Site hosted by Angelfire.com: Build your free website today!

 

 

Lembaran Hitam Dalam Sejarah Islam (1)
 

 

 

 


                                                Assalamu'alaikum wr.wb.

     _________________________________________________________________

 

     LEMBARAN HITAM DALAM SEJARAH ISLAM................................

     Orang-Orang Suci Pilihan Tuhan dan Ulama-Ulama Fanatik..........5)

     Mentalitas Pembuat Kufur dan Wali-Wali Ummat....................

     Abad ketiga ...........

     _________________________________________________________________

 

 

 

     Siapa   lagi yang tidak kenal diantara kita dengan Imam Ahmad  bin

     Hambal  pendiri Mazhab Hambali yang juga merupakan  satu  diantara

     Mazhab  fikh yang terkemuka di dunia Islam dewasa ini. Imam  Ahmad

     bin  Hambal  berada  dalam kedudukan yang sangat  tinggi  diantara

     orang-orang   besar   Islam  untuk  segala  zaman.   Imam   Syafii

     mengakuinya  sebagai seorang alim yang brillian  dengan  kedudukan

     tertinggi,  seorang  ahli  yang  tak  terbantah  mengenai  hadits,

     hukum,  penyusunan  kamus  dan  pentafsiran  Al-Qur'an.  Ia   juga

     seorang  sufi  besar dan seorang pengabdi agama  yang  amat  saleh

     (Tabqat-ul-Hambalia oleh Ibn-i-Abi Y'ala).

 

     Imam  Ahmad  di  majlisnya  adakalanya  meriwayatkan  Hadits   dan

     adakalanya    juga   memberikan   fatwa.   Fatwa-fatwanya    tidak

     dibenarkannya  para muridnya mencatatnya. Imam  Ahmad  berpendapat

     bahwa  hanya Al-Qur'an dan Sunnah yang dipandang ilmu. Juga beliau

     tidak  menyukai  murid-muridnya mencatat fatwa-fatwa  orang  lain.

     Imam  Ahmad  ingin  mengembalikan  kekehidupan  para  salaf  yakni

     kehidupan   orang  Islam  dizaman  Rasulullah  SAW.   Imam   Ahmad

     bertindak demikian adalah karena pada masa itu penuh dengan  aneka

     macam  pendapat dan paham yang betul-betul bergerak  mengacau  dan

     memporak porandakan keyakinan umat Islam.

 

     Golongan  Mu'tazilah  yang  merupakan golongan  yang  mengutamakan

     akal  dan  ratio  ketika  itu  mulai memperbincangkan  status  Al-

     Qur'an.  Golongan  Mu'tazillah berpendapat bahwa Al-Qur'an  adalah

     makhluk  yang merupakan ciptaan Tuhan. Sedangkan beberapa golongan

     lainnya  memandang  Al-Qu'an bukanlah makhluk tetapi  sama  dengan

     Tuhan  sendiri,  karena dalam Al-Qur'an itu  terdapat  firman-Nya.

     Bagaimana memisahkan Tuhan dengan firman-Nya , kata golongan  lain

     pula.  Golongan  Mu'tazilah dan Ulama-Ulamanya nampaknya  berhasil

     memikat   hati  Khalifah  Al-Makmun  sendiri.  Sehingga   Khalifah

     mengajak  orang  lain  untuk  meyakini "kemakhluqan"  Al-Qur'an  ,

     sebagimana  yang  didengung-dengungkan  oleh  sahabat-sahabat  Al-

     Makmun , yaitu Ulama-Ulama Mu'tazilah itu.

 

     Untuk  itu  atas hasutan ulama-ulama juga dipanggillah Imam  Ahmad

     dan  diminta untuk menerima paham "kemakhluqan" Al-Qur'an  .  Imam

     Ahmad  tidak mau menyatakan pendapatnya tentang hal itu dan beliau

     tidak  mau membicarakan hal itu. Tetapi Al-Makmun bertindak  lebih

     jauh  lagi  .Atas saran dari ulama-ulama Mu'tazillah itu  Khalifah

     itu  "memaksa" Imam Ahmad menganut paham yang dikemukakan  Al-Jaad

     bin  Dirham  yang  juga dibunuh oleh Khalid bin Abdullah  Al-Qasri

     itu.

 

     Pada  tahun  272 H Al-Makmun sendiri turuit dalam perdebatan  yang

     dihadiri  oleh  ulama-ulama Mu'tazillah  yang  sangat  menimbulkan

     simpati  yang luar biasa dari Khalifah. Pada tahun  278  H  ,  Al-

     Makmun  mulai mempergunakan kekuasaanya untuk memaksa  orang-orang

     dan  ulama  lainya menganut aliran Mu'tazillah itu. Ratusan  Ulama

     yang  bukan orang Mu'tazilah dengan perasaan ketakutan membenarkan

     paham  Al-Makmun  itu. Bagiamana dengan Imam  Ahmad  dan  beberapa

     Ulama  lainnya?  Saya  kira tidak ada salahnya  anda  ikuti  terus

     tulisan dibawah ini.

 

     Imam  Ahmad  dan dua orang sahabatnya Muhammad bin Nuh al  Kawairi

     dan  Sajjadah dengan tidak gentar sedikitpun  menolak  paham  yang

     membicarakan  "kemakhluqan" Al-Qur'an  tsb.  Imam  Ahmad  kemudian

     ditangkap,  begitu  juga kedua orang temannya itu.  Mereka  diikat

     dan  dibelenggu  dan  diarak sepanjang menuju Tarsus,  selanjutnya

     dibawa  ke  Baghdad.  Dua orang kawannya ini ditengah jalan  tidak

     tahan  dan  kalah sehingga tinggal lagi Imam Ahmad sendirian  yang

     dibawa  menghadap Al-Makmun di Baghdad. Tetapi ketika  Imam  Ahmad

     diperjalanan  datanglah berita kepadanya bahwa Khalifah  Al-Makmun

     telah  wafat  .  Namun Al-Makmun telah berwasiat agar  ulama-ulama

     yang  membangkang  itu  harus  diderap  dan  dihukum.  Imam  Ahmad

     kemudian   dimasukkan  kepenjara.  (  Pokok-Pokok  Pegangan   Imam

     Mazhab,  TM  Hasbi ash Siddiqi,jilid II halaman 270, dikutip  oleh

     Nadri Saadudin).

 

     Imam  yang paling disegani ini, seorang suci dan wali yang  diakui

     dizamannya, juga harus menghadapi sidang rahasia busuk dari ulama-

     ulama  fanatik  mentalis  pembuat kufur,  untuk  membuktikan  demi

     kepuasan mereka apakah Imam ini seorang Muslim sejati atau  memang

     kafir.   Mereka  berusaha  dengan  segala  cara  untuk  membuatnya

     mengikuti  cara berpkir mereka, namun ia tidak mau  bergeser  satu

     milimeterpun  dan  berpegang  teguh pada  interpretasi  sendirinya

     yang logis.

 

     Maulana  Rais Ahmad Jaffri mengomentari tentang Imam  Ahmad  sbb:"

     Iman  yang  telah  dibawa  kedunia ini oleh  Rasulullah  SAW  kini

     memerlukan  pengorbanan  segar agar  untuk  mana  Imam  kita  yang

     dihormati  ini  merupakan satu-satu-nya korban yang tepat.  Kerena

     sebagai  raja  kerohanian  pada abad itu  ia  tidak  akan   tunduk

     kepada  raja-raja  dunia  dengan hamba sahayanya.  Ia  tidak  akan

     menyerah  kepada ulama-ulama penjilat yang suka cari  muka  kepada

     penguasa.  Untuk mempertahankan ajaran sejati dari  Al-Qur'an  dan

     untuk  menunjukkan  jalan  yang  benar  bagi  mereka  yang  datang

     kemudian,  ia  denga berani menengahi di antara iman  yang  sejati

     dan  keangkuhan  yang berkuasa di istana. Imam yang  disegani  ini

     dengan  bertindak  atas dasar perintah Al-Qur'an  yang  mengataka:

     "Maka   bersabarlah,   seperti   bersabarnya   orang-orang    yang

     berkemauan  tinggi  dari  Rasul-Rasul .......(46:  35),  menentang

     sidang rahasia itu dengan keras.

 

     "  Ia  dijebloskan kedalam penjara dengan empat rantai besar  yang

     ia  bawa  dari Tarsus menuju Baghdad dengan berjalan kaki   dengan

     ditonton  ribuan  orang  yang berdiri dipinggir  jalan.  Ia  hanya

     dapat  bergerak  dengan  kesukaran yang amat  besar,  namun  tidak

     seorangpun   yang  menaruh  belas  kasih  padanya.   Dalam   bulan

     Ramadahan,  ketika  sedang  melakukan puasa  ,  ia  disuruh  duduk

     dipanggang   sinar  matahari  yang  membakar  dan   dipecut   pada

     punggungnya   yang  terbuka  dengan  cara  yang   paling   biadab.

 

     Dikisahkan juga bila seorang algojo telah letih, maka algojo  yang

     lain  melanjutkan ayunan cambuk kembali. Setiap ayunan cambuk yang

     jatuh  menimpa  tubuhnya Imam tadi berkata: "Qur'an bukan  ciptaan

     seperti  ciptaan-ciptaan-Nya selebihnya ",  yang  menjadi  pangkal

     perselisihan  sendiri.  Harus  pula diingat  bahwa  pemukulan  itu

     dilakukan  dalam  "sepuluh  hari  terakhir  dalam  bulan  suci"  .

     Belakangan   Imam  Ahmad  sendiri  berkata  bahwa   mereka   terus

     menyiksanya  tanpa  kasihan  sampai  alam  sendiri  yang   kasihan

     padanya  dan ia jatuh tidak sadarkan diri. (Sirat-i-Aima Arb'ah  ,

     hal  613-615, dikutip dari Majalah Sinar Islam no: 1,  tahun  1981

     halaman 22). ....

 

     Kita  masih  berada  di abad ke tiga Hijri dan kita  sambung  pada

     posting  mendatang dan segala kritik dan komentar terhadap tulisan

     ini  sangat  diharapkan sekali.

 

 

 

     Wassalam,