem komunikasi. Sebagian mereka bekerja dipemerintah atau perusahaan mengerjakan kerja teknis sebagai kehidupan normalnya.

Rujukan:
1. Ron Hashiro: What is Emergency Communications?
2. Berbagai Sumber lain