Sajak ke Duabelas

Alun-Alun

Suara kita tak pernah lagi ramah

dibanding tahun-tahun sudah

Antara kita ada segaris batas

menerkam baris-baris getas

Tangan kita tak pernah lagi dapat berjabat

sambil menaburkan hasrat

Kita tak pernah lagi dapat saling peluk

dan kau kucium pelupuk matamu

Kita selalu sibuk dan selalu sibuk

sambil kita selalu kembangkan kidung rindu

Perlahan kita semakin menua

mendekati puing-puing

kembali ke asal perjanjian kita

dengan segala macam hati yang geming

Kita terasa begitu jauh

kendati kita satu flat dan dipisahkan selembar dinding beton saja!

Bandung, Januari 1987

Mau Baca Sajak Lainnya?

Pencet di Sini