
pada Uni
Permintaanmu yang sederhana dan tidak mengada-ada
kini tidak pernah bisa terpenuhi. Aku hilang daya
Aku sasar makna melangkahi: waktu dan ruang
Aku cari rindu untuk bertemu. Kini semua: Kosong!
Sepasang matamu menjadi pisau tajam mengerat-erat jantung dan hati. Barangkali bukan dendam
dan bukan tatap melompong. Aku akan selalu menafsirkan
dari sudut perjalanan: Inikah lagu orang kalahan?
Langkah waktu dan ruang sudah semakin jauh
dari rangkak kaki. Semua berjalan, juga kamu
Aku membaca rindu yang tumpah: Melepuh
tanpa peluk tanpa cium kamu….
Jakarta, 2 Juni 1998
Mau Baca Sajak Lainnya?