Site hosted by Angelfire.com: Build your free website today!

THE NAME OF YAHWEH IN HISTORY
Nazarenes and the Name of YHWH
by James Trimm

NAMA YAHWEH DALAM SEJARAH
Kaum Nasrani dan Nama YHWH
oleh James Trimm

diterjemahkan kedalam bahasa Indonesia oleh OHOL YÁOHUSHÚA di INDONESIA
Naskah ini mengandung huruf Ibrani, agar muncul, downloadlah font DavidFixD.ttf dan simpan di C:\windows\fonts\


Ke Halaman Depan Situs OHOL YÁOHUSHÚA di INDONESIA



Salah satu perbedaan utama antara Yudaisme Nasrani dengan aliran utama Yudaisme pada abad pertama adalah penggunaan mereka nama YHWH. Sementara aliran utama Yudaisme membatasi dan dalam beberapa hal melarang pemakaian YHWH, tetapi para penganut sub-aliran Nasrani pada waktu itu diburu untuk dibunuh karena tidak menuruti larangan tersebut.

Larangan menggunakan Nama itu.

Meskipun penggunaan Nama YHWH jelas terdapat dimana-mana pada jaman Tenach (jaman Perjanjian Lama; Tenach kadangkala ditulis Tanakh, berasal dari singkatan TNK, Torah-Neviim-Ketuvim, penerjemah), akan tetapi kemudian pada abad pertama Nama itu hanya dipakai didalam Kuil atau Heykal (Temple , diterjemahkan dengan mengembalikan ke istilah asli didalam Tenach, penerjemah). Sekalipun dalam membaca Kitab Suci , para penganut aliran utama Yudaisme memakai gaya eupheisme atau mengganti Nama itu dengan istilah lain. (j.Meg. 71d).

Menurut Talmud, setelah jamannya Simon the Just (hidup selama masanya Alexander the Great), pendeta aliran utama itu berhenti menggunakan Nama itu didalam pemberkatan (b.Yoma 49b).

Namun pelarangan penggunaan Nama itu tidak seterusnya demikian. Selanjutnya dalam jaman Heykal Kedua. Nama itu digunakan, tetapi hanya didalam Kuil, seperti dinyatakan didalam Mishnah:

'Didalam tempat suci orang menyebut Nama itu seperti tertulis tetapi di daerah-daerah menggunakan euphisme…' (m.Sotah 7:6; b.Sotah 38b; m.Tamid 7:2)

Dalam praktek Nama itu dipakai dalam menyampaikan salam, seperti dinyatakan di dalam Mishnah:
[berbicara tentang perilaku diatas pijakan dasar Heykal]

Dan mereka menetapkan tatacara bahwa seseorang harus memberi salam kepada rekannya dengan nama [Tuhan], sesuai dengan yang difirmankan, "Dan tampaklah Boaz tiba dari Betlehem; dan dia berkata kepada para penuai itu, 'YHWH bersama kalian!' (o·†f¨Nˆg vɲu«v±h - YAOHU imakem. Pengucapan Nama YAOHU ikut Ohol YAOHUSHUA - penjelasan dari penerjemah) Dan merekapun menjawabnya, 'YHWH memberkati engkau" (vœ²u«v±h ËW‰f¤rŠc±h - yebarkkha YAOHU) (Ruth 2:4) (m.Ber. 9:5)

Sejarawan Yahudi pada abad pertama, Josephus menyebutkan tentang pelarangan penggunaan nama YHWH. Josephus mengutip dari Keluaran 3, yang menuliskan:

Karena itu Tuhan menyatakan kepada dia [Musa] NamaNya yang Suci, yang belum pernah diberitahukan kepada manusia sebelumnya; Dengan mengingat hal ini maka hukumnya saya tidak diperkenankan menyebutnya lebih lanjut… (Josephus; Antiquities 2:12:4)

Larangan menyebut Nama YHWH ini nampaknya secara menyeluruh terjadi dimana-mana selama abad pertama. Bahkan kaum nonconformist, masyarakat di Qumran (yang umum dikenal sebagai kaum Essen) mentaati larangan tersebut. Petunjuk Disiplin itu menyatakan sebagai berikut:

Barangsiapa yang mengucapkan dengan keras Nama Yang Sangat Suci Tuhan, apakah [didalam] mengucapkan kutukan atau saat mengalami keadaan yang sulit atau karena alasan lain ataupun ketika sedang membaca kitab ataupun berdoa, atau diasingkan, janganlah kembali lagi masuk ke masyarakat Yahad. (1QS Col. 6 line 27b - Col. 7 line 2a)

Setelah pemusnahan Heykal pada tahun 70 M, kaum Pharisi Yudaisme (Pharisaic Judaism) secara serentak melarang menggunakan Nama YHWH. Dalam Halacha baru, Nama itu "disembunyikan" (b.Pes. 50a) dan "dirahasiakan" (b.Kidd. 71a).

Adapun praktek euphisme menukar Nama YHWH telah dimulai sejak dahulu kala sekali, jauh sebelum abad pertama, ini jelas terlihat dari tiga sumber dokumen penting yaitu: Septuaginta, Mazmur dan Kitab Daniel.

Septuaginta adalah terjemah Tenach kedalam bahasa Gerika yang dibuat sekitar tahun 250 SM. Terdapat banyak perdebatan apakah Septuaginta yang asli menuliskan nama YHWH atau hanya menulis secara euphisme Nama itu. Namun para penerjemah Septuaginta menafsirkan Imamat 24:16 (15, dalam kopi Yahudi) sedemikian sehingga menjadi jelas bahwa pelarangan menyebut Nama itu sudah ada pada masa itu, saat Septuaginta diterjemahkan.

Tulisan dalam bahasa Ibrani dari Im 24:16 (dalam bahasa Indonesia):

Dan barangsiapa yang menghujat Nama YHWH harus dihukum mati. (Im. 24:16)

Tetapi didalam Septuaginta para penerjemah menafsirkan kalimat itu dengan arti sebagai berikut:

Dan orang yang menamai dengan Nama Tuhan, biarlah dia mati sebagai orang mati. (Im 24:16 LXX)

Penafsiran tersebut membuat jelas bahwa pelarangan atas Nama itu sudah ada pada jaman Septuaginta dibuat. Bukti selanjutnya bahwa pelarangan Nama itu sudah ada pada jaman dahulu kala dapat ditemukan dengan membandingkan Mazmur 14 dan 53. Kedua Mazmur tersebut hampir sama kecuali YHWH pada ayat 2, 4, 6 dan 7 Mazmur 14 telah dirubah menjadi ELOHIM (Tuhan) didalam Mazmur 53. Bukti ini merupakan satu bukti yang penting bagi kita karena dapat memberi banyak informasi kepada kita:

Praktek euphisme mengganti nama YHWH mendahului waktu penyuntingan dan penyusunan Kitab Mazmur.

Pada saat kitab Mazmur disunting, praktek substitusi tersebut sudah ada tetapi tidak berlaku secara umum, karena Nama itu dipakai di dalam hampir semua pasal-pasal Mazmur termasuk Mazmur 53 dengan kembarannya Mazmur 14.

Bukti terakhir bahwa pelarangan Nama YHWH adalah jauh lebih tua sebelum abad pertama dapat ditemukan didalam bagian Aram dari Kitab Daniel. Walaupun Nama itu muncul didalam bagian Ibrani dari Kitab Daniel tetapi sangat mencolok tidak terdapat disebagian besar yaitu bagian Aram Kitab itu. Hal ini memberitahu kita bahwa pada jamannya Kitab Daniel ditulis pada saat itu sudah ada kebiasaan, paling tidak sedikitnya sudah ada, tidak menggunakan Nama itu di dalam bahasa asing selain Ibrani.

Tidak hanya aliran utama Yudaisme melakukan pembacaan substitusi menjadi kata seperti "Elohim" dan "Adonai" bila membaca kata YHWH saat membaca Tenach, para penulis Kitab Tenach jaman kuno pun melakukan penggantian dengan kata "Adonai" atas kata YHWH yang terdapat dalam kitab itu. Kata inilah yang didalam berbagai terjemahan Kitab Suci dicetak dengan kata "Lord" atau "Tuhan"

Daftar resmi didalam Kitab Massorah (107:15 Gingsburg edition) menulis sebanya 134 contoh sebagai berikut:

Kej. 18:3,27,30,32; 19:18; 20:4
Kel. 4:10,13; 5:22,; 15:17; 34:9,9
Bil. 14:17
Yos. 7:8
Hak. 6:15; 13:8
1Raja 3:10,15; 22:6
2Raja 7:6; 19:23
Yes. 3:17,18; 4:4; 6:1,8,11; 7:14,20; 8:7; 9:8,17; 10:12; 11:11; 21:6,8,16; 28:2; 29:13; 30:20; 37:24; 38:14,16; 49:14
Yeh. 18:25,29; 21:13; 33:17,29
Amos 5:16; 7:7,8; 9:1
Zak. 9:4
Mi. 1:2
Mal. 1:12,14
Maz. 2.4; 16:2; 22:19,30; 30:8; 35:3,17,22; 37:12; 38:9,15,22; 39:7; 40:17; 44:23; 51:15; 54:4; 55:9; 57:9; 59:11; 62:12; 66:18; 68:11,17,19,22,26,32; 73:20; 77:2,7; 78:65; 79:12; 86:3,4,5,8,9,12,15; 89:49,50; 90:1,17; 110:5; 130:2,3,6
Dan.1:2; 9:3,4,7,9,15,16,17,19,19,19
Ratap. 1:14,15,15; 2:1,2,5,7,18,19,20; 3:31,36,37,58
Ezra 10:3
Neh.1:11; 4:14
Ayub 28:28.

(CAT.: Bila ada ayat yang ditulis dua kali atau lebih, misalnya "Kel. 34:9,9", artinya ayat itu telah dirubah dua kali.)

MENGAPA ADA LARANGAN?

Orang-orang yang terlibat dalam penentuan pelarangan Nama itu didalam aliran utama Yudaisme melakukan hal itu secara berlebihan, walaupun sebenarnya tidak benar.

Dasar pelarangan tersebut adalah ayat Kel. 20:7, yang sebagian menyatakan bahwa,

"Engkau jangan memakai nama YHWH, Tuhan kalian dengan sia-sia"

dan Imamat 22:32 yang menyebutkan:

"dan engkau jangan menajiskan NamaKu yang Suci," .

Kedua perintah itu, bila disatukan bersama-sama dengan tradisi seperti tertulis didalam Mishnah:

"..buatlah pagar untuk Torah." (m.Avot 1:1)

menghasilkan adat yang tidak mengucapkan Nama itu sama sekali.

Dengan demikian menghapus peluang untuk melakukan perbuatan sia-sia atau menajiskan Nama itu.

APAKAH LARANGAN ITU DIBENARKAN KITAB SUCI?

Disatu pihak orang-orang yang menentukan peraturan pelarangan penggunaan Nama itu bermaksud baik, tetapi juga ada perkataan

"jalan menuju neraka dilapis dengan maksud-maksud baik."

Perkataan ini tampaknya terjadi pada kasus pelarangan penggunaan Nama YHWH.

Didalam Torah, YHWH berfirman:

.NamaKu harus dinyatakan keseluruh bumi. (Kel 9:16)

Oleh karena itu pelarangan penggunaan Nama itu berlawanan langsung dengan Torah sendiri. Ada pertentangan langsung antara pengertian kaum Rabbi bahwa Nama itu harus di "sembunyikan" dan di "rahasiakan" (b.Pes. 50a; b.Kidd. 71a) dengan pengertian Torah bahwa Nama itu harus "dinyatakan keseluruh bumi".

Tenach berbicara tentang orang yang murtad:

"pemikiran yang menyebabkan umatKu melupakan NamaKu" - (Yer. 23:27).

Pemahaman menjaga kerahasiaan Nama itu juga bertentangan dengan beberapa pasal Tenach yang menyebutkan:

"UmatKu harus tahu NamaKu " - (Yes. 52:6)

"Dan orang-orang yang mengetahui NamaMu akan percaya kepada Engkau" -(Maz. 9:10)

"Aku akan membebaskannya; Aku akan meletakkan dia ditempat yang tinggi, karena dia telah mengetahui NamaKu" -(Maz. 91:14)

".satu kitab peringatan telah ditulis didepan Dia untuk orang-orang yang takut kepada YHWH dan orang-orang yang merenungkan NamaNya " - (Mal. 3:16)

"Biarlah mereka memuji NamaMu yang Agung dan Maha Terhormat - Dia Suci." -(Maz. 99:3)

"MulutkKu harus mengucapkan pujian YHWH, dan seluruh daging harus memberkati NamaNya yang Suci sampai kekal selama-lamanya." - (Maz. 145:21)

"Biarlah mereka memuji Nama YHWH." -(Maz. 148:13)

Lebih lanjut Yudaisme Rabbinik telah membuat satu tradisi pembacaan euphisme mengganti YHWH pada saat membaca Tenach (j.Meg. 71d) dan bahkan mengganti tulisan itu sendiri mengganti kata YHWH dengan "adonai" (Massorah (107:15 Gingsburg edition) (termasuk dalam daftar 134 contoh diatas). Tradisi ini juga bertentangan langsung dengan Torah sendiri yang mengatakan sebagai berikut:

"Engkau jangan menambah kata-kata yang telah Kuperintahkan kepada kalian atau menguranginya. " - (Ul. 4:2)

".Engkau jangan menambahinya [Torah] ataupun menguranginya." -(Ul. 12:32)

APAKAH KAUM NASRANI TURUT MENJALANKAN LARANGAN ITU?

Dapatkah Yoh 17:6, 26 dimengerti bahwa Yeshua secara nyata mengucapkan Nama itu?

Toldot Yeshu, suatu cerita olok-olok yang timbul dari sikap permusuhan aliran Rabbinik terhadap Injil sebagai berikut:

Setelah Raja Jannaeus meninggal, maka isterinya, Helene, memerintah seluruh wilayah Israel.

Didalam Heykal telah ditemukan batu fondasi yang bertuliskan Nama Tuhan yang tidak boleh diucapkan. Barangsiapa yang dapat mengetahui rahasia Nama itu dan penggunaannya akan dapat memperoleh apa saja yang diinginkannya.

Oleh karena itu, Orang-orang Bijak membuat peraturan agar tidak ada orang yang dapat memanfaatkan rahasia pengetahuan itu. Maka Singa-singa dari kuningan diikatkan pada kedua pilar besi di pintu gerbang tempat pembakaran korban. Jika ada seseorang yang masuk dan berhasil mempelajari Nama itu, maka ketika dia meninggalkan tempat itu singa-singa itu akan mengaum kepadanya sehingga apa yang telah dipelajarinya menjadi terlupakan.

Maka datanglah Yeshu ketempat itu dan berhasil mempelajari huruf-huruf Nama itu ; lalu dia menuliskan hasil pengetahuannya itu pada selembar kertas kulit dan meletakkan didalam pahanya dengan cara mengiris dagingnya dan menutupnya kembali.

Ketika dia meninggalkan tempat itu, singa-singa itu mengaum kepadanya dan lupalah dia akan rahasia Nama itu. Tetapi ketika sampai dirumahnya dia membuka kembali jahitan pahanya dengan pisau dan mengambil tulisan kertas kulit itu. Maka dia dapat mengingat kembali rahasia Nama itu dan tahu penggunaan huruf-huruf Nama itu.

Dia kumpulkan sendiri sekitar tigaratus sepuluh pemuda Israel dan mendakwa orang-orang yang mencela dia atas kela hirannya, adalah orang-orang yang mengingini kekuasaan dan keagungan diri mereka sendiri.

Yeshu menyatakan, "Akulah Mesias; dan tentang saya, Yesaya telah menubuatkan dan berkata,'Lihatlah, seorang wanita perawan berangan-angan, dan melahirkan seorang anak laki-laki, dan akan memanggil namanya Immanuel." Dia mengutip kata-kata mesianik yang lain, menekankan, "Daud, nenek moyangku telah berbubuat tentang saya: 'Tuhan telah berkata kepadaku, Engkau mengukir anakku, pada hari ini saya telah melahirkan Engkau."

Orang-orang yang menentang dia mengatakan kalau memang Yeshu adalah Mesias, dia pasti dapat memberikan pertanda untuk meyakinkan itu. Kemudian mereka membawa seorang laki-laki yang lumpuh sejak lahir kepadanya.

Yeshu berbicara kepada orang-orang tentang huruf-huruf dari Nama yang tidak dapat diucapkan itu, dan orang yang sakit lepra dapat disembuhkan. Oleh karena itu mereka memuja dia sebagai Mesias, Putera Yang Maha Tinggi. (Cerita yang serupa ini tentang Yeshua ada juga di b.Shab. 104b; b.San. 67a; t.Shab. 11:15; j.Shab. 13d)

Maka Hugh Schonfield berteori didalam bukunya, According to the Hebrews, bahwa Toldot Yeshu merupakan satu cerita olok-olok permusuhan dalam tradisi orang-orang Ibrani atas Injil. Olehkarena itu walaupun kedengarannya cerita itu seperti dongeng yang fantastik, tetapi mungkin ada beberapa hal yang bersumber dari sesuatu yang benar - benar terjadi.

Sekarang pasal lain dari kitab Matius, mungkin juga dapat membawa kita pada arah yang sama dengan diatas. Pasal Mat 27:59-65, sebagai berikut:

59 Sekarang para imam kepala, tua-tua, dan semua anggauta majelis mencari kesaksian palsu yang melawan Yeshua agar Dia dapat dihukum mati,

60 tetapi tidak satupun diperoleh. Sekalipun banyak saksi-saksi palsu maju kedepan, mereka tidak dapat membuktikan. Tetapi kemudian ada dua saksi palsu yang maju kedepan

61 dan katanya, "Katanya [orang ini] "Saya dapat meruntuhkan Heykal Tuhan dan membangunnya kembali dalam tiga hari."

62 Dan Imam Agung bangkit berdiri dan berkata kepadanya, "Apakah jawabmu? Apakah engkau mengakui kesaksian orang yang menyalahkan engkau ini?"

63 Tetapi Yeshua tetap berdiam diri. Dan Imam Agung itu menjawab dan berkata kepadanya: "Aku minta dengan sangat demi Tuhan yang hidup katakanlah kepada kami bila engkau memang Mesias itu, Putera Tuhan."

64 Yeshua berkata kepadanya, "Seperti katamu itu, sekalipun demikian, Saya katakan kepadamu, nanti akan engkau saksikan Putera Manusia duduk disebelah kanan Yang Maha Kuasa, dan datang diatas awan-awan di langit."

65 Kemudian Imam Agung itu merobek jubahnya, katanya "Dia mengucapkan kata-kata hujatan! Apakah kita masih perlu saksi lagi? Lihatlah sekarang, kalian telah mendengar hujatannya!

Perhatikanlah ungkapan HEYKAL TUHAN didalam ayat 61. Ungkapan seperti ini tidak pernah muncul didalam Tenach karena selalu dinyatakan dengan kata HEYKAL YHWH.

Juga di dalam ayat 64. YANG MAHA KUASA adalah sejenis euphisme yang umum dipakai untuk YHWH, euphisme ini muncul sebagai kombinasi dari ayat Maz 110:1 dengan ayat Dan. 7:13, dimana huruf YHWH muncul di dalam Maz 110:1.

Dapatkah Yeshua dituduh melakukan penghujatan karena memakai ungkapan "Heykal YHWH". Dapatkah dia didakwa dengan pemberatan dan pengukuhan karena menyitir ungkapan dari Maz. 110:1 digabung dengan Dan 7:13 yang menyebutkan Nama YHWH?

Kitab Mishnah dapat memberikan kejelasan atas penelitian ini. Mishnah menyatakan:

Orang terbukti melakukan penghujatan jika dia mengucapkan sepenuhnya Nama Tuhan. R. Joshua ben Qorha berkata, "pada setiap hari persidangan mereka menguji saksi-saksi dengan menggunakan nama pengganti. Bila satu penyidikan selesai, mereka tidak akan menghukum mati orang yang menggunakan euphisme, tetapi mereka menyerahkan kepada setiap orang dan bertanya tentang apa yang paling penting dari kesaksian itu, dengan berkata kepada dia, "Katakanlah, apakah yang telah engkau dengar?" Dan dia mengatakan apa yang telah dia dengar. Dan hakim-hakim itu berdiri diatas kaki mereka dan merobek jubah-jubah mereka. - (m.San. 7:5)

Sekarang dari pasal Mishnah ini kita dapat mempelajari banyak hal tentang penyidikan yang dilakukan atas Yeshua. Adalah suatu yang wajar bila seorang saksi menggunakan euphisme dalam kesaksiannya atas perkataan yang pernah diucapkan oleh Yeshua. Kita juga tahu bahwa hukuman mati bagi pelanggar hukum bila dia telah terbukti mengucapkan secara "penuh Nama Tuhan" . Maka menjadi jelaslah bahwa saat itu Yeshua telah terbukti mengucapkan Nama YHWH. Wajarnya pada akhir penyidikan, ruangan penyidikan dikosongkan dan para saksi diminta untuk mengulangi "hujatan" tanpa euphisme". Tetapi dalam kasusnya ini, Yeshua mengejutkan semua orang. Dia ingin pernyataannya didengarkan oleh semua orang, maka dia mengulangi salah satu kata-kata "hujatan"nya disana, di beit din. Kita menjadi tahu bahwa dia menyebut Nama yang sesungguhnya dan bukan "Yang Maha Kuasa" seperti diatas ini, karena telah disebutkan sebagai "penghujatan" dan tidak akan dikatakan demikian bila Yeshua tidak mengucapkan dengan "penuh Nama Tuhan" .

Bahwa Yeshua juga mengucapkan Nama YHWH sebagai bagian dari "penghujatan"nya tampak jelas dari ungkapan "Imam Agung merobek jubahnya", yang cocok dengan halachah dari Mishnah, "Dan hakim-hakim berdiri diatas kaki mereka dan merobek jubah-jubah mereka."

Ya'akov HaTzadik (James the Just / Yakob yang Adil), pemimpin orang-orang Nasrani setelah matinya Yeshua juga mengutip dengan persis ungkapan yang telah dinyatakan oleh Yeshua "setelah ini kalian akan menyaksikan Putera Manusia duduk disebelah kanan Yang Maha Kuasa, dan datang diatas awan-awan di langit." - (Dan. 7:13/Ps. 110:1)

dan juga dibunuh karena pernyataannya itu -(Hegesippus, seperti dikutip oleh Eusebius Eccl. Hist. 2:23).

Apakah dia juga dibunuh karena menghujat Nama YHWH?

Juga pada kejadian lain sekelompok orang Yahudi (mungkin kaum pharisee) "membentuk perlawanan bersama menentang Paul" (Kis. 18:12) seorang pemimpin inti orang-orang Nasrani (Kisah Para Rasul). Mereka menuduh dia "mempengaruhi orang-orang untuk menyembah Tuhan dengan cara yang melawan hukum (Torah)" (Kis 18:13). Akhirnya Paul dibebaskan dengan kata-kata Penguasa Roma "kalau ini mengenai pertanyaan tentang kata-kata dan nama-nama dan tentang hukum kalian, periksalah sendiri; karena aku tidak mengadili hal-hal yang demikian." (Kis. 18:15).

Dari sini tampak bahwa Paul dituduh mempengaruhi orang-orang melalui pengajaran menyembah Tuhan dengan menggunakan kata/nama YHWH yang berlawanan dengan larangan penggunaan Nama itu, yang dilakukan oleh sekte-sekte Yudaisme yang lain pada saat itu.

BAGAIMANAKAH BUNYI UCAPAN NAMA ITU?

Umumnya kebanyakan orang mempercayai bahwa Nama Tuhan itu adalah "JEHOVAH".

Dari manakah asal ucapan ini? Apakah ucapan ini cukup akurat?

Teori yang populer yang sudah beredar luas saat ini, mengatakan bahwa nama YHWH sebenarnya terdiri dari empat huruf hidup IAUE.

Teori ini didasarkan atas pernyataan yang dikeluarkan oleh Josephus dalam menguraikan topilogam Imam Agung.

Josephus menulis:

Padanya (topilogam) diukirkan Nama Suci itu. Terdiri dari empat huruf hidup (vowel). (Wars. 5:5:7)

Pada mulanya, sepertinya pernyataan ini mendukung teori empat huruf hidup.

Tetapi dengan penelitian yang lebih mendalam, tampak bahwa bukan hal itu yang ingin diungkapkan oleh Josephus.

Josephus tidak bermaksud untuk mengungkapkan pengucapan keempat huruf tadi.

Dalam Antiquities 2:12:4, sebenarnya Josephus hanya menyatakan bahwa dia dilarang hukum untuk mengatakan hal itu. Josephus hanya merujuk keempat huruf YHWH yang tampak pada topilogam Imam Agung.

Tetapi mengapa istilah yang dikatakan Josephus atas keempat konsonan (huruf mati) itu adalah "huruf hidup (vowel)" ?

Seperti yang telah pernah dibicarakan bahwa huruf Ibrani YUD (h), HEY(v) and VAV (u)(yang membentuk YHWH, vuvh ) tidak ada padanannya didalam huruf-huruf Gerika.

Biasanya huruf-huruf demikian itu ditransliterasikan dengan menggunakan huruf-huruf hidup Gerika. Keterangan ini didasarkan bahwa kalau orang-orang Gerika meminjam huruf Punisia/Ibrani-purba (Phonecian/Paleo-Hebrew) maka mereka meninggalkan huruf-huruf mati (konsonan) yang tidak ada padanannya didalam huruf-huruf Gerika dan menggantinya dengan huruf-huruf hidup Gerika, demikian ini terjadi seperti yang dituliskan oleh Robert Whiting:

Bila orang-orang Gerika menerapkan sistim penulisan Punisia ke dalam bahasa mereka, mereka membuat perubahan yang mencolok. Mereka memberi tanda dengan menggunakan huruf-huruf hidup dan membacanya setiap huruf itu sebagai huruf hidup. Orang-orang Gerika itu tidak menciptakan huruf hidup yang baru tetapi menggunakan beberapa huruf hidup yang ada didalam huruf Punisia yang tidak dipakai didalam bahasa Gerika kemudian diterapkan didalam tulisan Gerika sebagai lambang huruf hidup.

(The New Book of Knowledge Vol. 1 p. 193 "Alphabet" article by Robert M. Whiting, the Oriental Institute, the University of Chicago)

Hasilnya adalah:

YUD Ibrani menjadi huruf hidup Gerika IOTA; HEY Ibrani menjadi huruf hidup Gerika EPSILON dan VAV Ibrani menjadi huruf hidup Gerika UPSILON.

Oleh karena demikian itulah maka Josephus menulis bahwa ke-empat huruf yang tertulis di topilogam Imam Agung adalah empat "huruf hidup". Pernyataan ini bagi pembaca Gerika atas buku "Wars of the Jews" edisi Gerika, dimengerti bahwa ke-empat huruf di topilogam Imam Agung benar-benar sebagai huruf hidup.

Bagi orang-orang yang mendukung bahwa nama YHWH merupakan empat huruf hidup juga berpendapat bahwa ketiga huruf YUD, HEY dan VAV didalam bahasa Ibrani juga merupakan huruf hidup.

Tetapi sebenarnya pemakaian huruf-huruf tersebut sebagai huruf hidup didalam bahasa Ibrani terjadi hanya dalam revisi yang terakhir saja. Dan juga huruf-huruf itu dapat berfungsi sebagai huruf hidup hanya kalau digabung dengan huruf mati saja, maka huruf-huruf itu tidak ada yang secara khusus sebagai huruf hidup bila terletak diawal suku-kata atau kata. Bahasa Ibrani berasal dari satu suku kata yang setiap hurufnya merupakan simbol gabungan antara huruf mati dan huruf hidup tetapi huruf hidupnya dapat berubah - ubah bunyinya.

Juga Robert Whiting menulis sebagai berikut:

Masyarakat Semit dari Syria dan Palestina mengembangkan sistim penulisan suku-kata murni (purely syllabic writing systems). Mereka membuat lambang-lambang untuk setiap huruf mati dan huruf hidup. (ibid)

Tidak sampai abad ke sembilan (naskah asli menulis "Sebelum Masehi", tetapi ini mungkin salah tulis karena bertentangan dengan tulisan berikutnya - penerjemah) huruf-huruf Ibrani YUD, HEY dan VAV, sudah berfungsi ganda sebagai huruf mati dan huruf hidup (kalau digabung dengan huruf mati).

Hal ini seperti yang ditulis oleh Ellis Brotzman: Mulai sekitar abad kesembilan, beberapa huruf mati menjadi juga sebagai huruf hidup. Huruf mati "pembantu" ini disebut matres lectionis, arti harfiahnya "induk pembacaan (mothers of reading)."

("Old Testament Textual Criticism" oleh Ellis R. Brotzman p. 40)

Dengan demikian maka sampai dengan abad sembilan Sebelum Masehi huruf-huruf YUD HEY VAV HEY (YHWH - vuvh) dimengerti sebagai huruf mati Ibrani.

Bahkan dalam bahasa Ibrani yang terakhir, huruf awal YUD tidak pernah berfungsi sebagai huruf hidup. Tenach yang ditulis dalam bahasa Ibrani, pada mulanya ditulis seperti bahasa Ibrani kuno yang lain, yaitu tanpa huruf hidup.

Ketika orang-orang Masorit (orang tradisional) memberi tambahan huruf hidup pada tulisan Ibrani pada jaman pertengahan mereka menjumpai masalah yang serius. Nama itu telah beratus-ratus tahun "dirahasiakan" dan "disembunyikan".

Oleh karena tulisan Nama itu dalam bentuk tulisan hanya terdiri dari huruf mati saja maka huruf hidupnya tidak diketahui. Untuk menciptakan huruf hidup pada tulisan Nama itu dan masih "merahasiakan" dan "menyembunyikan" bunyi Nama itu maka huruf hidup pada Adonai ( h²bIs¨t - penerjemah) di terjemahkan atau diterapkan di dalam kata YHWH.

Selanjutnya kemudian, juga huruf hidup dalam Eloah (Tuhan) dipakai untuk menciptakan YEHOWAH.

Sebenarnya huruf hidup YHWH ini melanggar aturan tatabahasa Ibrani, karena digunakannya W sebagai huruf mati dan huruf hidup bersamaan.

Karena dalam bahasa Ibrani modern huruf Ibrani WAW (kemudian disebut VAV) dibunyikan sebagai "V" merubah ucapan asli yang kuno "W", maka YEHOWAH menjadi YEHOVAH.

Kata ini kemudian ditransliterasikan kedalam KJV asli yang berbahasa Inggeris menjadi IEHOVAH dan selanjutnya huruf J dimasukkan untuk men-Inggriskan IEHOVAH menjadi JEHOVAH.

Tetapi huruf J dan V didalan "Jehovah" adalah tidak benar, dan demikian juga huruf hidup E-O-A yang berasal dari ELOAH.

Jadi sebenarnya hanya dua huruf yang benar yaitu H-H. Tetapi pegucapan YHWH yang benar tetap terlindungi.

Bukti pertama untuk pengucapan yang benar YHWH terdapat didalam tulisan Ibrani sendiri didalam nama-nama orang Ibrani dimana didalamnya terdapat Nama Tuhan.

Sekarang, kalau nama seorang Ibrani dimulai dengan sebagian Nama Tuhan maka huruf hidupnya adalah E-O. Contoh: Yehoshaphat (Jehoshaphat) ~ YEHO- Shaphat Yehoshua (Joshua) ~ YEHO- Shua Didalam nama-nama tersebut, huruf-huruf hidup yang salah dari YEHOWAH telah diterapkan di dalam nama-nama mereka.

Tetapi kalau kita amati nama-nama yang diakhiri sebagian Nama Tuhan, kita temukan perbedaan bunyi dalam tulisan Masorit.

Contoh:

Yeshayahu (Isaiah/Yesaya)~ Yesha - YAHU
Yiramiyahu (Jeremiah/Yeremia)~Yiremi - YAHU
Eliyahu (Elijah/Elia) ~ Eli - YAHU

Lebih dari itu "tri-gramaton" (tiga huruf pertama dari YHWH) tampak tersendiri didalam Tenach dan selalu dengan huruf hidup sehingga menjadi ucapan YAHU.

Kemudian yang terakhir, contoh dari kata Ibrani, Halleluyah (puji-Yah) mengandung sebagian kata dari Nama Tuhan dengan huruf hidupnya yaitu YAH (baca: Ya - penerjemah).

Sumber lain untuk mengetahui pengucapan yang benar Nama YHWH adalah Peshitta yang berbahasa dan berhuruf Aram. Peshitta adalah naskah Kitab Suci dengan huruf Aram yang dip akai oleh masyarakat Assyria, Syria dan Chalde.

Bangsa yang berbahasa Aram itu menjadi Kristen pada abad pertama Sesudah Masehi.

Pada abad keempat (jauh sebelum orang Masorit pada abad ke sembilan) bangsa ini menciptakan huruf hidup untuk tulisan berbahasa Aram. Mereka menambahkan huruf hidup untuk nama-nama orang yang dimulai dengan potongan Nama Tuhan, sehingga untuk contoh nama diatas misalnya adalah YAHOSAPHAT bukan YEHOSAPHAT.

Bukti lebih lanjut atas ucapan yang benar YHWH dapat diperoleh dari transliterasi kuno Nama itu kedalam hyroglyph Mesir, yang ditulis bersama dengan huruf hidup.

Walau penyusun tidak menemukan kasus-kasus yang menuliskan seluruh nama YHWH kedalam hyroglyph Mesir, tetapi ada beberapa kasus yang menunjukkan ada potongan Nama (potongan pertama) itu ditransliterasikan kedalam hyroglyph.

Kamus bahasa Mesir - Inggeris oleh Budge "AN EGYPTIAN HIEROGLYPHIC DICTIONARY" memberi dua contoh transliterasi yang ada didalam glyph Mesir.

Contoh pertama terdapat pada halaman 15 kolom A yang bunyinya adalah "IA" atau "YA".

Contoh kedua terdapat dihalaman 142 kolom A dan transliterasi kedalam bahasa Inggris adalah "IAA" atau "YAA." .

Bukti ini mendukung teori yang berpendapat bahwa bunyi asli bagian pertama Nama itu berbunyi "YA" .

Sumber pembuktian lain untuk mengetahui bunyi yang sebenarnya dari Nama YHWH dapat ditemukan dari transliterasi kuno dari Nama YHWH kedalam tulisan paku (cuneiform), yang mana tulisan paku ini tidak seperti tulisan Ibrani karena mempunyai huruf hidup.

Dalam tahun 1898 A.H. Sayce menerbitkan penemuan tiga piringan tanah liat yang bertuliskan huruf paku dari jaman Hammurabi, yang mengandung ungkapan "Jahweh (Jehovah) adalah Tuhan" Bible Handbook Halley p 62).

Sekarang jelas bahwa tulisan itu dibaca "Yahweh" dan bukan "Jahweh" seperti yang transliterasi pada umumnya pada abad 19.

(Penyusun yakin bahwa huruf paku itu harus diuji lebih lanjut mungkin pembacaannya YAHUWEH dan bukan YAHWEH).

Sumber bukti lebih lanjut dalam bentuk cuneiform adalah tulisan Murashu. Naskah Murashu adalah tulisan bahasa Aram yang ditulis dengan huruf paku diatas tablet tanah liat yang ditemukan di Nippur. Naskah tersebut diperkirakan dibuat pada tahun 464 sampai 404 S.M. dan terdiri dari banyak nama orang-orang Yahudi yang dipindah-tuliskan kedalam huruf paku yang mempunyai huruf hidup. Nama - nama tersebut mengandung potongan Nama Tuhan. Dalam nama - nama itu potongan Nama Tuhan yang pertama terbaca sebagai YAHU dan bukan YEHO.

("Patterns in Jewish Personal Names in the Babylonian Diasporia" oleh M.D. Coogan; Journal for the Study of Judaism, Vol. IV, No. 2, p. 183f ).

Transliterasi dari YHWH juga dilakukan kedalam tulisan Gerika kuno. Meskipun berumur lebih muda dibanding bukti-bukti hroglyph dan cuneiform, transliterasi Gerika ini juga mengandung Nama itu dengan huruf hidup.

Berikut ini adalah tabel yang menunjukkan transliterasi Gerika tersebut untuk YHWH (dalam bahasa Inggeris), diikuti tanggal dan sumbernya:

Transliterasisumber
tanggal
IAOQumran LXXabad pertama
IAOUEClement of Alexandria150 - 212 M
AwOUhEIPapiri Gerika?
IAwTheodoret?
IAhOrigin250 M
IAwEpiphanius380 M

(CAT: "OU" diucapkan bersamaan dalam bahasa Gerika seperti "oo" dalam "zoo")

Nampak sekarang transliterasi YHWH kedalam bahasa Gerika tidak mudah. Ini karena tidak ada huruf Ibrani atau bunyi Ibrani yang didalam bahasa Gerika tidak terdapat.

Diantaranya adalah huruf-huruf YUD (Y); HEY (H) dan VAV (W) yang menyusun Nama YHWH ( vuvh ) didalam bahasa Ibrani.

Dalam melakukan transliterasi dari Ibrani kedalam Gerika maka dilakukan penggantian.

Yang pertama, huruf YUD Ibrani (Y atau h) biasanya selalu ditransliterasikan kedalam Gerika menjadi IOTA (I). Dengan demikian para saksi Gerika kita setuju kalau Nama YHWH dimulai dengan YA.

Huruf selanjutnya adalah HEY (H atau v), tetapi ini tidak mungkin ditulis dalam huruf Gerika, karena tidak ada padanannya. Oleh karena itu beberapa sumber Gerika bermaksud mentransliterasikannya menjadi OMEGA (yang mana saya, penyusun, menjadikannya "w" dan diucapkan "o" seperti pada "no". )

Origin mencoba menggunakan ETA untuk huruf ini (Saya, penyusun, menstransliterasikannya dengan "h"; Mungkin maksud penyusun untuk huruf Ibrani ketiga yaitu WAW - penerjemah. ).

ETA adalah sebuah huruf yang diambil dari Ibrani-Paleo, HEY, tetapi diucapkan "ey" seperti dalam "they".

Untuk huruf hidup selanjutnya Clement dan Papyri Gerika sama-sama mentransliterasikannya dengan "oo" seperti pada "zoo".

Clement memberi suku kata terakhir dengan "E" dan Papiri Gerika dengan "hE" yang sepakat dengan istilah Ibrani "-eh".

Dengan demikian terbukti transliterasi kedalam Gerika tetap mempertahankan bunyi ucapan dalam Ibrani "YAHUWEH".

Menjadi jelas bahwa dengan pengujian dari berbagai sumber bunyi ucapan YHWH terbentuk kembali yaitu, YAHUWEH, yang kadangkala disingkat menjadi YAHWEH, YAHU atau YAH.

Pembuktian ini diambil dari nama-nama Yahwitic didalam naskah Masoret, naskah Peshitta berbahasa Aram, dan naskah Murashu. Bunyi YHWH juga terpelihara dalam naskah transliterasi kuno yang ditulis dalam huruf hyroglyph Mesir, paku dan Gerika, semua tulisan itu mempunyai huruf-huruf hidup.

Pembentukan dan penggunaan kembali nama Yahuweh dengan bunyinya yang benar sesuai dengan nubuat yang digenapi melalui restorasi oleh sekte kuno Nasrani (Nazarene).

Restorasi atas nama Yahweh kepada umatNya telah dijanjikan didalam Kitab Suci seperti berikut:

Karena Aku akan mengembalikan lagi kepada umatKu bahasa yang murni, sehingga mereka dapat berseru diatas nama YHWH.-(Zef. 3:9)

Oleh karena itu, lihatlah, Aku akan membuat mereka mengerti, tanganKu dan kebesaranKu; dan mereka akan tahu namaKu adalah YHWH. (Yer. 16:21)

Oleh karena itu umatku harus mengetahui namaKu -(Yes. 52:6)

Ada pemenuhan nubuat yang meyakinkan bahwa Nama itu tetap terpelihara melalui temuan-temuan penggalian arkeologi, seperti nubuat didalam Kitab Suci:

Dan engkau akan dibawa turun dan berkata-kata dari bumi dan perkataanmu akan keluar dari debu.-(Yes. 29:4)

Kebenaran akan memancar keluar dari bumi.-(Maz. 85:11)

Kita hidup pada jaman yang menakjubkan, seperti yang telah dikatakan oleh Yeshua kepada kita:

Engkau tidak akan melihat aku lagi setelah ini, sampai engkau mengatakan: "diberkatilah dia yang datang dalam nama Yahuweh!" -(Mat. 23:39)

Disusun oleh James Trimm


Elohim berkata kepada Moshe: "Katakanlah kepada orang-orang Israel, YAHWEH, - Elohim bapa-bapamu: Elohim Avraham, Elohim Yitzchak dan Elohim Yakkov telah mengutus aku kepada kalian - INILAH NAMAKU UNTUK SELAMA-LAMANYA, PENGINGAT KEPADAKU TURUN TEMURUN." - Shemot/Keluaran 3:15.



Ke Halaman Depan Situs OHOL YÁOHUSHÚA di INDONESIA



One major distinction between Nazarene Judaism and mainline Judaism of the first century was in regard to their usage of the name of YHWH.

While mainline Judaism had limited and in some cases even banned the use of the name of YHWH, Nazarenes were at time persecuted for not participating in this ban.

Banning the Name Although use of the Name of YHWH was clearly commonplace in Tenach times (Old Testament times), by the first century the Name was used only in the Temple.

Even whe reading the Scriptures, mainline Judaism used euphemisms or substitutions instead of pronouncing the name (j.Meg. 71d).

According to the Talmud, after the time of Simon the Just (a contemporary of Alexander the Great) the priest stopped using the Name in the blessings (b.Yoma 49b).

The ban on the name however, did not continue in this form. Later in the Second Temple era the name was used, but only in the Temple as the Mishnah states:

.In the sanctuary one says the Name as it is written but in the provinces, with a euphemism.. (m.Sotah 7:6; b.Sotah 38b; m.Tamid 7:2)

In fact the name was used in the Temple even in giving greetings, as the Mishnah states:

[speaking of behavior on the Temple grounds]

And they ordained that an individual should greet his fellow with [God's] name, in accordance with what is said, "And behold Boaz came from Bethlehem; and he said to the reapers, `YHWH be with you!´ And they answered, `YHWH bless you" (Ruth 2:4) (m.Ber. 9:5)

The first century Jewish historian Josephus mentions the ban on using the name of YHWH. Josephus, writing on the events of Exodus 3, writes:

.Whereupon God declared to him [Moses] his holy Name, which had never been discovered to men before; concerning which it is not lawful for me to say anymore.. -(Josephus; Antiquities 2:12:4)

This ban on speaking the name of YHWH seems to have been almost universal by the first century. Even the nonconformists of the Qumran community (generally held to be Essenes) held to the ban. The Manual of Discipline states:

Anyone who speaks aloud the M[ost] Holy Name of God, [whether in.] or in cursing or as a blurt in time of trial or for any other reason, or while he is reading a book or praying, is to be expelled, never again to return to the society of the Yahad. -(1QS Col. 6 line 27b - Col. 7 line 2a)

After the destruction of the Temple in 70 C.E. Pharisaic Judaism banned use of the Name of YHWH altogether. The new halacha was that the name was "to be hidden" (b.Pes. 50a) and "to be kept secret" -(b.Kidd. 71a).

That the practice of using euphemisms in place of the Name of YHWH began at a very early date, long before the first century, is made clear from three important sources: the Septuagint, the Psalms and the Book of Daniel.

The Septuagint is a Greek translation of the Tenach which was made around 250 B.C.E.. There is much debate as to whether the Septuagint originally contained the name of YHWH or simply the euphemisms for the Name. However the Septuagint translators paraphrased Lev. 24:16 (15 in Jewish copies) in such a way as to make it clear that the ban on the name existed by the time the Septuagint was translated.

The Hebrew text of Lev. 24:16 reads (in English):

And whoever blasphemes the name of YHWH shall surely be put to death. -(Lev. 24:16 from the Hebrew)

However the Septuagint translators paraphrased the text to mean:

And he that names the name of the Lord, Let him die the death. - (Lev. 24:16 LXX)

This paraphrase makes it clear that the ban on the name existed at the time the Septuagint was translated.

Further evidence that the ban in the name was very early can be found by comparing Psalms 14 and 53. These two Psalms are almost identical except that YHWH in verses 2, 4, 6 and 7 of Psalm 14 has been changed to ELOHIM (God) in Ps. 53. This is an important piece of evidence which tells us many things:

The practice of using euphemisms in place of the name of YHWH predates the editing and redaction of the Book of Psalms.

At the time that the book of Psalms was edited the practice of substitution existed but was not universal, since the name is used in most of the Psalms including Psalm 53's twin Psalm 14.

Final evidence that the ban on the use of the name of YHWH is much older than the first century is found in the Aramaic sections of Daniel. Although the name appears in the Hebrew portions of Daniel it is conspicuously missing from the larger, Aramaic portion of the book.

This tells us that by the time that Daniel was written it was the custom of at least some, not to use the name in another language besides Hebrew.

Not only did mainline Judaism read substitutions such as "Elohim" and "Adonai" when they came to YHWH in reading the Tenach, the ancient scribes of the Tenach actually substituted in many places "Adonai" for YHWH in the text itself. These in many translations are printed as "Lord". The official list given in the Massorah (107:15 Gingsburg edition) contain the 134 instances as follows:

Gen. 18:3,27,30,32; 19:18; 20:4
Ex. 4:10,13; 5:22,; 15:17; 34:9,9
Num. 14:17
Josh. 7:8
Judg. 6:15; 13:8
1Kings 3:10,15; 22:6
2Kings 7:6; 19:23
Isa. 3:17,18; 4:4; 6:1,8,11; 7:14,20; 8:7; 9:8,17; 10:12; 11:11; 21:6,8,16; 28:2; 29:13; 30:20; 37:24; 38:14,16; 49:14
Ezek. 18:25,29; 21:13; 33:17,29
Amos 5:16; 7:7,8; 9:1
Zech. 9:4

Mic. 1:2
Mal. 1:12,14
Ps. 2.4; 16:2; 22:19,30; 30:8; 35:3,17,22; 37:12; 38:9,15,22; 39:7; 40:17; 44:23; 51:15; 54:4; 55:9; 57:9; 59:11; 62:12; 66:18; 68:11,17,19,22,26,32; 73:20; 77:2,7; 78:65; 79:12; 86:3,4,5,8,9,12,15; 89:49,50; 90:1,17; 110:5; 130:2,3,6
Dan.1:2; 9:3,4,7,9,15,16,17,19,19,19
Lam. 1:14,15,15; 2:1,2,5,7,18,19,20; 3:31,36,37,58
Ezra 10:3
Neh.1:11; 4:14
Job 28:28.

(NOTE: Where verses are written twice or more, such as "Ex. 34:99" means there it has been changed 2 times within the same verse.)

WHY THE BAN?

Those who enacted the ban on the use of the name in mainline Judaism did so out of extreme, though misguided, reverence for the name.

The reasoning behind the ban was based on Ex. 20:7 which said in part

"You shall not take the name of YHWH your God in vain"

And Lev. 22:32 which says in part

"and you shall not profane my holy name,".

These two commandments, when brought together with the tradition recorded in the Mishnah: ".make a hedge about the Torah." (m.Avot 1:1) resulted in a custom of not pronouncing the name at all.

Thus eliminating any chance of profaning the name or taking it in vain.

WAS THE BAN SCRIPTURAL?

While it is true that those who enacted the ban on the name had the best of intentions, it has been said "the road to hell is paved with good intentions."

This certainly seems to have been the case with the ban on the Name of YHWH. In the Torah YHWH states:

.My Name shall be declared in all the earth. (Ex. 9:16)

Thus the ban on use of the name conflicted directly with the Torah itself.

There is a direct contradiction between the Rabbinical precept that the name should be "hidden" and "kept secret" (b.Pes. 50a; b.Kidd. 71a) and the Torah precept that the name should be "declared in all the earth."

The Tenach speaks of apostates

"which think to cause my people to forget my name" -(Jer. 23:27).

The precept of keeping the name secret also conflicts with other Tenach passages:

"My people shall know my name" - (Is. 52:6)

"And those who know your name will put their trust in you" -(Ps. 9:10)

"I will deliver him; I will set him on high, because he has known my name" - (Ps. 91:14)

".a book of remembrance was written before Him for those who fear YHWH and who meditate on His name." -(Mal. 3:16)

"Let them praise Your great and awesome name- He is holy." - (Ps. 99:3)

"My mouth shall speak the praise of YHWH, and all flesh shall bless His holy name forever and ever." -(Ps. 145:21)

"Let them praise the name of YHWH." -(Ps. 148:13)

Moreover Rabbinic Judaism has produced a tradition of reading euphemisms in place of YHWH when reading the Tenach (j.Meg. 71d) and even altered the text itself in places, changing YHWH to "adonai" (Massorah (107:15 Gingsburg edition) contain the 134 instances listed previously).

This tradition also conflicts directly with the Torah itself which says:

"You shall not add to the word which I command you, nor take from it." - (Dt. 4:2)

".you shall not add to it [the Torah] nor take away from it." - (Dt. 12:32)

DID THE NAZARENES PARTICIPATE IN THE BAN?

Could Jn. 17:6, 26 mean that Yeshua actually pronounced the name?

The Toldot Yeshu, a hostile Rabbinic parady on the Gospel story records the following legend:

After King Jannaeus, his wife Helene ruled over all Israel. In the Temple was to be found the Foundation Stone on which were engraven the letters of God's Ineffable Name. Whoever learned the secret of the Name and its use would be able to do whatever he wished.

Therefore, the Sages took measures so that no one should gain this knowledge. Lions of brass were bound to two iron pillars at the gate of the place of burnt offerings.

Should anyone enter and learn the Name, when he left the lions would roar at him and immediately the valuable secret would be forgotten. Yeshu came and learned the letters of the Name; he wrote them upon the parchment which he placed in an open cut on his thigh and then drew the flesh over the parchment.

As he left, the lions roared and he forgot the secret.

But when he came to his house he reopened the cut in his flesh with a knife an lifted out the writing.

Then he remembered and obtained the use of the letters.

He gathered about himself three hundred and ten young men of Israel and accused those who spoke ill of his birth of being people who desired greatness and power for themselves.

Yeshu proclaimed,

"I am the Messiah; and concerning me Isaiah prophesied and said, 'Behold, a virgin shall conceive, and bear a son, and shall call his name Immanuel.'"

He quoted other messianic texts, insisting,

"David my ancestor prophesied concerning me: 'The Lord said to me, thou art my son, this day have I begotten thee.'"

The insurgents with him replied that if Yeshu was the Messiah he should give them a convincing sign.

They therefore, brought to him a lame man, who had never walked.

Yeshu spoke over the man the letters of the Ineffable Name, and the leper was healed.

Thereupon, they worshipped him as the Messiah, Son of the Highest.

(A similar legend about Yeshua appears in b.Shab. 104b; b.San. 67a; t.Shab. 11:15; j.Shab. 13d)

Now Hugh Schonfield theorized in his book According to the Hebrews that Toldot Yeshu is a hostile parody on the Gospel according to the Hebrews.

So while this legend sounds fantastic there may be some truth at its root.

Now another passage in Matthew might also lead us that direction. The passage is Mt. 27:59-65:

59 Now the chief priests, the elders, and all the council sought false testimony against Yeshua to put Him to death,

60 but found none. Even though many false witnesses came forward, they found none. But at least two false witnesses came forward

61 and said, "This [one] said "I am able to destroy the Temple of God and to build it in three days."

62 And the High Priest arose and said to him, "Do you answer nothing? What do these men testify against you?"

63 But Yeshua kept silent. And the High Priest answered and said to him, "I adjure you by the living God that you tell us if you are the Messiah, the Son of God."

64 Yeshua said to him, "It is as you said, Nevertheless, I say to you, hereafter you will see the Son of Man sitting at the right hand of the Power, and coming on the clouds of heaven."

65 Then the High Priest tore his clothes, saying "He has spoken blasphemy! What further need do we have of witnesses? Look, now you have heard his blasphemy!

Note the phrase TEMPLE OF GOD in verse 61. This phrase never appears in the Tenach which always has TEMPLE OF YHWH.

Also in verse 64 THE POWER is a common euphemism for YHWH which should appear based on the fact that this verse combines Ps. 110:1 with Dan. 7:13 where YHWH does appear in Ps. 110:1.

Could Yeshua have been being accused of blasphemy for having used the phrase "Temple of YHWH" could he have aggravated and confirmed the charge by citing the Ps. 110:1/Dan. 7:13 phrase with the name YHWH pronounced?

The Mishnah sheds a great deal of light on the events of this trial.

The Mishnah states:

He who blasphemes is liable only when he will have fully pronounced the Divine Name.

Said R. Joshua ben Qorha, "on every day of the trial they examine the wtnesses with a substitute name.

Once the trial is over, they would not put him to death with the euphemism, but they put everyone out and ask the most important of the witnesses, saying to him, "Say, what exactly did you hear?" And he says what he heard. And the judges stand on their feet and tear their clothing. -(m.San. 7:5)

Now from this passage of the Mishnah we learn many things about Yeshua's trial. It was normal for the witness to use a euphemism in his testimony of what Yeshua said.

We also know that a charge of blasphemy required that the offender had "fully pronounced the Divine Name."

It is therefore clear that Yeshua had been pronouncing the name of YWHH.

Normally at the end of the trial the room would have been emptied and the witness asked to repeat the "blasphemy" without the euphemism.

However in this case Yeshua surprised eveyone. He wanted his statement heard by all so he repeated one of his "blasphemous" statements right there in the beit din.

We know that he used the actual name and not "the Power" here because it was called "blasphemy" and would not have been unless Yeshua had "fully pronounced the Divine Name."

That Yeshua also spoke the name of YHWH as part of his "blasphemy" was clear from the phrase "the High Priest tore his clothes" which agrees exactly with the halachah of the Mishnah "And the judges stand on their feet and tear their clothing."

Ya'akov HaTzadik (James the Just), the leader of the Nazarenes after Yeshua's death also recited the exact phrase Yeshua had recited "hereafter you will see the Son of Man sitting at the right hand of the Power, and coming on the clouds of heaven." (Dan. 7:13/Ps. 110:1) and was killed for having made the statement (Hegesippus as quoted by Eusebius Eccl. Hist. 2:23).

Was he also killed for blaspheming the name of YHWH?

On yet another occasion certain Jews (probably pharisees) "made insurection with one accord against Paul" (Acts. 18:12) a ringleader of the Nazarenes (Acts).

They said that he "persuaded men to worship God contrary to the law." - (Acts 18:13).

Paul was later released with the Roman authorities saying

"if it be a question of words and names and of your law, look you to it; for I will be no judge of such matters." -(Acts 18:15)

It seems then that Paul was accused of persuading men to worship God using the word/name of YHWH in contradiction to the ban on the name practiced by other sects of Judaism at the time.

HOW IS THE NAME PRONOUNCED?

The general belief at large is that the Divine Name is pronounce "JEHOVAH."

Where did this pronounciation come from?

Is it accurate?

A popular theory that has been circulating as of late has it that the name YHWH is actually four vowels IAUE.

This theory is based largely on a statement made by Josephus in describing the headpiece of the High Priest. Josephus writes:

In which [headpiece] was engraved the sacred name.

It consisted of four vowels. - (Wars. 5:5:7)

At first this statement seems to support a four vowel theory.

However on closer examination it is clear that this is not what Josephus is saying.

Josephus is not supplying information about the pronounciation of the name.

In fact in Antiquities 2:12:4 Josephus states that it would not be lawful for him to do so.

Josephus is instead referring to the four letters YHWH which appeared on the High Priest's headpiece.

But why would Josephus term these four consonants as "vowels"?

As discussed earlier the Hebrew letters YUD, HEY and VAV (which make up YHWH) have no equivelants in Greek.

They are generally transliterated in Greek with Greek letters that happen to be vowels.

The reason for this is that when the Greeks borrowed the Phonecian/Paleo-Hebrew alphabet they used leftover consonants that did not occur in their language and used them as symbols for vowels, as Robert Whiting writes:

When the Greeks adapted the Phoenician writing system to their own language. they made a very significant change. They created signs for vowels and used them each time a vowel occurted. The Greeks did not invent new signs for the vowels but simply converted some of the Phoenecian signs that they did not need for their own language into vowel symbols.

(The New Book of Knowledge Vol. 1 p. 193 "Alphabet" article by Robert M. Whiting, the Oriental Institute, the University of Chicago)

As a result

Hebrew YUD became the Greek vowel IOTA;
Hebrew HEY became Greek vowel EPSILON and
Hebrew VAV became Greek vowel UPSILON.

For this reason Josephus writes that the four letters which appeared on the High Priest's headpiece were four "vowels."

To the Greek speaking audience of the Greek edition of Wars of the Jews, the four letters on the High Priest's headpiece were in fact four vowels.

Some who have supported the idea that the name of YHWH is four vowels have also pointed to the use of the letters YUD, HEY and VAV in Hebrew as vowels.

However the use of these letters as vowels in Hebew is a later revision of the language.

Moreover each of them serves as a vowel only when paired with a consonant, as a result none of these letters is ever a vowel when it initiates a word or syllable.

Hebrew was originally a syllabary in which each letter symbolized a consonant vowel pair with the vowel being ambiguous.

As Robert Whiting writes:

The Semitic peoples of Syria and Palestine developed purely syllabic writing systems. their signs expressed consonants plus any vowel.
(ibid)

It was not until the ninth century B.C.E. that the Hebrew letters YUD, HEY and VAV began to double as vowels (and then only when paired with consonants).

As Ellis Brotzman writes:

From about the ninth century on, certain consonants came to be used to indicate vowels. These "helping" consonants are called matres lectionis, literally "mothers of reading."
(Old Testament Textual Criticism by Ellis R. Brotzman p. 40)

Thus prior to this time the letters YUD HEY VAV HEY (YHWH) stood for four Hebrew consonants. Even in later Hebrew an initial YUD can never represent a vowel.

The Hebrew Tenach was originally written like all ancient Hebrew, without vowels.

When the Masorites (tradionalists) added vowels to the Hebrew text in the middle ages they came across a serious problem.

The name had been "kept secret" and "hidden" for hundreds of years.

Since the text contained only consonants in its written form, the vowels were generally unknown.

In order to create vowels for the written name and continue to keep the name "secret" and "hidden" the vowels for Adonai were translanted into the word YHWH.

Later the vowels for Eloah (God) were used creating YEHOWAH.

These vowels for YHWH actually violate the rules of Hebrew grammar since they use the W as a consonant and a vowel at the same time.
Since in modern Hebrew the Hebrew letter WAW (later called VAV) is pronounced "V" in place of its ancient pronounciation "W", YEHOWAH became YEHOVAH.

This became transliterated in the original KJV English as IEHOVAH and later when the J was added to English IEHOVAH became JEHOVAH.

However the J and the V in "Jehovah" are incorrect, as are the vowels E-O-A which actually come from ELOAH.
In fact only the two letters H-H are correct.

The correct pronounciation of YHWH has however, been preserved.

The first evidence for the true pronounciation of YHWH is found in the Hebrew text itself in those Hebrew names of which the Divine Name forms a part.

Now when a Hebrew name in the Tenach begins with part of the divine name, the vowels are given as E-O.

Some examples are:

Yehoshaphat (Jehoshaphat) ~ YEHO - Shaphat
Yehoshua (Joshua) ~ YEHO - Shua

In these names the incorrect vowels from YEHOWAH have been transplanted into their names.

However when we look instead at names which end with part of the Divine Name we find completely different vowels in the Masoretic text.

Some examples are:
Yeshayahu (Isaiah) ~ Yesha- YAHU
Yiramiyahu (Jeremiah) ~ Yiremi- YAHU
Eliyahu (Elijah) ~ Eli- YAHU

Moreover the "tri-gramaton" (the first three letters of YHWH) appear by themselves in the Tenach and always with the vowels being YAHU.

Finally the Hebrew word Halleluyah (praise-Yah) has the first portion of the divine name with the vowels YAH.

Another source for the correct pronounciation of the name of YHWH is the Peshitta Aramaic text. The Peshitta is an Aramaic text of the Bible used by Aramaic speaking Assyrians, Syrians and Chaldeans.

These Aramaic speaking peoples became Christianized in the first century C.E..

By the fourth century (long before the Masorites of the nineth century) these people created written vowels for the Aramaic text.

When they added vowels to names that begin with part of the divine name they got names like YAHOSHAPHAT reather than YEHOSHAPHAT.

Further evidence as to the original pronounciation of YHWH can be found in ancient transliterations of the name into Egyptian hieroglyphics, which had written vowels.

Although this author is not aware of any case in which the entire name of YHWH has been found transliterated into Egyptian hieroglyphics, there are cases where the abreviated name (the first portion of the name) has been found transliterated in hieroglyphics.

Budge's AN EGYPTIAN HIEROGLYPHIC DICTIONARY give two transliterations that occur in Egyptian glyphs.

The first is given on page 15 column A and is "IA" or "YA." .

The other is on page 142 column A and transliterates in english as "IAA" or "YAA."

This supports the fact that the original pronounciation of the first syllable of the name was "YA."

Another source of evidence for the correct pronounciation of the name of YHWH can be found in ancient transliterations of the na me of YHWH into cuneiform script, which unlike Hebrew script, had written vowels.

In 1898 A. H. Sayce published the discovery of three clay cuneiform tablets from the time of Hammurabi which contained the phrase "Jahweh (Jehovah) is God." - (Halley's Bible Handbook p. 62).

Now obviously the text read "Yahweh" and not "Jahweh" as was common to transliterate it in the 19th century. (This author believes this cuneiform should be examined to see if it reads YAHUWEH rather than YAHWEH).

A further source for evidence in cuneiform is the Murashu texts.

The Murashu texts are Aramaic texts written in cuneiform script on clay tablets found at Nippur. These texts date back to 464 to 404 B.C.E. and contain many Jewish names transcribed in cuneiform with the vowels.

Many of these names contain part of the divine name in the name.

In all these names the first portion of the name appears as YAHU and never as YEHO.

("Patterns in Jewish Personal Names in the Babylonian Diasporia" by M.D. Coogan; Journal for the Study of Judaism, Vol. IV, No. 2, p. 183f ).

Transliterations of YHWH also occur in ancient Greek texts. Although late by comparison to the hieroglyphic and cuneiform evidence, these Greek transliterations also contain the name with vowels.

The following chart shows a list of Greek transliterations of YHWH (in English), their date and their source:

Transliteration source
date
IAO Qumran LXX first century
IAOUEClement of Alexandria150 - 212 C.E.
AwOUhEIGreek Papyri?
IAwTheodoret?
IAhOrigin250 C.E
IAwEpiphanius380 C.E.


(NOTE: "OU" are pronounced together in Greek as "oo" as in "zoo")

Now transliterating the name of YHWH into Greek is not easy. This is because certain Hebrew letters/sounds do not occur in Greek.

Among these are the letters YUD (Y); HEY (H) and VAV (W) the very letters which make up the name in Hebrew.

When transliterating these letters into Greek substitutions are made.

Consistantly the Hebrew letter YUD (Y) is transliterated into Greek as IOTA (I).

Thus all of our Greek witnesses agree that YHWH begins with YA.

The next letter HEY (H) is impossible to write in Greek.

Some of the Greek sources have attempted to transliterate it with OMEGA (which I have transliterated with a "w" and which is pronounced "o" as in "no."

Origin has tried to use ETA for this letter (I have transliterated it with an "h").

ETA as a character descends from the Paleo-Hebrew HEY but is pronounced "ey" as in "they."

Clement and the Greek Papyri agree that the next vowel is "oo" as in "zoo."

Clement gives the final syllable as "E" and the Greek Papyri has "hE" which agrees with a Hebrew termination of "-eh".

Thus it is evident that the Greek transliterations are consistent with a Hebrew pronounciation of "YAHUWEH."

It is clear when examining the many sources that the pronounciation of YHWH can be recovered as YAHUWEH sometimes abbreviated as YAHWEH, YAHU or YAH.

This is attested to by the Yahwitic names of the Masoretic text, the Peshitta Aramaic and the Marashu texts.
The true pronounciation of YHWH is also preserved in ancient transliterations of the name written in Egyptian Hieroglyphics, cuneiform and Greek, all of which had written vowels.

The restoration of the use of the name of Yahuweh with its correct pronounciation is as prophetically significant as the restoration of the ancient sect of the Nazarenes.

Such a restoration of the name of Yahweh to his people is promised in scripture:

For then will I turn to the people a pure language, That they may call upon the name of YHWH. (Zeph. 3:9)

Therefore, behold, I will this once cause them to know, I will cause them to know mine hand and my might; and they shall know my name is YHWH. (Jer. 16:21)

Therefore my people shall know my name. (Is. 52:6)

There is also great prohetic significance to the fact that the name has been preserved, in part through archaelogical digs, as the scriptures prophecy:

And you shall be brought down, and shall speak out of the ground, and your speech shall be low out of the dust.(Is. 29:4)

Truth shall spring out of the earth.(Ps. 85:11)

We are living in wonderful times, as Yeshua tells us:

.You shall not see me henceforth, till you shall say:"Blessed is he who comes in the name of Yahuweh!" (Mt. 23:39)

Written by James Trimm


Elohim said to Moshe: "Say to the Israelites, YAHWEH, the Elohim of your fathers- the Elohim of Avraham, the Elohim of Yitzchak and the Elohim of Yakkov has sent me to you. THIS IS MY NAME FOREVER, MY REMEMBRANCE TO ALL GENERATIONS. Shemot/Exodus 3: 15-
Go To Front Page of OHOL YÁOHUSHÚA in INDONESIA