Sajak ke Enam

Menikmati Kopi Pagi

Merejang marah di atas tungku sepi

dengan api rindu membakar mimpi

menggelegak kata-kata

dan menguaplah butir-butir cinta

Dalam mata panas menyeduh bayang-bayang

dan nurani menghirup kisah sumbang

Aku mereguk kata-kata

yang tumpah dari gelas malam. Ketika

dendam menyala-nyala sendiri,

aku membasahi tenggorok hari

dengan senyum padam

dan hati yang diam

Kemana raga yang dipanggang sangsi?

Jakarta, 1998

Mau Baca Sajak Lainnya?

Pencet di Sini