Site hosted by Angelfire.com: Build your free website today!

 

 

 

 

 

 

 

NKK RASULULLAH:

 

 

Assalaamu 'Alaa manittaba'al huda,

 

Nepotisme selalu berarti negatif.

Nepotisme adalah "mendahulukan sanak saudaranya sendiri khususnya dalam

pemberian jabatan" (padahal ada yang lain yang lebih mampu atau ada yang

lain yang lebih membutuhkan). Lihat kamus Inggris-Indonesia, karya Hassan

Shadily.

Misalnya anak saya adalah ahli pesawat, sementara tidak ada orang lain yang

mampu menggantikan kedudukan saya di IPTN, maka saya tunjuk anak saya. Ini

bukan nepotisme. Kecuali kalau saya melihat ada orang lain yang mampu

menggantikan kedudukan saya.

Sementara, ketika saya melihat bahwa anak saya sudah cukup kehidupannya,

bahkan berlebihan. Jika saya kemudian mengeluarkan "surat sakti" untuk

meng-gol-kan proyek anak saya, maka ini adalah nepotisme. Harusnya saya

berikan kesempatan untuk yamg lain.

 

Rasulullah SAWW memilih "ahlul bait"-nya sebagai pengganti beliau. Karena

memang tidak ada yang layak untuk menggantikan beliau selain mereka. Dan

keputusan Rasulullah SAWW adalah merupakan keputusan Allah SWT.

Coba lihat :

1. Q.S. Al-Ahzab 33 (tentang ahlul bait Rasulullah SAWW).

2. Tafsir Ibn Katsir tentang Q.S. Al-Ahzab 33.

3. Kitabussittah (enam kitab rujukan ahlusunnah) tentang Q.S. Al-Ahzab 33.

4. Tafsir Q.S. Ali Imron 61 tentang "mubahalah" di kitabussittah.

5. Kitab shohih Muslim (keutamaan keluarga Rasulullah SAWW).

6. Kitab shohih Turmudzi (idem).

7. Kitab Musnad Ahmad bin Hambal (idem).

8. Buku "Imamul Muhtadin" dan "Baitun Nubuwwah" karya Al-Hamid Al-Husaini.

9. Tafsir As-Suyuthi tentang Q.S. Asy-syu'ara 23.

dan lain-lain.

 

Utsman bin 'Affan mengangkat orang-orang bani umayyah pada posisi jabatan

pemerintahan, seperti Mu'awiyah dan Marwan bin Hakam, yang notabene telah

kita ketahui kedzolimannya. Dimana mereka tidak pernah dipakai di zaman

Abubakar dan Umar (lihat Sejarah Islam dan Microsoft Bookshelf 1993 on

CD-ROM tentang Nepotisme). Begitu juga yang dilakukan oleh Mu'awiyah. Dan

keputusan mereka tidak ada dalilnya sama sekali. 

 

Lalu, layakkah Rasulullah SAWW dikatakan melakukan Nepotisme ?

Cobalah berfikir kritis dengan pendapat madzhab lain.

 

Wassalaam,