Site hosted by Angelfire.com: Build your free website today!

Chapter 12

            " Tapi abang cakap... abang cakap... 6 bulan..." D'Beth bercakap dalam esakkan.

            " 6 bulan sejak pemeriksaan terakhir..." Flynn memberitahu. Air mukanya kaku memperlihatkan perasaan yang sedih walaupun tidak mengalirkan air mata.

            " Bila pemeriksaan akhir?" D'Beth terkejut.

            " Mei," jawabnya ringkas. " Dia tidak mahu korang tahu."

            " Sampai hati abang buat macam tu..." Sue tidak menyangka.

            " Kalau begitu... Sepatutnya abang mati November la!" Kay menyampuk.

            " Kay!" Sue meningkah. " Jangan minta bah!"

            " Antara Oktober atau November jadi kronik," Flynn membongkar 'rahsia'. Perth yang berada di sebelahnya hanya menyembunyikan mukanya di sebalik lutut dan tidak bergerak sejak mereka sampai ke Hospital Besar Kuala Lumpur. Flynn meletakkan tangannya di sekeliling Perth.

            Keadaan lebih teruk dari Adamn sangkakan apabila keluarganya mengetahui keadaan sebenar pada saat terakhir. Bukan sahaja Flynn serta keluarganya dan keluarga Adamn berada di hospital, Syaffiq serta beberapa rakan sekuliah, Prof. Janis dan juga professor-professor dari Australia juga berada di situ, membuat kelompok masing-masing. Nampaknya Adamn mendapat perhatian penting oleh tetamu-tetamu luar negeri ini. Tetapi semuanya sudah terlambat. Masa telah jemu bermain dengannya.

 

Chapter 13

            " We've never seen such wonders in the geographic world if Mr. Adamn didn't reveal about it," kata seorang professor yang memperkenalkan diri sebagai Alfred Hitch. " We'd like to go through that coast but without him... i don't think - "

            " So as we were saying, um, miss - "

            " Flynn," jawabnya. " I'm Flynn and this is his sister, Beth."

            " Alright," sambung Prof. Jakefle. " As we were saying, we'd something to offer you in saving the lives of Adamn Toong by Cryonics which had been founded in the year 1986."

            " So you're saying he is definitely gonna make it with it?," Flynn cuba memastikan.

            " No," jawapan yang tidak disangka terpacul. " So great of this offer, we're not sure if it could really work on humans. Successfully, it had worked on animals."

            " What?!" Flynn rasa seperti dipermainkan. D'Beth hanya berdiam diri. Berbanding dengan Flynn, D'Beth masih sukar untuk menerima kenyataan tentang Adamn. " What you're really trying to say is that this Cryo-whatever is not a human friendly operation? What d'you think he is? A lab-rat?!"

            " Miss Flynn, if you would just listen - " Prof. Alfred menenangkan.

            " I had enough," Flynn hampir beredar. " Beth..." Ketika Flynn menarik D'Beth untuk beredar, dia ternampak rupa sedih yang tidak menunjukkan sebarang harapan. Sebarang peluang... untuk Adamn.

            " Alright, convince me," Flynn berubah fikiran. Adamn amat penting. Penting bagi dia. Penting bagi adik-adiknya. Penting bagi mereka semua.

            " Thank you, miss," kali ini Prof. Alfred menerangkan. " Thou I can't really explain it medically. Cryonics is supposed to hold on his time while the medicals can find a better solution for his Lung Inflamation. "

            " We suggest an organ clone operation for him to clone him new lungs, which IS the only way to save him," professor ketiga menyambung. " In doing so, a length of time is needed to fully form the lungs. That's why we suggest the Cryonics: to stop his time."

            " So to speak, he's dying," ujar Prof. Jakefle. " Wouldn't you want to try anything to save his life in this short time? Even IF the operation is unsuccessful... he IS dying."

            ' Bikin panas nih manusia,' Flynn berbisik sendiri.

           " This actually isn't something we want you to decline, miss," Prof. Alfred menegaskan cadangan mereka. " This is the only choice you have."

            " And that is 'yes'? "

            " Exactly," jawab Prof. Alfred. " If ... you want him to live..."

            Flynn dan D'Beth berpandangan antara satu sama lain. Macam mana kalau Cryonics tidak berjaya? Tentu Adamn akan pergi selama-lamanya. Bermacam-macam persoalan melintas fikiran mereka berdua. Mereka kurang pasti.

            " Give us some time to think," Flynn ingin beredar secepat mungkin dari lingkungan professor ini. Dia mahu menenangkan fikirannya.

            " Please consider... we want to help," kata salah seorang professor itu. Niat mereka memang baik namun bolehkah cubaan yang dicadangkan membuahkan hasil? [Sila baca Cryonics untuk keterangan lanjut.]

                " This would be the world's most greatest geographic discovery!" kata Prof. Jakefield kepada rakannya. " I don't think that lady understands the situation here. We need  Adamn to contnue his further research on that coast. Without Adamn, the discovery is not a complete breakthrough."

            " You seem like you have a better conclusion," kata Prof. Alfred sambil memeluk tubuh.

             " I'd say, we just go for Cryonics no matter what they say," Prof. Jakefle membuat keputusan. " We'll ship him to United States. What do you think, Prof. Janis?"

            " It's better to save lives when you had the chance," jawab profesor india itu.

            " Prof. Jakefle, I assure we have to get his family's permission for that, " Prof. Alfred membantah tindakan melulu rakannya itu. " I'll be in touch with Miss Flynn and I'll let you know if they say yes. "

            " You convince them," Prof. Jakefle beredar tanpa sabar." And if they say no, you'll know what I'll do." Baginya, kajian baru Adamn lebih penting. Oleh itu, dia mahu Adamn mencuba peluang yang ada yang untuk meneruskan hidup bagi meneruskan kajiannya terhadap Laut Toringai.

 

Chapter 15

            Adamn telah ditempatkan di wad khas. Nyata sekali dia tidak ada peluang untuk hidup lama memandangkan dia sekarang bergantung kepada Peparu Besi. Bergantung kepada mesin untuk membolehkan dia bernafas. Hidupnya sekarang bagaikan menanti saat akhir. Dia sudah tidak mampu berbuat apa-apa lagi.

            Sekarang hanya tinggal Syaffiq, Flynn dan adik-beradik Adamn di luar wad. Entah apa yang mereka nantikan. Sesekali mereka memandang ke dalam melalui cermin kaca yang memisahkan mereka. Syaffiq kurang senang dengan keadaan ini. Kegembiraannya menerima anugerah nobel pudar begitu sahaja apabila Adamn jatuh pengsan semasa konvo. Dia langsung tidak tahu Adamn sakit. Dia tidak menyangka Adamn sanggup tidak memberitahunya. Syaffiq melihat ke dalam. Adamn belum sedar diri. Mungkin dia langsung tidak akan sedar lagi. Berfikir tentang itu, Syaffiq berasa marah. Marahnya dilepaskan pada kaca yang memisahkan dunia hidup dan mati dengan satu tumbukan yang bukan bertujuan untuk memecahkannya. Tetapi Adamn belum mati. Apa yang diperlukan sekarang sebenarnya bukan masa tetapi peluang.                    

            Flynn telah berbincang dengan adik-adik Adamn. Mereka tidak mahu menerima tawaran para professor itu. Bukan mereka tidak mahu menyelamatkan Adamn tetapi mereka tidak mahu Adamn dijadikan seperti bahan kajian untuk sesuatu yang belum dicuba terhadap manusia. 'Belum cuba, belum tahu'. Tetapi sekiraya mereka tetap cuba dan misalnya Adamn tetap pergi, kan lebih baik tidak payah cuba kerana kegagalan untuk menyelamatkan nyawa adalah lebih perit dari kehilangan yang ditakdirkan. Keputusan telah dicapai dan mereka kena menerima takdir dengan redha.

            " Mari balik..." Flynn memecah keheningan suasana suram dan berjalan ke arah Sue dan yang lain. " Korang tidur di rumah akak malam ni."

            Sue pun berdiri. Baru dia teringat yang mereka bukan berada di Sabah. Kejadian pada hari ini membuatkannya lupa mengapa mereka berada di Kuala Lumpur. Sue membangunkan Kay yang tertidur. D'Beth pula memegang Perth yang sedang mamai.

            " Syaffiq?" Flynn memanggil apabila menyedari Syaffiq tidak berganjak dari tempat duduknya.

            " Aku balik nanti," dia langsung tidak mengangkat mukanya. " Jalanlah dulu."

            Flynn dan yang lain meninggalkan Syaffiq seorang diri. Sepanjang perjalanan mereka ke tempat letak kereta, tidak sepatah kata pun diucapkan. Yang terasa hanyalah kesedihan. Malam di Kuala Lumpur yang bergemerlapan tidak membawa sebarang makna kepada Flynn dan juga adik-adik Adamn pada ketika itu. Kehadiran Adamn lebih diperlukan. Walaupun lagu-lagu berkumandang dari radio, fikiran mereka berada jauh dari badan sendiri. Seperti di suatu masa yang mereka harapkan sekali untuk berulang. Saat kegembiraan dan kesedihan bersama Adamn.

            " Ok, kita sudah sampai," Flynn memberhentikan kereta di parking lot Aaron Heights II. " Angkatlah barang korang."

            " Bangun, Kay!" Perth menggoyangkan Kay yang nyenyak. Perlahan-lahan dia bergerak. " Sampai sudah."

            " Bangunlah, boleh sambung tidur di atas nanti," Flynn dengan lembut menarik Kay keluar.

            " Tingkat berapa, kak Flynn?" Perth hanya mengangkat 2 buah beg sandang. Sebuah lagi diberikan kepada Kay.

            " Tingkat 7, nombor 47," Flynn mengeluarkan kunci supaya Perth dan Kay boleh mendahului. " Blok ini, D. Nah."

            " Lawanya rumah kakak!" Kay menyahut gembira apabila Flynn, Sue dan D'Beth tiba di bilik 47 dengan beg-beg pakaian.

            " Mm, inipun rumah abang kamu maa," Flynn hanya mampu senyum.

            " Abang punya juga?" Kay bertambah kagum.

            " Sue, Beth, kamu tidur di bilik sini," Flynn mengangkat luggage ke sebuah pintu di bahagian kiri. " Kay, Perth... Kamu bilik sebelah situ."

            " Bah, Kay, pi mandi!" arah Sue. " Atau ko mo mandi dulu, Perth?"

            " Kay laa duluan," Perth masuk ke dalam bilik mereka diikuti Kay.

            " Mesti kamu sudah laparkan?" Flynn beredar ke dapur. " I'm at the kitchen, ok?"

            " Nanti kami tolong kakak," Sue mengangkat masuk begnya.

            31 Oktober adalah hari sedih bagi mereka berlima namun begitu mereka masing-masing cuba sedaya upaya agar kesedihan mereka tidak kelihatan. Mereka berpura-pura seperti tiada apa-apa yang telah berlaku agar kesedihan mereka tidak menjadi beban kepada yang lain. Tidak menghiris jiwa. Tidak memilukan keadaan.

            Walaupun mereka bercerita perkara yang gembira dan ketawa riang, namun jauh di hati mereka berusaha untuk mengatasi kebenaran yang pahit. Masing-masing berfikir 'aku tak boleh sedih' walaupun itulah sebenarnya yang ingin mereka lepaskan dan kongsi bersama. Di sebalik senyuman mereka tersirat suatu keinginan 'jangan menangis, jika ya... aku akan turut menangis'. Nampaknya mereka berjaya menyembunyikan kesedihan itu.

            Tiba-tiba handphone Flynn berbunyi. Buat seketika yang lalu, mereka sungguh gembira dalam kepura-puraan dan sekarang, bunyi ringtone itu telah membuktikan bahawa mereka tidak oleh lari dari kenyataan dan takdir. Masing-masing berharap bukan berita buruk yang ingin disampaikan tidak kira siapa yang menelefon.

            " Hello?" Flynn akhirnya menyambut. " Oh, Prof. Alfred, yes. Good evening. Well..."

            Flynn menoleh kepada mereka yang lain sebelum menyambung bicara.

            " We made up our mind to decline your offer," Flynn berterus-terang. " I'm sorry... It's not we don't... Yes. Yes. It's a lot more burden for us to lose him at the failure of the Cryonics rather than just because of fate."

            Flynn mula pandang ke arah lain. Melihatkan mereka yang berada di depannya membuatkan dia merasa lebih sebak. Namun perasaan sebenarnya masih mampu disembunyikan.

            " Please do understand, Prof. Alfred," Flynn cuba untuk tidak mengecewakan profesor itu dengan keputusannya. " Anyway, we're very grateful of your kind offer... I know... Thank you again, sir. Good night."

            Selepas mematikan panggilan tersebut, Flynn tidak berganjak dari tempatnya. Dia langsung tidak berpusing menghadap mereka berempat. Dia tidak tahu bagaimana mahu memandang mereka apabila hal tentang Adamn diutarakan.

            " Kak Flynn," Sue tiba-tiba berada di sisi memegang bahunya. " Kakak penat sudah, tidurlah... "

            Flynn tidak mampu untuk terus berpura-pura bergembira lagi. Oleh itu dia menurut sahaja kata-kata Sue dan masuk ke biliknya. Dia menutup daun pintu dan memerhati sekeliling bilik itu. Terasa begitu asing berada di dalam biliknya seorang diri tanpa kehadiran Adamn. Selangkah demi selangkah Flynn berjalan ke arah katil, setitik demi setitik air matanya berlinang di pipi. Kalah pada perasaan sendiri, Flynn menyembam mukanya pada bantal. Mustahil keempat-empat adik-beradik Adamn tidak menangis pada malam itu seperti dirinya.

 

Chapter 16

Diary Sue    

12.20am..........................1hb. November, Selasa

Kelmarin pagi abang ada konvokesyen. Kami sampai KL kiraČ 9 lebih trus abang Wade datang. Pukul 11 kami sudah di universiti abang. Sebenarnya hari ini bertuah atau malang? Sia pun tia pasti. Abang dapat anugerah nobel untuk tesis yang dia buat time di Toringai dulu.... Tapi hari ini pun dia kena masuk hospital pasal sakit.

Abang sakit Radang Peparu!

Sampai hati abang tidak bagitau kami semua. Beth tau pun dia tia kastau sia. Sedih betul! Mungkin abang tinggal sebulan ja lagi sebelum dia pergi. Sia tia mau dia kasi tinggal kami. Kalau boleh... sia mau dorang terima tawaran tu profesor tapi mana boleh abang dijadikan percubaan.

Tadi sia bergaduh dengan Beth pasal dia kasi rahsia psal abang. Rupanya dia lama sudah tau psal dia ternampak x-ray abang. 5 bulan lalu... Hish, kenapa boleh jadi begini? Sia tia mau semua ini berlaku. Kak Flynn tabah betul. Sia rasa kami tia setanding dia. Dialah paling tenang antara kami semua. Kami pun jadi tenang dengan dia di sisi.

 

 

Diary D'Beth

Apartment Abang * 12.001m * 1/11/05 *

Saya ingat saya tau segalanya tapi rupanya abang tipu. Walaupun dia tipu hayat dia terlebih sebulan dari yang sebenar dan saya sudah bersedia untuk itu tapi saya langsung tia bersedia kehilangan dia awal sebulan! Abang nih sampai sekarang pun sanggup mau tipu. Yang tahu semua, kak Flynn jak. Saya tengok dia lek ja walaupun dia yang paling sedih awalČ. Dia memang sudah tau bah.

Pasal Cryonics tu... mungkin kami akan terima kalau memang sudah disahkan selamat untuk manusia. Adakah sejak 1986 pernah test untuk haiwan jak?! Dalam lebih kurang 20 tahun dorang tia pernah kaji untuk manusia?

Sue marah saya kasi rahsia psal penyakit abang. Psal bersalah laa saya keluar. Sakit hati mo dengar apa yang Sue mo cakap. Mungkin kak Flynn sudah tidur. Entah dia boleh tidur ka nda. Saya pun belum mengantuk lagi. Saya masih lagi terkejut.

 

 

Diary Perth 

Bilik 47, Tingkat 7 * 12.41am * 1/11/05 *

Kay sudah tidur. Kami menangis samaČ tadi. Kami tia mo abang mati. Kenapalah abang dapat tuh penyakit? Kenapa teruk betul? Kenapa time dia graduate? Macam aku rasa nobel tuh bawa malang biarpun banyak pelajar mau termasuk Bang Syaffiq. Macam manalah hidup kami teda abang? Banyak betul aku pikir sekarang. Banyak. Boleh pening. Memang sudah pening pun. Banyak nangis. Hish, semualaa banyak! Sekarang aku boleh berdoa saja supaya takdir boleh berubah. Walaupun mustahil.... harap ada keajaiban jak lah.

 

 

Diary Kay

Kelmarin 31 hari bulan Oktober. Cuaca pagi cerah tapi petangnya hujan. Entah camna mo crita. Sekarang nih sudah pukul 1.30am. Dari tadi lagi sia tia bulih tidur. Tadi sia terdengar Perth nangis lagi. Abang kena kejar pi hospital tadi pagi psal sakit paru-paru. Lama suda kono dia sakit. Patut pun dia selalu batuk. Punya jahat sia dulu slalu kacau abang... Menyesal tia layan dia bagus-bagus. Macam mo mati... palis-palis. Sia masih mo abang di sini. Abang jahat sangatkah sampai kena mati awal? Kalo mo ikutkan, abang slalu marah kami pun psal kami jar-jar. Walaupun kami ada sakit ati sma abang... tapi, ish! Ntah laa camna sekarang... Camana la kami nih? Camana la mo hidup begini. Kalau bulih...

 

Chapter 17

            Baru sahaja jam 7 pagi. Rasanya belum masa lagi untuk mereka berlima bangun tetapi telefon rumah yang berdering di ruang tamu serta-merta disambut oleh Flynn. Yang lain juga telah bangun. Perlahan-lahan Flynn mendekatkan gagang ke telinga.

            " Hello?" Selepas beberapa saat, air muka Flynn berubah drastik dari rileks kepada gabra. " WHAT?!"

            " Kak Flynn?" Mereka berempat curiga dengan isi perbualan dalam telefon itu.

            " Why?! I mean... I told you clearly, 'NO'!," Flynn berteriak tanpa sebarang kesabaran. " Then?!... Are you telling me - ...  That sonofabitch! What is he trying to...Uurrghh! Shit!"

            Mendengarkan kata-kata Flynn yang tidak disangka itu membuatkan mereka berempat betul-betul terbangun dari kemamaian. Mereka tahu sesuatu telah berlaku yang tidak melibatkan kehilangan nyawa. Mereka sendiri pun tidak tahu dengan siapa Flynn sedang bercakap.

            " Okay, I'm calming down, shit!" Flynn sebenarnya langsung tidak boleh tenang. " When?... Where? Berkeley?!... Why didn't you stop it?... is it more to betrayal or self-selfishness?... I don't think the docs allowed it, would they?......... Answer me!"

            " Ish, apasal tuh?" D'Beth semakin risau. Adakah perbualan itu tentang abang mereka ataupun bukan, mereka masih belum dapat meneka. Namun, mereka tetap risau. Rupanya emosi Flynn telah terganggu sejak semalam dan pada masa ini dia sedang melepaskan semuanya. Kasihan siapa yang berada di hujung talian itu.

            " Janiswaran, huh?!"

            Pada saat itu, mereka berempat telah tahu Flynn sedang bercakap tentang hal abang mereka kerana Janiswaran adalah professor geologi Adamn. Mereka masih juga hairan mengapa Flynn begitu marah. Situasi apakah yang membuatnya begitu temper?

            " I'll get him... What?! He went away too?... That chicken!" Flynn mengerutkan dahinya dan menyikat rambutnya dengan tangan tanda perasaannya yang kurang tenteram. " Oh, yes! I'll calm down... What d'you think I am?! Could I relax at this moment when I know they're doing something on him without my authority?! Huh?!"

            Keadaan nampaknya semakin parah. Apa yang terjadi?

            " I'm calling my lawyer!" Flynn menghempas gagang ke telefon namun ia terbuang ke lantai. Tanpa berfikir untuk memungutnya kembali, Flynn menendang meja telefon dan semua barang-barang yang berada di meja itu jatuh berselerak. Tanpa menunggu pertanyaan dari adik-adik Adamn yang sedang blank, Flynn bersemuka dengan mereka.

            " Adamn... kena culik." Flynn terus memberitahu. " Dorang bawa dia pergi California."

 

Chapter 18

            Setelah diterangkan dengan terperinci, barulah mereka tahu bahawa professor-professor dari Australia kecuali Prof. Alfred, menyangka keputusan mereka untuk tidak menerima cadangan mereka mencuba Cryonics adalah bodoh. Prof. Janis juga berpakat dengan mereka berdua. Malah, dialah orang yang bertanggungjawab untuk meminta kebenaran untuk pemindahan Adamn ke California dari pihak hospital.

            Mereka bertiga bersama Adamn telah berangkat menggunakan jet khas pada jam 4 pagi tadi atas nama 'Kecemasan'. Prof. Alfred tidak dapat menghalang kerana dia telah dibelasah teruk oleh Prof. Jakefle supaya tidak mengganggu rancangan mereka. Mereka kata penculikan tersebut adalah demi kebaikan Adamn. Mereka mahu melawan Dewa Maut dan menganggap tindakan tersebut mulia.

            Sebenarnya mereka hanya berminat pada tesis Adamn yang merupakan penemuan besar dalam bidang Geologi. Mereka mahu Adamn live to tell it kepada mereka. Batu sumpahan tersebut merupakan penemuan yang akan menarik perhatian seluruh dunia. Ketamakkan mereka ini berdasarkan ilmu atau nama? Manusia sentiasa mengejar benda lain. Benda duniawi sehingga lupa untuk mengejar masa yang sepatutnya dikejar.

            " Kakak mau fon sepa?" Sue bertanya bila Flynn berkali-kali mendail pelbagai nombor namun masih belum dapat orang yang dicari.

            " Lawyer abang kamu," Flynn mendail lagi. " Biar professor gila tuh kena saman.... Uh, hello? Can I talk to Miss Frank?... No, this is very important... I really need to talk to her... A matter of life and death!... I don't want an appointment!... I want to talk to her NOW... I don't care, JUST GET HER TO THE PHONE!... Errgh, bitch!"

            Flynn sekali lagi menghempas gagang. Nampaknya dia tidak dapat menghubungi peguam Adamn. Kerisauan dan kebuntuan yang bercampur-baur membuatkannya tidak senang duduk. Dia tidak tahu apa yang harus dibuat lagi. Dia telah menelefon polis sebentar tadi namun tidak dipedulikan kerana dianggap kurang siuman lagipun pihak polis tidak mempunyai kuasa di luar kawasan Malaysia.

            Syaffiq juga telah tahu tentang hal tersebut. Dia sungguh marah. Lebih-lebih lagi, Syaffiq telah mengetahui dari mahasiswa yang lain bahawa Prof. Janis telah meletak jawatan secara tiba-tiba dengan alasan diterima mengajar di universiti luar negeri. Manusia. Mudah sahaja menurut kemahuan orang lain asalkan disogok dengan kekayaan dunia.

            Doktor yang bertanggungjawab ke atas rawatan Adamn pula membenarkan pemindahan Adamn atas nama Prof. Janis kerana professor itu juga yang mendaftarkan Adamn ke unit khas. Oleh itu, dia tidak mengesyaki apa-apa yang mencurigai dengan pemindahan tersebut. Malah, beliau menyetujui rawatan yang lebih berkesan terhadap penyakit Adamn.

            Sekiranya Adamn didaftarkan dengan nama salah satu ahli keluarganya, adakah Jakefle juga akan menyogoknya?

            Flynn pula tidak berputus asa untuk cuba menghubungi peguam Adamn. Dia cukup menyampah dengan setiausaha peguam tersebut yang sentiasa memberi alasan bahawa majikannya sibuk itu dan ini pada masa ini, nanti, seterusnya dan mungkin selamanya.

            Flynn sudah fed-up dengan setiausaha tersebut. Kini, dia ingin mencuba kembali segala nombor kepunyaan peguam itu supaya boleh bercakap dengannya.

            Sinar harapan menyerlah dari mata Flynn apabila nombor yang ketiga akhirnya berdering kerana sebelum ini nombor itu sibuk.

            " Hello?" Baru sekejap, muka Flynn telah berubah loya lalu mematikan talian. " Bitch, perempuan tadi juga... He~i..."

            Flynn mencuba lagi beberapa nombor yang tertera di buku Adamn. Dalam hatinya, kenapalah Adamn tidak memberi nombor yang direct? Namun dengan nombor perhubungan yang banyak itu, ternyata peguamnya memang sukar dihubungi. Flynn hanya mampu cuba satu persatu. Banyak juga yang engage dan ada juga yang tidak disambut.

            Setelah banyak kali mencuba akhirnya nombor yang terakhir disambut.

            " Hello, Nana Frank speaking," ternyata itu bukan setiausaha tadi.

            " Oh, thank God! Nana! I've been trying to get you since genesis!" Flynn menghembus nafas lega. Dia tersenyum sikit dan keadaan itu sedikit sebanyak melegakan adik-adik Adamn yang terpengaruh dengan ketegangan suasana tadi. " It's me, Flynn. You remember?"

            " Flin...Hmm... Wait, I try to remember," balas peguam itu.

            " Still Alzheimer?" Flynn cuba mengingatkan. " I'm with Adamn when we met last year. Ring a bell?"

            " Oh, Flynn! I thought who?" akhirnya Nana ingat. Dia telah menjadi peguam kepada Adamn sejak 2 tahun lalu apabila salah seorang professor Geologi di universiti itu mencuri idea tesis Adamn sebagai hasil kerja sendiri untuk membolehkan beliau lulus dalam peperiksaan mendapat Ph.D.

            Perkara tersebut telah mencetuskan rusuhan di universiti tersebut kerana Adamn telah dituduh menyelinap masuk ke dalam pejabat professor itu untuk meniru ideanya. Walaupun pelajar yang lain tahu Adamn tidak mungkin melakukan perkara yang begitu keji kerana ada yang bersamanya menyiapkan tesis, namun semua lecturer menyebelahi professor tersebut.

            Adamn tidak akan mempedulikan perkara tersebut jika rakan sekuliahnya sendiri yang mencuri idea tesisnya tetapi kerana prasangka yang begitu teruk dari semua lecturer sehingga hampir diberhentikan pengajian, Adamn merekrut Nana Frank. Kini professor tersebut diharamkan untuk mengajar di mana-mana universiti. Menurut Nana Frank, professor itu sedang mengajar matapelajaran Geografi di sebuah sekolah sains di Kedah. Tentulah dia masih boleh mengajar asalkan bukan di institusi pengajian tinggi.

            " They really don't know who are they're going to face if they mess with my client," Nana pun turut terkejut dengan berita tersebut tetapi sebagai seorang peguam, ketenangan adalah kriteria yang paling penting. Sekarang sudah banyak perancangannya untuk menyelamatkan Adamn sekiranya pihak atasan tidak mampu bertindak. Dan memang pun pihak atasan langsung tidak boleh bertindak!

            " I tell you what. Give me Prof. Alfred's contact," sambung peguam itu. " I'll meet that Jakefle straight away in Calif as soon as I'm done in Miami."

            " You're going to Miami?" Flynn terkejut sedikit apabila Nana berkata dia akan bersemuka dengan Jakefle.

            " I told you my firm is global," kata Nana. " I got over 1 billion clients and five thousand are directly mine alone. Now it seems you got an Alzheimer!"

            Flynn ketawa kecil. Mereka berempat walaupun sudah lega, namun masih tertanya-tanya dan hanya mampu mendengar sahaja percakapan Flynn. Sudah lebih kurang 2 jam Flynn berada di talian dan akhirnya dia meletakkan gagang dengan nafas lega pada jam 2.14pm.

            " Jan risau," Flynn senyum kepada mereka. " Abang kamu OK."

            " Kak Flynn, makanlah," Sue memberitahu. " Dari pagi lagi kakak tia makan."

            " Kamu?"

            " Sudah," kata Kay. " Taa~di lagi. Lama betul kakak bercakap di fon."

            " Kak Flynn, macam manalah?" D'Beth bertanya.

            " Terserahlah dengan Nana kalau dia mau saman kah, dakwa kah," kata Flynn. " Yang penting, kita tia mau dorang buat Cryonics sama Adamn."

            " Kenapa dorang nih tia paham-paham?" Perth merungut. " Kenapa mo jua main-main dengan nyawa abang?!"

            " At least sekarang kita tia laa sedih cam berkabung," kata Flynn. " Maksud aku, sekarang aku marah fullblast. Kalau tuh Jakefle ada sini... Habislah dia!"

            " Ya, tadi bila kakak senyum masa cakap dengan peguam, kami legalah sikit," kata D'Beth.

            " Jan risaulaa," pandangan Flynn bertukar lembut. " Harap kita boleh dapatkan abang kamu secepat mungkin."

            " Aa... Kalau dorang sudah start tuh benda Cryon... macam mana?" kata-kata Kay itu mengejutkan Flynn. Betul juga. Sudah sepuluh jam berlalu sejak Adamn diculik. Adakah mereka sudah tiba di Berkeley? Adakah mereka sudah memulakan Cryonics? Adakah Adamn masih selamat?

            Situasi berubah cemas. Flynn cuba menghubungi Nana sekali lagi. Malangnya taliannya engage lalu Flynn cepat-cepat mendail nombor Prof. Alfred. Juga engage. Tentu Nana sedang bercakap dengan Prof. Alfred. Mereka semakin risau jika proses Cryonics dijalankan serta-merta apabila Adamn tiba di tempat itu.

            Masa betul-betul tidak akan memberi muka kepada Adamn lagi. Semuanya sudah terlambat.

 

Chapter 19

            " Flynn, Alfred supposed they already started Cryonics," Nana menelefon pada jam 8 malam. " I've talked to him and his lawyer."

            " Oh, no..." Flynn berdiam buat seketika.

            " I also have researched some bit information about this Cryonics," kedengaran Nana sedang membelek kertas di hujung talian. " It had been tested to several animals big to small with their various science-made blood. It also - "

            " I don't want to hear about that, Nana," Flynn menyampuk. " All I care is that I don't want that fuckin' process to be done on him."

            " ... Listen, I'm not sueing them..." ujar peguam itu sedikit risau akan reaksi Flynn.

            " You're not?!"

            " Look, they had provide millions of dollars for Adamn."

            " So, you're saying, you're on their side?!"

            " No, Flynn," katanya. " I got a better plan and it will work."

            " What?" suara Flynn kurang bermaya.

            " Alfred's lawyer, Hanson Gettys and I, would contest what their doing is against human rights," terangnya. " They abduct him, take him several miles away and  run a process on him without permission... a process unknown safe for human being. That is a violation!"

            " Keep talking..."

            " This is the deal," Nana memberitahu rancangannya. " I hope you trust me."

            Nana memberitahu bahawa peguam Prof. Alfred akan meminta bayaran perubatan dari Prof. Jakefle kerana telah membelasahya dan sekiranya tidak mematuhi ganti rugi itu, dia akan didakwa atas tuduhan menyerang kerana kepentingan sendiri.

            Nana pula akan menemui Prof. Jakefle di Berkeley sejurus selepas urusannya di Miami selesai. Dia tidak akan mendakwa professor itu tetapi mahu dia mematuhi beberapa syarat iaitu mengumumkan kepada dunia proses yang dijalankannya dengan terperinci diikuti beberapa dokumentari dan para saintis yang terlibat. Rancangan Nana sungguh sempurna. Dia mahu dunia menjadi saksi utama. Prof. Jakefle dan para saintis yang lain juga harus menerima sebarang rusuhan dari orang-orang yang membantah aktiviti melanggar hak asasi manusia.

            Selain itu, Prof. Jakefle harus menandatangani Surat Perjanjian untuk membayar ganti rugi kepada keluarga Adamn sekiranya proses itu gagal atas tuduhan membunuh. Dia juga akan dilucutkan dari dunia pendidikan serta dilarang sama sekali untuk mengajar di mana-mana institusi pendidikan ataupun sekiranya dia tidak bersetuju dangan syarat pelucutan, dia bukan sahaja harus membayar ganti rugi malah akan dipenjarakan selama lebih dari 50 tahun bergantung kepada pertimbangan mahkamah.

            Menurut pandangan Nana, Prof. Jakefle tentu akan menerima syarat perjanjian dan tidak sanggup dipenjarakan kerana dia mahu meneruskan kajian terhadap tesis Toringai bersama Adamn. Oleh itu, Nana mahu Prof. Jakefle mengadakan forum siaran media dan menyatakan bahawa dia rela membayar ganti rugi kepada keluarga Adamn sekiranya Cryonics gagal. Seluruh dunia akan menjadi saksi terhadap pengakuan itu.

            Walaubagaimanapun, kejadian membelasah Prof. Alfred serta penculikan Adamn dari hospital tidak akan didedahkan sekiranya proses itu berjaya. Jika gagal, tentulah Nana akan menyatakan perkara sebenar kepada dunia dan ia pasti akan menjadi kontroversi dunia.

            Mendengarkan setiap tindakan yang akan diambil Nana, Flynn merasa sedikit tenang kerana peguam itu memang tahu apa yang dia lakukan. Flynn rasa Adamn bertuah kerana Nana adalah peguam yang tidak pernah mencatat kekalahan dalam setiap kes. Walaupun syarikat Nana akan menyebelahi setiap pelanggan mereka, namun Nana sendiri adalah seorang yang pilih kasih. Dalam lebih kurang lima ribu pelanggannya sendiri, tiada satupun darinya adalah penjenayah ataupun ahli korporat yang makan rasuah.

            Peguam itu akan berangkat ke Amerika Syarikat esok hari. Sebelum mengakhiri perbualan mereka, Nana berkata akan menghubungi Flynn sekiranya ada berita baru.

            Flynn kemudiannya menerangkan kepada mereka berempat tentang rancangan Nana. Walaupun pada asalnya mereka semua tidak menyetujui proses itu, namun mereka terpaksa dan hanya mampu berdoa agar segalanya berjalan dengan lancar... kerana apa yang mereka perlu adalah Adamn dan bukan pampasan atas kegagalan Cryonics.

            Perasaan mereka pada ketika ini bukan sedih, bukan marah dan bukan juga tenang. Sukar dijelaskan pelbagai perasaan bercampur-baur dan menyebabkan beribu-ribu persoalan bermain di minda. Mungkin mereka bingung kerana gagal mencari jawapan bagi setiap persoalan tersebut.

            " Kamu tau kah?" Flynn memecah keheningan. " Adamn sudah buat wasiat."

            Mereka berempat hanya memandang Flynn. Langsung tidak berminat untuk sebarang harta yang ditinggalkan oleh abang mereka. Namun mereka terus memasang telinga.

            " Semua untuk kamu," kata Flynn.

            " Kakak?" Perth bertanya.

            " Kenapa dengan aku?"

            " Untuk kakak ada?" sambung Perth.

            " Mana ada," Flynn mengukir senyuman. " Mau kasik apa belum pun kahwin."

            " Rumah nih?" tanya Kay.

            " Ini rumah abang kamu laa," kata Flynn. " Mesti laa kasik kamu."

            " Tapi..." Kay rasa sedikit serba salah untuk meneruskan. " Kak Flynn camana la nanti?"

            " Entah laa..." dia mengeluh. " Cari kerja... pastu... entah, tengoklah dulu."

            " Kakak mo kahwin orang lain?" Cepumas betul soalan Kay.

            " Susah sikit tapi... tengoklah dulu," Flynn beredar ke dapur diikuti Sue dan D'Beth.

            Pada saat begini mereka sudah bagaikan keluarga. Sukar sekali untuk membayangkan talian antara mereka putus begitu sahaja sekiranya Adamn tetap pergi. Hidup mereka untuk hari-hari yang seterusnya tentu penuh dengan tangis doa dan pengharapan.

 

...bersambung...