Site hosted by Angelfire.com: Build your free website today!

 -



Pernyataan Visi dan Misi (Statement Of Faith)

Stories

Revival

Equipment

Isi Buku Tamu

Lihat Buku Tamu

Only 4 Jesus

 -
Via Dolorosa

Kerumunan orang yang telah memuji Yesus dan menyanyikan Hosanna kepada-Nya seminggu sebelumnya, kini berbalik melawan-Nya sementara Setan menghidupkan jiwa pemberontakan dan keirian dalam diri para imam kepala.

Setelah penangkapan-Nya, Yesus menjalani sebuah malam yang terasa sangat panjang sekali. Dibawa dari satu imam ke imam lain, sepanjang malam Yesus menjalani pengadilan-pengadilan palsu dan menghadapi saksi-saksi palsu. Dia dipindahkan dari Pilatus kepada Herodes, dicaci, dipukuli, diludahi dan dicambuki.

Tapi sekalipun mengalami semua ini, Yesus tetap berdiam saja, menampakkan ketenangan dan kemuliaan yang luarbiasa.

Dia mendengar Petrus, murid-Nya, menyangkal diri-Nya, dan melihat orang-orang dengan cepat sekali berubah melawan-Nya. Semua ini dialami-Nya sebelum akhirnya sampai sekali lagi di depan Pilatus untuk pengadilan-Nya yang terakhir kali.

(Jumat, 7:00-9:00)


Bahkan Pilatus tidak dapat menemukan kesalahan dalam diri Yesus. Dia tidak dapat menemukan apapun yang dituduhkan para imam setelah dirinya berbincang-bincang dengan Yesus.

Lukas 23:13-16 "Lalu Pilatus mengumpulkan imam-imam kepala dan pemimpin-pemimpin rakyat, dan berkata kepada mereka: "Kamu telah membawa orang ini kepadaku sebagai seorang yang menyesatkan rakyat. Kamu lihat sendiri bahwa aku telah memeriksa-Nya, dan dari kesalahan-kesalahan yang kamu tuduhkan kepada-Nya tidak ada yang kudapati pada-Nya. Dan Herodes juga tidak, sebab ia mengirimkan Dia kembali kepada kami. Sesungguhnya tidak ada suatu apapun yang dilakukan-Nya yang setimpal dengan hukuman mati. Jadi aku akan menghajar Dia, lalu melepaskan-Nya."

Tapi orang-orang telah tergoda oleh janji akan uang dan tipuan setan, sehingga mereka membenci Yesus dan berseru "Salibkan Dia!"


Matius 27:24-26 "Ketika Pilatus melihat bahwa segala usaha akan sia-sia, malah sudah mulai timbul kekacauan, ia mengambil air dan membasuh tangannya di hadapan orang banyak dan berkata: "Aku tidak bersalah terhadap darah orang ini; itu urusan kamu sendiri!" Dan seluruh rakyat itu menjawab: "Biarlah darah-Nya ditanggungkan atas kami dan atas anak-anak kami!" Lalu ia membebaskan Barabas bagi mereka, tetapi Yesus disesahnya lalu diserahkan untuk disalibkan."


Siksaan orang-orang Romawi atas Yesus sangatlah mengerikan dan menyakitkan. Para prajurit menggiring Yesus ke dalam istana, melepaskan pakaian-Nya, dan mengikatkan-Nya pada sebuah tiang. Kemudian mereka memukuli-Nya dengan cambuk --sebuah cambuk yang terdiri dari sembilan tali kulit dengan sebuah bola kulit terikat pada ujung tiap tali tersebut. Pecahan tulang, besi dan rantai terdapat disetiap bola kulit itu sehingga menjadikan cambuk itu berat dan tajam. Bukanlah hal yang aneh jika seseorang mati karena siksaan orang-orang Romawi ini. Alkitab menyebutkan pada kita (Matius 27:26-31)(Yohanes 19:1-3) bahwa Yesus disiksa hingga diluar batas kemanusiaan. Setelah penyiksaan itu, para prajurit Romawi mengejek dan mempermalukan Yesus yang telah berdarah dan terluka. Seorang bahkan mencari beberapa duri, menjalinnya hingga berbentuk mahkota, dan menancapkannya pada kepala-Nya, menghujamkan duri yang panjang itu ke dalam tengkorak-Nya. Duri-duri itu mampu menimbulkan iritasi yang parah pada urat-urat nadi kepala-Nya, yang mengakibatkan rasa sakit terus bertambah dan menyiksa sepanjang waktu. Seorang lain memasangkan jubah ungu prajurit pada bahu Yesus. Lalu, para prajurit tersebut berlutut di depan Yesus dan mengejek-Nya dengan berkata, "Salam, hai raja orang Yahudi!" Dan akhirnya mereka memukuli Yesus berulang-ulang dengan kepalan tangan mereka. Dalam kondisi-Nya yang kesakitan, pukulan-pukulan ini dapat membuat Dia mati. Tubuhnya memar-memar, robek dan berdarah. Karena tidak mendapatkan makanan selama beberapa jam, dan tubuh-Nya telah kehilangan banyak cairan karena keringat dan pendarahan, Yesus kemungkinan mengalami dehidrasi yang parah.


Sungguh tampak jelas bahwa Setan dan segala keinginan jahat manusia dikerjakan dalam skala kekuatan penuh.




(Jumat, 9:00 hingga tengah hari)


Matius 27:32;Yohanes 19:17 "Sambil memikul salib-Nya Ia pergi keluar ke sebuah tempat. Tapi ketika mereka berjalan keluar kota, mereka berjumpa dengan seorang dari Kirene yang bernama Simon. Orang itu mereka paksa untuk memikul salib Yesus."(NIV,NASB)

Yohanes 19:17-18 "...Ia pergi ke luar ke tempat yang bernama Tempat Tengkorak, dalam bahasa Ibrani: Golgota. Dan disitu Ia disalibkan mereka dan bersama-sama dengan Dia disalibkan juga dua orang lain, sebelah menyebelah, Yesus di tengah-tengah."


Tidak ada sesuatu yang indah dalam penyaliban Yesus Kristus. Walaupun Injil berbicara tidak banyak mengenai hal yang detil dalam penyaliban itu, sejarah Romawi menyediakan banyak informasi tentang kematian karena penyaliban. Pada awalnya, salib dibaringkan di tanah. Kemudian Yesus ditelanjangi dan dibaringkan di atas salib itu. Diperkirakan ada empat prajurit yang memaku dan mendirikan salib itu ke dalam sebuah lubang dalam di tanah.

Tangan Yesuslah yang pertama kali dipakukan ke salib. Para prajurit menandai sebuah titik di pergelangan tangan di mana dua tulang saling menyambung dekat dengan urat nadi. Dengan hati-hati agar tidak pakunya tidak mengenai urat nadi, para prajurit menancapkan paku besi itu menembus pergelangan tangan Yesus ke dalam kayu salib. Pemakuan kaki Yesus bahkan dibuat lebih teratur lagi. Para prajurit harus memastikan bahwa kedua lutut korban berada dalam posisi tertekuk ketika dipakukan ke kayu. Jika lutut itu tidak tertekuk, maka korban yang sekarat tidak akan mampu untuk meregangkan tubuh dan mengambil nafas yang ia perlukan untuk bertahan hidup, sehingga dia akan mati dengan cepat. Jadi para prajurit menekukkan kedua lutut Yesus dan menghujamkan sebuah paku panjang menembus kedua tapak kaki-Nya. Setelah tangan dan kaki Yesus terpaku, keempat prajurit itu mengangkat salib beserta dengan Yesus diatasnya dan memasukkannya ke sebuah lubang yang digali untuk penopang salib itu. Hentakan salib yang jatuh ke dalam lubang pasti menimbulkan derita yang dahsyat pada tubuh Yesus. Posisi tergantung pada salib menambah kepedihan fisik Yesus. Penyaliban itu memaksa Yesus untuk menahan beban yang berat pada tangan, bahu dan otot dada-Nya. Setelah beberapa menit di salib, seluruh tubuhnya merasakan sakit yang amat sangat. Urat syaraf pada tangan dan kaki-Nya semakin hancur, dan Dia mulai mengalami pembengkakan di sekitar sendi dan luka-Nya. Ketika itu, bukanlah sesuatu yang aneh bila orang yang disalibkan sanggup hidup tergantung selama berhari-hari, sampai akhirnya rasa lapar, haus, sakit, demam dan kecapaian akan menghabiskan nafasnya. Tapi, Yesus Kristus tidak lama tergantung di kayu salib. Dia meninggal setelah enam jam terpaku di atas kayu salib. Walaupun demikian, dampak yang telah Ia lakukan selama enam jam itu telah mengubah nasib dunia.

Berdasarkan penelitian medis, paku yang menembus urat tengah tangan sanggup menimbulkan rasa sakit yang bahkan tidak dapat ditangani oleh obat penenang jenis morfin sekalipun. Rasa sakit yang demikian parah dan menyiksa terasa membakar seperti kilat yang menyambar tangan melalui urat-urat utama. Seorang dokter menjelaskan bahwa kematian oleh karena penyaliban disebabkan oleh rasa sakit yang bersumber pada banyak implikasi: pusing, kram, haus, lapar, lelah, demam karena trauma, tetanus, rasa malu, penyiksaan yang berkepanjangan, dan pembusukan luka-luka yang tidak terawat.

(Jumat, Tengah hari hingga 15:00)


Selama tiga jam Yesus menjalani sengsara yang tak terlukiskan ini seorang diri. Yesus Kristus, yang tidak berdosa, memikul kengerian dosa-dosa kita di atas salib, dan juga menerima penolakan dari Tuhan pada saat yang sama. Dia ditinggalkan oleh Bapa supaya kita dapat menikmati kasih Bapa untuk selamanya. Dia ditolak oleh Bapa supaya kita dapat diterima oleh Bapa selamanya.

Dan sebuah kegelapan menyelimuti dunia ketika Bapa memalingkan wajah-Nya dari Anak-Nya.

Matius 27:46 "...'Allah-Ku, Allah-Ku, mengapa Engkau meninggalkan Aku?'"
Yohanes 19:30 "...berkatalah Ia, 'Sudah selesai.' Lalu Ia menundukkan kepala-Nya dan menyerahkan nyawa-Nya."

Matius 27:51 "Dan lihatlah, tabir Bait Suci terbelah dua dari atas sampai ke bawah dan terjadilah gempa bumi, dan bukit-bukit batu terbelah.


dan kuburan-kuburan terbuka dan banyak orang kudus yang telah meninggal bangkit. Dan sesudah kebangkitan Yesus, mereka pun keluar dari kubur, lalu masuk ke kota kudus dan menampakkan diri kepada banyak orang."


Yusuf Arimatea meminta tubuh Yesus agar dapat menguburkan-Nya di guanya. (Markus 16:42-47)



 -
INDEX |PERNYATAAN VISI & MISI | STORIES
| REVIVAL | EQUIPMENT | ISI BUKU TAMU | LIHAT BUKU TAMU