Site hosted by Angelfire.com: Build your free website today!
 

ANTOLOGI PUISI
NISAA IP

 

AKU INGIN PULANG
 

perjalananku
belum genap menghitung mentari seperempat abad
namun deru kehidupan telah cukup menghempas tubuh letih
kian tak bertenaga
aku ingin pulang
mendekap malam dalam kedamaian
aku ingin pulang
adakah mata angin menunjukkan ku arah
kemana aku harus pulang
 


 

OH ... RUMAH ITU
 

dari jauh
kudengar suara harmoni dari rumah itu
dari jauh pula
kudengar suara canda mengiris jiwa
rumah dengan sejuta harap dan asa
yang terengkuh dari ku

aku hanya mampu menatap dari jauh ...
tak kutemukan kunci rumah itu
 


 

IDYN
 

Tanpa rasa
Kupenuhi panggilan itu
Ku jebak diriku sendiri
Dalam lilitan akar yang
Mencengkeram jiwa dan pikiranku
Ketika lonceng benar-benar berdentang Menyadarkanku Lilitan akar telah menutupi seluruh tubuhku Tak mungkin untuk lepas lagi …
 


 

PRESPEKTIF
 

kadang kala ...  amarah memang begitu dalam menghunjam dada ...  ketak berdayaan dan ketak nerimaan akan sesuatu ketakadilan menurut persangkaan pribadi begitu kuatnya dirasakan dan mungkin hanya dengan air mata doa atau pelampiasan dengan kata-kata puisi bisa sedikit menyeimbangkan emosi ... terutama bagi orang yang senang akan puisi ...  jangan lupa .. tak sedikit orang yang menyakiti diri sendiri hanya dikarenakan tak begitu bisanya seseorang tsb mengendalikan emosi yang terasa ....  karena itulah .. dipuisi (kalau memang bisa disebut puisi) saya tentang bahwa saya tidak akan pernah mati ...  saya hanya ingin mencoba memberikan suatu gambaran .. bahwa apapun yang menerjang kita ... tah akan kita rasakan/pertanggungkan terus selamanya ...  baik itu dialam dunia, maupun di alam akhirat ...
terimakasih ..  semua memang akan ada hikmahnya .. walau terlambat untuk disadari sebelumnya ...
 


 

AKU LUPA
 

aku lupa ...
wangi semerbak bunga melati
yang dulu pernah ditanam dipekarangan ini
aku lupa ...
gemercik suara air
ketika kita asyik memberi pelet ikan-ikan di kolam ini
aku lupa ...
bau semerbak embun diantara rumput yang kita duduki
aku lupa ...
atau aku sengaja melupakan
ohhh ...
bangunkan aku
bukakan kedua mataku
matakku dan mata hatiku
bangunkan aku
agar aku ingat wangi semerbaknya ....  agar aku ingat suaranya ...
kembalikan ingatanku...
 


 

PIPITKU
 

aku lihat
pipit kecil itu
sudah mulai lagi belajar terbang
meski luka sayapnya belum sembuh benar
meski pandangannya belum jernih benar
tapi dengan sedikit keyakinannya
pipit kecil itu
mampu melihat pendar cahaya dikejauhan
yang cukup menuntunnya kemana ia harus terbang
meski tujuannya belum bisa dilihatnya dengan terang

semoga
kekuatannya mampu mengantar pipit sampai ke tujuan
terbanglah pit....
perjalananmu masih panjang

walau kau harus memutar arah haluan
sendirian
 


 

SERUAN ILAHI
 

KEKASIH...
KEMANAKAH KAU...
MENGAPA TAK PERNAH KUDENGAR LAGI RINTIHAN MALAM RENUNGAN MU MENGAPA TAK KUDENGAR LAGI TETES DEMI TETES ASA MU YANG KAU SAMPAIKAN KEPADA KU DIKALA HATI MU DERITA... SENDIRI...
MENGAPA TAK KULIHAT LAGI AIR MATA PERMOHONAN MU
TAK KAU RASAKANKAH KASIH SAYANG DAN NIKMAT YANG KUBERIKAN
TAK KAU RASAKANKAH DEKATNYA AKU DARI URAT LEHER MU SENDIRI
JENUHKAH KAU KEKASIHKU
AKAN COBAAN YANG KUBERIKAN
JENUHKAH KAU WAHAI YANG LELAH
AKAN NIKMAT AKHIR YANG KUPERSIAPKAN NANTI
ATAU SUDAH KAU TUTUPKAH MATA HATI ITU

KEKASIH
KUSIAPKAN REMBULAN UNTUK MENDENGAR ASAMU
KUSIAPKAN GEMINTANG UNTUK MENYIMAK RINTIHANMU
SEBEGITU LELAHNYA KAH KAU UNTUK MENGUNJUNGI KU
KEKASIH
KUTUNGGU DIRIMU DISETIAP MALAM KU
 


 

SHSHSHS...
 

Duh ....
hatiku
diamlah
jangan bicara lagi
jangan buat mata ini merah lagi
jangan buat ia mengalirkan air lagi
diam lah sayang
tenanglah
sh..sh..sh
 


 

KASIH IBU ALAM
 

selamat pagi bayi perempuanku
sapa ibu alam terdengar lembut ditelingaku
aku mengerjap-ngerjapkan mataku
tersenyum hangat dan manja
kadang menggoda ibu
biar terus kulihat senyumnya yang menawan
{oh .. bukan itu biar perhatiannya terus tertumpah padaku}
duh … kehangatan kasihnya deras membanjiri hatiku

selamat pagi putriku
masih kudengar hangat suara ibu lama
aku mengerjap-ngerjapkan mataku
kulihat ibu menyiapkan alat mandi dan sarapanku
nah lihat aku sudah siap berangkat menuntut ilmu
{duh padahal ibu baru saja memberiku sebuah ilmu}
pagi ini
aku mengerjap-ngerjapkan mataku
tersenyum
tapi …. ada yang hilang …
sepertinya … suara hangat ibu alam
aku bangkit
tergesa dan kembali tersenyum
memandang mesra sebuah bingkai
ada ibu alam disitu ..

selamat pagi anak-anak alamku
sapaku mesra pada dunia
hatiku tersentak, hangat tak terkira
inilah rupanya
pelajaran ibu alam yang dulu setiap saat diberikannya pada ku

bangganya aku menjadi ibu alam
{selamat pagi ibu alam, bisikku mesra padanya}
 


 

ULANG TAHUN
 

ADA YANG BERDENTANG ...
DENGAN CEPAT DAN TERUS MELAJU
ALARM WAKTU YANG BERDENYUT TANPA DIMINTA
TANPA MENUNGGU KEHENDAK KITA

HMMM
DETIKDETIK MENITMENIT JAMJAM
MENJADI SAKSI KELAK ATAS SEMUA PERBUATAN
BERBICARA TANPA HENTI
SEPERTI SAAT INI MELAJU TANPA DIMINTA
 


 

RUMAH PUISIKU
 

waktu beranjak menuju pukul 1 malam
di kamarku .. sendiri ....
diantara remang-remang cahaya lampu
mata ini tak juga mau terpejam
pikiran sibuk memikirkan hati yang belum juga mau diam

perlahan .. kakiku beranjak ...
kubuka pintu kamarku ...
berjalan dalam diam menuju ruang tamu ...

{ingin kubuka jendela depan .. untuk menatap bintang-bintang di atas sana
bercanda dengan purnama... aku paling suka melihat purnama dari sana ...
hmmm.... siapa tahu hatiku mau diam karenanya ...}
kulewati kamar om .... ku dengar suara mengaji di dalam nya sejuk terasa ditelinga ..  sekarang kudengar suara rintih diam ... dzikir yang dikumandangkan moy....  aku tersenyum ketika suara mesin tik eyang masih terbata satu-satu ...  eyang sedang berusaha membuat sebuah dongeng untuk cucu cucu tercinta ...  inong, ai, tuty ....  kata eyang ... bulan ini banyak yang berulang tahun ...  besok memang masih waktu ujian ... kulihat kamar cucu-cucu eyang masih menyala ...
{sepi .... entah ....apa mereka tertidur diantara tumpukan bahan ujian ...}
kaki ku terus berjalan ..
menapaki tangga satu demi satu ..
kamar nonny gelap ...
kata eyang lagi ... mbak lagi keluar kota ... dinas ...  begitu juga dengan kamar jem ....  ijal entah kemana ... bertualang katanya ....
ruang tamu gelap ..
tapi biar saja ....
aku sedang suka bergelap-gelap..
hmmm..
kubuka jendela ..
angin malam segar merasuki relung jiwa ...
benar dugaanku ... purnama indah sekali malam ini ....  aku tersenyum sendiri ...
gedebuk ....  aduh .. apa itu .... mengusik diam ku malam ini ...  dari antara pohonan mangga ...  sesosok lelaki keluar sambil meringis ...  lha ... samsul kok ada di situ ....  meringis memegang lututnya ....
 


 

EPISODE AWAL
 

Ilahi
Aku datang dengan kaki telanjang
Aku datang
Membawa sebongkah hati ditangan
Yang baru saja kukeluarkan

Kubasuh tangan ku menghilangkan noda-noda usilnya
Kubasuh mulut dan hidung ku
Kubasuh wajah, tangan , telinga dan
Kubasuh kakiku yang telanjang ….
Suci jasmani ku

Ilahi
Aku datang dengan tatap diam
Mencoba mengetuk pintu langit pertama
Dan menembus pintu langit ke tujuh
Dengan lemah lunglainya tanganku

Aku datang Ilahi
Bersimpuh dibawah Arsy Mu yang Agung
Dikelilingi tatapan beku malaikat-malaikat penjaga Arsy
Yang dulu sempat bertanya kepada Engkau, "Mengapa Engkau jadikan Manusia sebagai Khalifah ..??
Bukankah mereka hanya akan menumpahkan darah saja di muka bumi ..???"
Sambutlah aku Ilahi
Dengan kehangatan Nur Mu
Yang mampu menghidupkan bongkah hatiku kembali
Sudilah kiranya Engkau membasuhnya
 


 

WANITA
 

hmmm
wanita
kompleks
misteri
penuh asa dan rasa

aku
wanita
kompleks
misteri dan penuh tanda tanya

aku wanita
tak tahu kenapa aku wanita
yang kompleks dengan sejuta tanda tanya

tapi
aku bangga jadi wanita
yang dengan perasaannya
belajar untuk memahami wanita
 
 


 

ALIF..BA..TA....
 

tidak kuasa Ya Aziz
pikiran ini meng-ejakannya
sedang ia telah letih seharian
dengan segala lembar file pekerjaannya

bismillah  .....
tak kuasa Ya Ghafur
hati ini mencernanya
sedang ia sudah letih seharian memikirkan egonya

biarkan 10 menit saja waktu saat ini Ya Rahman
bagi diri tuk diam sejenak disudut mushala ini
mendengar bocah-bocah kecil itu
mengeja Asma Mu
mengeja setiap patah Firman Mu
bocah-bocah kecil itu Ya Hakim
bunga-bunga surga yang engkau kirim sore ini
 


 
 

kembali ke antologi para penyair