DASAR PERKAHWINAN ISLAM
Ismail Ahmad

MUKADDIMAH


Islam adalah Ad-Diin yaitu sebuah ajaran hidup atau Risalah tentang hidup ciptaan Allah SWT. Dianugerahkan kepada manusia melalui UtusanNya yang terakhir yakni Nabi Muhammad SAW. Dengan terutusnya Muhammad saw. membawa Suara Wahyu tersebut maka terjadilah suatu REVOLUSI (Perubahan Total) tentang hidup secara besar-besaran terhadap kehidupan kita diDunia ini. Risalah yang dibawanya (Muhammad saw.) bukanlah seperti yang dianggap oleh kebanyakan orang Islam sendiri sebagai sebuah 'AGAMA' dalam pandangan yang sempit......Tetapi ia adalah suatu Konsep mengenai Hidup dan Kehidupan secara keseluruhan (Syumul). Ia adalah peraturan dan perundang-undangan tentang hidup yang diatur dan disusun oleh Zat Yang Maha Mencipta dan Maha Mengetahui tentang segala sesuatu yang diciptaNya yakni Allah SWT.

"Dia-lah Allah Yang telah mengutus RasulNya (Muhammad saw.) dengan membawa Petunjuk Hidup dan Ajaran Hidup yang Haq (Benar) untuk (tampil dipermukaan) mengatasi segala ajaran-ajaran agama yang lain sekalipun ianya amat dibenci oleh orang-orang Musyrik."    (Ash-Shaff : 9)

Allah-lah Yang Mengatur dan Mentadbir seluruh Alam, yang nyata maupun yang ghaib. Dia-lah yang Mencipta, Mengurus, dan Menentukan seluruh gerak alam dan gerak alam kehidupan manusia kerana Dia-lah Yang Mewujudkan semuanya ini dari tiada kepada ada. Allah-lah Yang Mencipta alam yang beraneka rupa ini dan Dia-lah Yang Berkuasa keatas semuanya. Semua yang ada pada seluruh Alam baik yang diLangit ataupun diBumi adalah milik dan kepunyaan Allah SWT termasuk juga manusia. Kerana Dia Pemilik sebenarnya maka seluruh urusan kehidupan yang berada dilangit maupun dibumi khususnya manusia tertakluk dengan Kudrah dan Iradah Allah SWT.

Manusia-lah 'Subjek Cerita Hidup ini' mengapa Allah SWT menciptakan semua yang ada pada seluruh alam. Maka diutusNya Para Rasul ('alaihimis salam) membawa Wahyu Petunjuk Hidup agar manusia tau arah hidup yang hendak dituju, tau siapa dirinya, tau dimana ia berada, tau dengan pasti milik siapakah semua alat yang digunakannya didunia ini, kenal Penciptanya dan tau kemana akhir kesudahannya nanti? Bagaimana menjaga hubungannya dengan Al-Khaliq, hubungan manusia dengan manusia, hubungan manusia dengan haiwan, dan hubungannya dengan makhluk lainnya. Semuanya harus berada dalam Peraturan Allah SWT yang disampaikan Rasul-rasul tersebut. Menyalahi peraturan Allah SWT akan membawa padah dan bencana bagi manusia itu sendiri sebagaimana peringatan Allah :
Allah menjadikan manusia makhluk yang pandai berkomunikasi dan dapat mematuhi peraturan sesuai kehendakNya. Allah SWT menciptakan Peraturan Berkomunikasi dan peraturan-peraturan lain adalah semata-mata untuk kebahgiaan, kebaikan dan keselamatan manusia disepanjang perjalanan hidup mereka didunia ini sampailah keAkhirat.

Selamat yang dimaksud dalam pengertian ini adalah :

Walhasil, yang akan mendapat KEUNTUNGAN (selamat dari tipuan Syaithan) atau KERUGIAN (terpedaya dengan pengaruh Syaithan) disisi Allah SWT adalah manusia itu sendiri........semuanya tergantung dengan manusia, apakah mereka Ta'at dan Patuh terhadap 'PERATURAN DAN UNDANG-UNDANG ALLAH SWT' ataupun tidak.

Untung dan rugi disisi Allah SWT bukanlah bersifat materi atau benda sebagaimana yang difahamkan orang!? Bagi Allah SWT setiap Insan yang ta'at dan patuh kepadaNya akan mendapatkan Rahmat dan RedhaNya sepanjang hidupnya diDunia ini sampailah keAkhirat…...itu adalah Janji dan Jaminan Allah SWT kepada HambaNya. Oleh sebab itu sebagai seorang Muslim wajib hukumnya bagi kita menta'ati dan mematuhi seruan serta perintah Allah SWT keatas kita (sama ada kita suka ataupun tidak). Seluruh persoalan hidup baik secara fardi (perseorangan) ataupun jama'i (berjemaah) mesti kita jalani sesuai dengan (Kemauan dan Kehendak) Masyi'ah Allah SWT jika kita mau mencapai kebahagiaan dan mau selamat dalam pelayaran bahtera hidup …….. Dunia dan Akhirat!!! Jika kita engkar maka bencanalah akibatnya!? Tentu bukan itu yang kita mau!!!

"Dan kamu tidak akan dapat menentukan kehendak kamu (terhadap sesuatu apapun), kecuali bila ianya dikehendaki oleh Allah , Tuhan yang Memelihara dan mentadbir seluruh Alam maya ini." (At-Takwiir : Ayat 29)

Dari sejak kejadian Adam a.s. lagi Allah SWT telah mengajarkannya berbagai perkara. Diantaranya Allah mengajarkan Adam a.s.cara-cara perhubungan yang sesuai fitrah kejadian manusia yaitu hubungan antara jenis lelaki dan wanita melalui 'Perkahwinan' sebagai penjamin martabat kemanusiaan. Sejarah didalam Al-Quran mengenai peristiwa Habil dan Qabil dan perkahwinan mereka merupakan awal dari Pengajaran Allah tentang Perkahwinan. Sejak itulah mulainya pembiakan makhluk manusia dibumi melalui Perkahwinan. Dan itulah pula yang membedakan antara kita manusia dengan Haiwan. Ajaran Allah ini terus berkembang sampailah terwujudnya suatu sistem perkahwinan yang lengkap dan tersusun rapi yang dibawa oleh Muhammad saw. yaitu Al-Qur'an.

Selanjutnya kemuliaaan martabat keturunan manusia tergantung dengan patuh atau tidaknya manusia dengan undang-undang Allah tersebut. Dari masalah mencari jodoh, hubungan lelaki dan wanita, pertunangan, walimah, mahar/maskawin, wali dan saksi, adab zhifaf, cerai atau thalaq, hubungan keluarga, semuanya saling berkait antara satu sama lain berdasarkan ajaran Allah SWT dan Sunnah RasulNya Muhammad saw.

Maka Perkahwinan merupakan Inti atau Pokok bermulanya pembinaan sebuah "Institusi Keluarga". Setiap Muslim yang 'Aqil Baligh' yang telah sanggup untuk berkeluarga wajib bernikah dengan 'Undang-undang Munaqahah' menurut Islam. Dan hanya peraturannya saja yang diiktiraf Allah SWT samada disenangi ataupun tidak. Ajaran Rasulullah saw. mengenainya sudah cukup lengkap dan tidak lagi perlu kepada peraturan-peraturan lain. Itulah pula sebabnya perkahwinan merupakan suatu IBADAH jika peraturan Allah dan ajaran RasulNya yang dituruti. Jika ia dicampur dengan peraturan-peraturan lain maka tidak lagi ia dinilai sebagai suatu IBADAH bahkan tidak tertolak kemungkinan ia boleh menjadi syirik.

Dalam pada itu rumahtangga yang hendak dibina adalah sebuah rumahtangga Muslim, maka peraturan Islam-lah yang mesti dilalui….bukan selainnya. Inilah yang seharusnya menjadi perhatian setiap orang yang mengelar/mengaku dirinya Muslim dalam melaksanakan Ibadah Perkahwinan. Tidak kira ia kaya ataupun miskin, pandai ataupun bodoh, rakyat biasa ataupun pemimpin, peraturan Allah tetap sama bagi siapa saja !?!

Dengan lahirnya keluarga Islam menerusi Ibadah Perkahwinan tadi maka akan berkembanglah Keluarga Muslim ini sehingga terwujudnya suatu institusi yang lebih besar lagi dan lebih luas yaitu Masyarakat Muslim atau Jama'ah Muslimah. Sebuah masyarakat yang terdiri daripada manusia-manusia Muslim yang menta'ati dan mematuhi peraturan Allah SWT dalam menjalani kehidupan ini. Tujuan hidup bagi mereka adalah untuk beribadah kepada Allah dalam segala hal…..bukan hanya dalam hal sholat, puasa, zakat dan haji saja tetapi seluruh kehidupan ini adalah Ibadah bagi mereka. Kesempatan hidup yang hanya sekali ini tidak disia-siakan mereka untuk berdalih-dalih kerana disitulah letaknya kerugian sesungguhnya yakni Rugi kesempatan untuk berinvestasi diDunia demi kepentingan Akhirat!

Inilah yang di impikan setiap Muslim. Namun impian semata tidaklah akan membawa apa-apa faedah tanpa ada bukti amalnya!? Dan, dalam mengamalkannya tentulah akan terdapat halangan dan rintangan kerana itu adalah Sunnatullah (ketentuan Allah). Seorang Muslim tidak seharusnya lari dan gentar untuk menghadapi halangan dan rintangan dalam menta'ati Allah SWT. Ia seharusnya yakin bahwa penyerahan dan pengorbanannya disaksikan Allah dan tidak akan dibiarkan Allah selama-lamanya dalam keadaan terancam dan teraniaya!? Cepat atau lambat Allah pasti akan membelanya!!! Yang perlu baginya hanya Bersabar kerana disitulah "Climax" perjuangannya. Perjuangan mematuhi Perintah Allah. Betapa banyak contoh dalam Al-Quran tentang hal ini! Lihat saja kisah-kisah Para Nabi dan Rasul beserta ummatnya!? Niscaya kita akan dapati bahwa pertolongan dan pembelaan Allah selalunya tiba pada Puncak (Climax) ujian Allah pada hamba-hambaNya. Bagaimana Kita ? ? ? ? ? ? ?

Itulah Syariah yang dibawa oleh Muhammad saw. yang wajib hukumnya bagi Ummat Muhammad beriman kepadanya, mengamalkannya dan menjaganya dengan Mujahadah (sungguh-sungguh). Meninggalkan atau mengabaikan sama ada sebahagian atau semua ajaran Syariah Muhammad boleh mengakibatkan kita ditolak Rasulullah saw. sebagai Ummatnya pada Yaumil Qiyamah nanti, bahkan boleh menjadikan kita KAFIR/MURTAD dan patut diazab Allah SWT….. na'uzubillahi min zaalik! Bayangkan saja, bila Rasulullah saw. sudah menolak kita, siapakah yang akan memberikan Syafa'ah kepada kita nanti ? ?

Jadi, kesimpulannya yang menjadi pegangan disini adalah keselamatan dan kebahagiaan kita manusia selama hidup didunia ini sampailah keAkhirat. Dan diAkhirat nanti, barulah kita akan sadar betapa terlanjurnya kita selama hidup didunia dahulu, lebih-lebih lagi bila kita diminta pertanggung-jawaban terhadap "Amalan" hidup kita selama diDunia ini……akan terkejutlah kita betapa DEGIL dan UNGKALnya kita dahulu!? Tapi, ketika itu semuanya sudah berlalu dan tiada guna untuk penyesalan!!! Terimalah akibat dari AMAL hidup kita yang dah tak dapat nak 'Replay' untuk di-Edit lagi.

Oleh sebab itu permasalahan hidup ini harus bermula dari Masalah Rumahtangga. Dan bila kita berbicara mengenai rumahtangga maka ia terkandung didalam peraturan "Aqad dan Nikaah dalam Bab Munaqahah". Dalam ajaran Islam PERKAHWINAN termasuk urusan hidup yang mempunyai nilai Ibadah. Dan Ibadah tidak boleh bercampur dengan Adat atau Tradisi (yang berdasarkan kepada kebiasaan) sesuatu suku atau kaum atau bangsa!!! Ajaran Islam selamanya memang berdiri sendiri dan tidak pernah akan sama dengan ajaran-ajaran lain. 

Sebagaimana sebelum ini diberitahu bahwa Islam diturunkan Allah untuk MEROBAH semua kebiasaan jahiliyah yang rata-rata berdasarkan kepada pandangan Adat dan Tradisi serta Peraturan-peraturan buatan orang-orang tertentu. Begitulah halnya dengan masalah Perkahwinan ini.

Tetapi pada Zaman yang sudahpun memasuki Millenium keduaini atau Era Globalisasi seperti sekarang ini, zaman yang kononnya manusia merasa dirinya sudah MAJU dan HEBAT, masih saja terdapat ramai dari kalangan orang Islam yang sudah berbalik kebelakang seperti sebelum datangnya Islam. Ramai diantara mereka yang telah mengikuti jejak Jahiliyyah, misalnya ketika mengadakan pesta Majlis Walimatul 'Urus. Selalunya pesta tersebut didasari oleh kemauan Adat atau Tradisi menurut suku atau kaum masing-masing. Lalu, Adat dan Tradisi tersebut dipaksakan untuk mesti diadakan seolah-olah ianya suatu Ibadah …… Na'uzubillahi min zaalik!?

Para undangan bukan lagi dilayani semestinya sebaliknya terpaksa beratur menunggu giliran mengambil makanan secara 'Self Serve' ala Barat atau yang sering disebut "Buffet". Manakala orang tua pengantin pula sibuk menyambut orang datang dan 'bersalam tempel' (amplop bersisi uang) ketika tetamu pulang. Ada pula yang membeda-bedakan para undangan antara orang biasa dengan 'tetamu kehormat'.....orang biasa jemputannya siang hari manakala Tetamu Kehormat' tadi malam hari atau lebih dikenali dengan sebutan "Dinner" lengkap dengan juadah yang istimewa dan 'Minuman-minuman Syaithan'. Alangkah beraninya orang Islam yang semacam ini??? Tidakkah pernah mereka terfikirkan bahwa dengan secara sengaja ataupun tidak mereka telah menambah dan merobah-robah "Syariah" ajaran Muhammad saw.!!! Amalan seumpama ini tidak obahnya seperti kita menghina dan mempersendakan ajaran Rasulullah saw. Sungguh terkutuk-lah orang-orang yang menghina Rasulullah saw., dan lebih terkutuk lagi bila mereka memuja-muji amalan Syaithan tersebut!!!

Siapakah yang akan memberi kita Pahala? Siapa pulakah yang akan mengazab kita bila kita tidak mengikuti Adat bangsa atau suku-suku tertentu??? Siapa pula-kah yang akan memberi berkah dan rahmat keatas Perkahwinan yang tidak tau artinya menghormati tetamu itu? Siapa pula yang akan Melaknati atau Mengutuk perkahwinan yang tidak menyertakan Tetamu Kehormat' dari kalangan orang-orang KAFIR??? Siapakah yang akan menjamin bahwa zuriat yang akan lahir nanti mendapatkan redha Allah SWT jika Permulaan dari perkahwinan saja sudah Bertentangan dengan Ajaran Rasulullah saw.???? Kalau ada yang berani menjamin, apakah alasannya?, apa dasarnya? dan apa dalilnya??? Hukum Munakahah dalam Islam cukup lengkap dan jelas dan tidak memerlukan takwil-takwil!!! (Sila rujuk selalu Laman ini untuk mengikuti Hukum Munakahah berdasarkan ajaran Al-Quran dan Hadith Shahih....penulis)

"Barangsiapa yang menta'ati Rasul saw. maka sesungguhnya ia telah menta'ati Allah, dan barangsiapa yang berpaling atau mengingkari Rasul saw. maka ketahuilah Hai Muhammad! Tidaklah Kami (Allah) mengutus engkau untuk menjadi Pelindung mereka (untuk tidak melakukan kesalahan)!" (An-Nisa'a : Ayat 80)

Memang pada zaman belakangan ini telah terjadi berbagai penyimpangan dalam 'Ibadah Walimatul 'Urus' ini, dimana unsur-unsur yang bukan dari ajaran Allah dan RasulNya telah menjadi amalan biasa malah telah dijadikan semacam adat dan tradisi baru yang dipaksakan dan dipromosikan. Ada sesetengah Ibu Bapa pula kerana sudah sampai terikut-ikut 'trend' Jahiliyyah Moden sekarang ini, sanggup mengancam dengan memaksakan kehendak mereka keatas anaknya yang akan menikah dengan mengikuti Adat dan Tradisi yang baru muncul tersebut!? Dan malahan ada pula yang sampai menyumpah atau membuang anak kandung sendiri bilamana anak tersebut tidak mau menuruti kehendak Ibu Bapa mereka didalam mengadakan acara Majlis Walimatul 'Urus secara Adat dan Tradisi tertentu!? Subhanallah! 

Ambil saja contoh yang sering diamalkan orang seperti adat "Bersanding" misalnya……apakah amalan ini dari ajaran Islam dan dibenarkan Allah dan RasulNya??? Dengan mempamerkan 'Pengantin Perempuan' kepada khalayak ramai tidakkah itu bertentangan dengan larangan Rasulullah saw??? Belum lagi persoalan bergambar-gambar …… tidakkah para Ibu Bapa sadar bahwa betapa banyaknya Hadith Rasulullah saw. yang "Mengutuk" perbuatan bergambar itu dan bagaimana pula larangan Rasulullah saw. terhadap Aurat Wanita???

Sila perhatikan Hadith-hadith dibawah ini :

  1. Diriwayatkan daripada Aisyah r.a katanya : Sesungguhnya Ummu Habibah dan Ummu Salamah pernah menyebut tentang sebuah gereja yang pernah kami lihat di Habsyah iaitu Ethiopia yang penuh dengan gambar-gambar kepada Rasulullah s.a.w, lalu Rasulullah s.a.w bersabda : "Sesungguhnya mereka iaitu penduduk Ethiopia mempunyai kebiasaan apabila ada salah seorang lelaki yang soleh dari kalangan mereka meninggal dunia, maka mereka akan mendirikan sebuah masjid di atas kuburnya dan mereka juga membuat beberapa gambar. Mereka adalah sejahat-jahat makhluk di sisi Allah pada Hari Kiamat kelak."
    Riwayat Al-Bukhari di dalam 'Kitab Shalat' Hadits Nombor 409-416; di dalam 'Kitab Jenazah' Hadits Nombor 1255 ; di dalam 'Kitab Sifat-sifat Terpuji' Hadits Nombor 3584 .
    Riwayat Muslim di dalam 'Kitab Masjid dan Tempat Sembahyang' Hadits Nombor 822.
    Riwayat Nasa'ie di dalam 'Kitab Masjid'Hadits Nombor 697 .
    Riwayat Ahmad Ibnu Hanbal di dalam 'Kitab Juzuk 6' Muka Surat 51 .
  2. Diriwayatkan daripada Ibnu Abbas r.a katanya: "Daripada Nabi s.a.w baginda bersabda: Malaikat tidak akan masuk ke dalam rumah yang terdapat anjing atau gambar-gambar."
    Riwayat Al-Bukhari di dalam 'Kitab Permulaan Kejadian' Hadits Nombor 2986 .
    Riwayat Muslim di dalam 'Kitab Pakaian dan Perhiasan' Hadits Nombor 3929 .
    Riwayat Turmudzi di dalam 'Kitab Pakaian'Hadits Nombor 1672 ; di dalam 'Kitab Etika' Hadits Nombor 2728 .
    Riwayat Nasa'ie di dalam 'Kitab Pemburuan dan Sembelihan' Hadits Nombor 4208 ; di dalam 'Kitab Perhiasan' Hadits Nombor 5252 sampai 5255 .
    Riwayat Abu Daud di dalam 'Kitab Pakaian' Hadits Nombor 3639 , 3643 .
    Riwayat Ahmad Ibnu Hanbal di dalam 'Kitab Juzuk 4' Muka Surat 28 sampai 30 .
    Riwayat Malik di dalam 'Kitab Meminta Izin' Hadits Nombor 1524 .
  3. Diriwayatkan daripada Aisyah r.a katanya : Kami mempunyai kain langsir yang bergambar burung. Orang yang hendak masuk, tentu akan melihat kain langsir yang bergambar tersebut. Lalu Rasulullah s.a.w bersabda kepadaku: "Gantilah kain langsir ini, kerana setiap kali aku masuk dan melihatnya aku menjadi ingat kepada dunia. Aisyah berkata: Kami mempunyai benang yang boleh kami katakan sutera, maka kami memakainya."
    Riwayat Al-Bukhari di dalam 'Kitab Pakaian' Hadits Nombor 5498 .
    Riwayat Muslim di dalam 'Kitab Pakaian dan Perhiasan' Hadits Nombor 3934 .
    Riwayat Turmudzi di dalam 'Kitab Suasana Hari Kiamat' Hadits Nombor 2392 .
    Riwayat Nasa'ie di dalam 'Kitab Qiblat' Hadits Nombor 753 ; di dalam 'Kitab Perhiasan' Hadits Nombor 3497,5257,5259 sampai 5262 .
    Riwayat Ibnu Madjah di dalam 'Kitab Pakaian' Hadits Nombor 3463 .
    Riwayat Ahmad Ibnu Hanbal di dalam 'Kitab Juzuk 6' Muka Surat 103,116,172,199,214,241,247 .
    Riwayat Malik di dalam 'Kitab Masjid' Hadits Nombor 1525 .
  4. Diriwayatkan daripada Ibnu Umar r.a katanya: Sesungguhnya Rasulullah s.a.w pernah bersabda : "Orang-orang yang membuat atau melukis gambar-gambar akan disiksa pada Hari Kiamat. Maka akan difirmankan kepada mereka: Hidupkan apa yang telah kamu ciptakan."
    Riwayat Al-Bukhari di dalam 'Kitab Pakaian' Hadits Nombor 5495 .
    Riwayat Muslim di dalam 'Kitab Pakaian dan Perhiasan' Hadits Nombor 3942 .
    Riwayat Nasa'ie di dalam 'Kitab Perhiasan' Hadits Nombor 5266 .
    Riwayat Ahmad Ibnu Hanbal di dalam 'Kitab Juzuk 2' Muka Surat 4,20,26,55,101,125,139,141,145 .
  5. Diriwayatkan daripada Abdullah bin Mas'ud r.a katanya : Rasulullah s.a.w bersabda : "Manusia yang paling berat siksanya pada Hari Kiamat, ialah para juru gambar."
    Riwayat Al-Bukhari di dalam 'Kitab Pakaian' Hadits Nombor 5494 .
    Riwayat Muslim di dalam 'Kitab Pakaian dan Perhiasan' Hadits Nombor 3943 .
    Riwayat Nasa'ie di dalam 'Kitab Perhiasan' Hadits Nombor 5269 .
    Riwayat Ahmad Ibnu Hanbal di dalam 'Kitab Juzuk 1' Muka Surat 375 , 426 .
  6. Diriwayatkan daripada Ibnu Abbas r.a katanya : Aku pernah mendengar Rasulullah s.a.w bersabda : "Setiap tukang gambar akan di masukkan ke dalam Neraka. Allah akan menjadikan baginya dengan setiap gambar yang dibuatnya nafas yang menyiksanya di Neraka Jahannam."
    Riwayat Al-Bukhari di dalam 'Kitab Jual Beli' Hadits Nombor 2073 ; di dalam 'Kitab Tabir' Hadits Nombor 6520 .
    Riwayat Muslim di dalam 'Kitab Pakaian dan Perhiasan' Hadits Nombor 3945 .
    Riwayat Turmudzi di dalam 'Kitab Pakaian'Hadits Nombor 1673 .
    Riwayat Nasa'ie di dalam 'Kitab Perhiasan' Hadits Nombor 5263 , 5264 .
    Riwayat Abu Daud di dalam 'Kitab Etika' Hadits Nombor 4370 .
    Riwayat Ahmad Ibnu Hanbal di dalam 'Kitab Juzuk 1' Muka Surat 216,241,246,308,350,359,360 .

Lebih jauh lagi kalau kita berbicara mengenai Maskawin, Hantaran, Pertunangan dan yang amat memperihatinkan sekarang ini ialah suatu usaha yang bernuansa "Politik" yaitu "Kewajiban Menghadiri Kursus Rumahtangga" yang telah diwajibkan seolah-olah ianya "Hukum" dari Allah SWT. Kursus tersebut mewajibkan kedua calon pengantin untuk menghadirinya dan bagi yang tidak menghadiri/mengikuti "Kursus" tersebut diancam atau diberi katadua bahwa calon pengantin tersebut tidak akan diberikan/dikeluarkan "Surat Nikah"!!! 

Bayangkan saja sikap Para Ustadz/Kadi/Pendaftar Perkahwinan seperti ini, bila berceramah atau berkhutbah bukan main 'Alim dan Tawaddu' seolah-olah merekalah contoh tauladan yang patut didengari dan diikuti ajarannya....tetapi disebalik itu semua, bila berada diKantor-kantor atau pejabat-pejabat mereka, maka mereka menjadi orang lain yang seolah-olah kita tak pernah kenal, malah sampai ada yang berkomentar :'Kalau semua nak percuma dan serba mudah tinggal sajalah diHutan'...na'uzubillahi min zaalik.....beginilah sikap dan perangai ustadz/kadi kita yang amat bertolak belakang dari ajaran Sunnah Rasul saw., padahal Rasulullah saw. telah bersabda mengingatkan kita semua yang artinya :

"Diriwayatkan daripada Abu Musa r.a katanya : Ketika Rasulullah s.a.w memerintahkan seorang Sahabat untuk melaksanakan salah satu perintahnya, dengan bersabda : Sampaikanlah khabar gembira dan jangan menakut- nakutkan. Permudahkanlah dan jangan menyusahkan/memayahkan".
(Hadith riwayat Bukhari, Muslim, Abu Daud dan Ahmad ibnu Hanbal.)

Dalam Hadith tersebut amat jelas bahwa Rasulullah saw. memerintahkan kita supaya mempermudahkan orang lain didalam melaksanakan 'Perintah baginda saw.'. Menurut ajaran Islam setiap kalimat 'Perintah' Rasulullah saw. tidak kira samada nilainya berdasarkan kaedah Ushul adalah Mandub atau Wajib itu adalah "Ibadah" sifatnya……..dan Baginda melarang kita daripada menyusahkan, apalagi kalau sampai bersifat Mengancam, menakut-nakutkan dan Memaksa!!!!!

Dari perspektif lain pula terdapat para Ibu Bapa yang bertanggapan dengan sikap seorang 'Ghabiy' dalam menghadapi persoalan tersebut?! Tak heranlah kalau kebanyakan dari ummat ini lebih senang menjadi Muqallidin dari Muttabi'iin sebagaimana yang dianjurkan oleh para Imam Mazhab anutan mereka. Ramai dikalangan orang-orang tua hari ini lebih suka menyerah dan membiarkan saja keadaan yang semakin hari semakin mengancam kemurnian serta keluhuran ajaran Islam. Ada yang menjawab dengan nada kalimat yang melambangkan kelemaham jiwa iman mereka terhadap Allah dan ajaranNya. Malah mempersenda dan memalukan Islam. Sikap sedemikian rupa boleh dianggap seolah-olah mereka telah menghina Allah dengan segala sifatNya yang Mulia....na'uzubillahi min zaalik!!!
Contoh ungkapan kalimat yang sering kita dengar adalah seperti berikut :
1 - "Apa boleh buat, sudah jadi undang-undang",
2 - "Kita ni orang bodoh tak tau apa-apa, kita harus ikut cakap Ustadz-ustadz tu sebab mereka tu orang-orang yang faham betul hukum-hakam agama",
3 - "tak-kanlah ustadz-ustadz tu semuanya salah, tak-kanlah tak ada kata Ustadz tu yang benar!",
4 - "Kalau ustadz-ustadz tu ajar yang salah atau yang sesat, dia oranglah yang tanggung dosanya" dan berbagai-bagai lagi keluhan ataupun ungkapan yang kedengaran NEGATIF seperti ini!

Apakah Para Ibu Bapa kita ini lupa bahwa tanggungjawab "Agama" adalah kewajiban setiap peribadi Muslim?! Lupakah mereka bahwa dosa itu tidak dapat ditukar ganti atau dipikul orang lain sekalipun anak terhadap bapanya atau bapa terhadap anaknya!? Inikan pula seorang ustadz nak memikul dosa orang banyak, alangkah janggal bunyinya?! Ustadz tetap menanggung dosa dan mendapat pahala terhadap amalnya sendiri…….begitulah juga kita bahwa tiap-tiap peribadi dalam beramal mendapat pahala dan menanggung dosa sendiri-sendiri sebagaimana firman Allah SWT menjelaskan :

"Dan barangsiapa mengerjakan/melakukan perbuatan dosa maka sesungguhnya ia telah melakukan perbuatan (yang akan mengakibatkan bencana tertimpa) keatas dirinya sendiri, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. Dan barangsiapa yang melakukan suatu kesalahan atau perbuatan dosa kemudian ia melemparkan kesalahan atau dosa itu kepada orang lain maka sesungguhnya dia telah memikul dosa pendustaan terhadap orang lain dan dosa perbuatannya sendiri secara terang dan nyata." (An-Nisaa' : 111 - 112 )

"Katakanlah, Hai Muhammad! Apakah patut (sesudah aku menTauhidkan Allah dan berserah diri kepadaNya) lalu aku menjadikan sesuatu yang lain sebagai Tuhan sedangkan Allah adalah Tuhan bagi segala sesuatu diAlam maya ini? Dan tidak ada satu jiwapun yang akan menanggung beban dosa kecuali terhadap apa saja yang ia sendiri lakukan; Dan tidak ada seorangpun yang akan menanggung/memikul beban dosa orang lain. Kemudian nantinya kepada Allah-lah (Tuhanmu) kamu dikembalikan dimana Dia akan menerangkan segala apa yang kamu perselisihkan."  (Al-A'nam : Ayat 164)

"Mereka itu adalah umat yang lalu sejarahnya; mereka akan mendapat (balasan) terhadap apa-apa yang telah mereka kerjakan, dan kamu akan mendapat (balasan) terhadap apa saja yang kamu kerjakan, dan janganlah kamu pertanyakan apakah yang telah mereka dahulu kerjakan." (Al-Baqarah : Ayat 134)

Islam tidak mengajar kita untuk tidak bertanggung-jawab terhadap perbuatan kita dan menimpakan beban dosa supaya dipikul orang lain! Kita harus ingat bahwa Amanah Allah kepada kita supaya bertanggung-jawab bukanlah hanya sekadar memberi nafkah kepada anak isteri semata ! Tetapi, dari hujung rambut sampailah kehujung kaki semuanya merupakan Amanah Allah yang mesti kita laksanakan…….. zahir dan batin ataupun jasmani dan rohani semuanya adalah Amanah. Dan, yang terpenting diantara semuanya adalah IMAN yang bertahta didada kita itu, ia adalah Amanah anugerah Allah yang terbesar kepada kita. Untuk apakah Iman itu Allah anugerahkan kepada kita? Apakah hanya untuk disimpan menjadi perhiasan didalam hati?, supaya biar ia sampai berlapok, berkarat dan busuk??? Sadarlah hendaknya kita bahwa Rasulullah saw. pernah bersabda mengingatkan bahwa iman itu boleh berkurang bertambah bahkan boleh sirna/hilang dari lubuk hati kita!

Kita beriman kerana kita percayakan Allah dan kita yakin bahwa semua Kata-kata Allah SWT adalah benar. Lalu kenapa dan mengapa kita ingkari Allah dalam sesetengah ajaranNya??? Apakah kita sudah tidak takut lagi dengan ANCAMAN Azab NERAKA ? ? ? ? ? ? ? Camkanlah!!!!!!

( 23hb November 2001 )

Bersambung . . . . . . .InsyaAllah !