Sajak ke Duapuluh Tiga

Dingin

Aku menyelam ke dalam malam: Tangan mengayuh rindu kaki mendorong sepi. Sesekali gelembung udara malam lepas dari ujung mulut. Mata menatap samar-samar ke tengah bayang-bayang: Senja menari seperti ikan di antara rumah karang.

Di sini aku merenangi rindu pada paginya seorang lelaki yang memburu siang dalam mata seorang perempuan.

Aku menyelam ke dalam waktu: Tangan mengayuh kata kaki mendorong makna. Sesekali gelembung resah lepas dari balik sepi. Mata menatap samar-samar ke tengah-tengah rindu: Pagi dicabik-cabik gigi mentari siang.

Di sini aku menikmati waktu kembara setelah gelombang kata berhenti menghempaskan rasa dan debur rindu meniti hasrat di antara pasir putih

Ingin aku menyelam lagi ke balik keringatmu dan tanganku bermain di antara luas jangatmu sambil kaki menghentakkan rindu: Mata menatap jauh ke bilik kelam dan dingin malam menawarkan hasrat mendudu.

Di sini berahi pun sirna

Juli 2000

Mau Baca Sajak Lainnya?

Pencet di Sini