Site hosted by Angelfire.com: Build your free website today!
LINKS
ARCHIVE
« November 2008 »
S M T W T F S
1
2 3 4 5 6 7 8
9 10 11 12 13 14 15
16 17 18 19 20 21 22
23 24 25 26 27 28 29
30
Open Community
Post to this Blog
Friday, 5 August 2005

Mood:  lyrical
Topic: hot news
Assalamu'alaikum Wr..Wb..
sahabat-sahabat yang dirahmati Allah.

Bismillaahirahmanirrohiim.

Wahai Saudara-saudaraku yang budiman,

Pada hari Selasa tanggal 06 Agustus 2005 kita memasuki bulan Rajab.
Bulan Rajab adalah bulannya Allah. Mari kita simak ada apa di balik
bulan Rajab itu.

Diriwayatkan bahwa Rasulullah SAW telah bersabda, "Ketahuilah bahwa
bulan Rajab itu adalah bulan ALLAH, maka:

* Barang siapa yang berpuasa satu hari dalam bulan ini dengan ikhlas,
maka pasti ia mendapat keridhaan yang besar dari ALLAH SWT;

* Dan barang siapa berpuasa pada tgl 27 Rajab 1424/Isra Mi'raj (Kamis, 01
September 2005) akan mendapat pahala seperti 5 tahun berpuasa;

* Barang siapa yang berpuasa dua hari di bulan Rajab akan mendapat kemuliaan
di sisi ALLAH SWT;

* Barang siapa yang berpuasa tiga hari yaitu pada tgl 1, 2, dan 3
Rajab, 6,7,8 Agustus 2005) maka ALLAH akan memberikan pahala seperti 900
tahun berpuasa dan menyelamatkannya dari bahaya dunia, dan siksa akhirat;

* Barang siapa berpuasa lima hari dalam bulan ini, insyaallah permintaannya
akan dikabulkan;

* Barang siapa berpuasa tujuh hari dalam bulan ini, maka ditutupkan tujuh
pintu neraka Jahanam dan barang siapa berpuasa delapan hari maka akan
dibukakan delapan pintu syurga;

* Barang siapa berpuasa lima belas hari dalam bulan ini, maka ALLAH akan
mengampuni dosa-dosanya yang telah lalu dan menggantikan kesemua kejahatannya
dengan kebaikan, dan barang siapa yang menambah (hari-hari puasa) maka ALLAH
akan menambahkan pahalanya."


Sabda Rasulullah SAW lagi :
"Pada malam Mi'raj, saya melihat sebuah sungai yang airnya lebih manis dari
madu, lebih sejuk dari air batu dan lebih harum dari minyak wangi, lalu saya
bertanya pada Jibril a.s.: "Wahai Jibril untuk siapakan sungai ini ?"
Maka berkata Jibrilb a.s.: "Ya Muhammad sungai ini adalah untuk orang yang
membaca salawat untuk engkau dibulan Rajab ini".

Dalam sebuah riwayat Tsauban bercerita :
"Ketika kami berjalan bersama-sama Rasulullah SAW ke sebuah kubur, lalu
Rasulullah berhenti dan beliau menangis dengan amat sedih, kemudian beliau
berdoa kepada ALLAH SWT. Lalu saya bertanya kepada beliau:"Ya Rasulullah
mengapakah engkau menangis?" Lalu beliau bersabda :"Wahai Tsauban, mereka itu
sedang disiksa dalam kubur nya, dan saya berdoa
kepada ALLAH, lalu ALLAH meringankan siksa atas mereka".

Sabda beliau lagi: "Wahai Tsauban, kalaulah sekiranya mereka ini mau
berpuasa satu hari dan beribadah satu malam saja di bulan Rajab niscaya mereka
tidak akan disiksa di dalam kubur."

Tsauban bertanya: "Ya Rasulullah,apakah hanya berpuasa satu hari dan
beribadah satu malam dalam bulan Rajab sudah dapat mengelakkan dari siksa
kubur?" Sabda beliau: "Wahai Tsauban, demi ALLAH Zat yang telah mengutus saya
sebagai nabi, tiada seorang muslim lelaki dan perempuan yang berpuasa satu
hari dan mengerjakan sholat malam sekali dalam bulan
Rajab dengan niat karena ALLAH, kecuali ALLAH mencatatkan baginya seperti
berpuasa satu tahun dan mengerjakan sholat malam satu tahun."

Sabda beliau lagi: "Sesungguhnya Rajab adalah bulan ALLAH, Sya'ban Adalah
bulan aku dan bulan Ramadhan adalah bulan umatku". "Semua manusia akan berada
dalam keadaan lapar pada hari kiamat, kecuali para nabi,keluarga nabi dan
orang-orang yang berpuasa pada bulan Rajab,
Sya'ban dan bulan Ramadhan.

Maka sesungguhnya mereka kenyang, serta tidak akan merasa lapar dan haus
bagi mereka."

Wassalamu'alaikum wr.wb,

Posted by alif lahami at 8:09 AM
Post Comment | Permalink | Share This Post
Saturday, 30 July 2005
tanpa kuakhiri
Mood:  blue
Topic: lost of waiting

YANG TERHENTI

segala yang pernah ada diantara kehidupan kita
jumpa yang terlambat, tatap-tatap yang belum dapat diartikan, senyum manis yang tak ada maknanya,

akhirnya terhenti dengan segala yang tak kumengerti
secara logika, aneh memang kehidupan ini
kamu yang dari awal tidak begitu menikmati arti perjumpaan dan harapan yang ada
kemudian terhanyut kedalamnya

dan tigapuluh satu juli tahun lalu
kamupun terperangah saat terpana bahwa
tatap mata penuh arti untuk mewujudkan angan yang tersimpan
sejak itu kaupun banyak memberi arti perjalanan
dan kucoba juga untuk memberikan yang terbaik dalam kehidupanmu dari segalanya

sesaat kemudian dalam penantian yang belum terwujud
kau lepaskan sebuah halilintar langsung menyambar ketinggian harapanku
menghanguskan dan merobek berkeping-keping

dan kemarin tepat tigapuluh juli juga
sebuah godam kembali kamu hantamkan pada pikiranku
sehingga aku jadi bingung
walaupun telah kucoba mengerti dan mulai kupahami
tigaratus enampuluh lima hari tanpa jawabmu

akhirnya terhenti sendiri
tanpa kuakhiri
dan tanpa kumengerti segala pembenaranmu

jakarta, 31 juli 2005

Posted by alif lahami at 11:01 PM
Post Comment | Permalink | Share This Post
Monday, 18 April 2005

Mood:  crushed out
Topic: lost of waiting
lost of waiting

kenyataan itu memang ada
dan terjadilah apa yang telah
tertanam dalam ragu'Mu
untuk terwujud lebih sempurna

lenyap
hanyalah tinggal bayangan
bahkan bayanganpun tertelan awan
gelap
pekat

lenyaplah
segala kerinduan ini

jkt 3 april 2005

Posted by alif lahami at 10:57 PM
Post Comment | Permalink | Share This Post
Friday, 26 November 2004
my poem's
Topic: breaking my heart
kehidupan ini tidak ada yang kekal, suatu saat akan terjadi malapetaka yang menimpa pada siapapun tidak terkecuali pada orang yang merasa dirinya telah berada pada jalan yang diyakini benar oleh dirinya sendiri
...jadi itulah hidup


KETIKA CINTA HARUS BERAKHIR
KUMPULAN SAJAK

by
HARI PRIMAHADI
2004


untuk anak’ku terkasih :

lala,
jalani hidup ini apa adanya, dan
berusaha tabah
kerna jejak langkahmu dan jejak langkah ayah sudah ada yang mengarahkan
untuk menuju dermaga masing-masing

JATIWARINGIN ASRI 2003


KARUNIA

saat gerimis senja
membasahi jalanan Juanda

lewat benderangnya sinar lampu pertokoan
terbias pada titik air hujan
yang jatuh di atas kaca
ada pancaran mata keteduhan
kutangkap dalam spion mobilmu

Tuhan, inikah
karunia’Mu untuknya

jalan juanda - bandung, 9 oktober 2003


DI BALIK KERUDUNG

di ruang tamu yang sederhana
saat duduk menjelang malam

ada sesuatu yang kutangkap
dari balik kerudungmu

sesuatu,
yang tak bisa kuungkapkan

margahayu raya, bandung - 9 oktober 2003


KETIKA CINTA HARUS BERAKHIR

perjalanan kita belum sampai di ujung keabadian
masih pada titik bayangan
dalam dunia mimpi yang tak bertepi
belum terbingkai sempurna fatamorgana

sementara waktu yang terus bergerak
dari satu titik ke titik lain
dengan cakrawala mimpi yang berlainan
membuat kita banyak kehilangan makna

kemudian,
dalam gerak bibir kita ada dusta
dalam desah nafas kita ada prasangka
dalam tatapan mata kita ada curiga

ketika perjalanan sudah sampai pada
titik jeda
telah retak pula dermaga dalam pelabuhan
walau kita telah berpagutan sekian lama
dengan dara kecil ikal jagung
mata indah bak permata
saksi persembahan sekeping hati kita dulu

perjalanan kita semakin asing
terlalu banyak persimpangan
sehingga tak dapat berdampingan lagi

perjalanan malam, 2003


KITA AKHIRI BERSAMA

pada masing-masing sisi hati kita
telah terbelah
dalam menelusuri jejak langkah menuju
lorong waktu

tak ada lagi dendang kerinduan
juga semaian kasih
di halaman hati kita

saat itulah kemudian,
kita sepakat membelai mimpi sendiri-sendiri
melepas sauh
menjauhi dermaga kita

pondok gede, 2003


KAU PERGI

sia-sia
aku menangkap bayangmu
dengan langkah kakiku yang berat
dan nafas terengah
kadang sampai - kadang terantuk

sia sia,
aku tak lagi mampu menapaki jejakmu
yang bahkan semakin menjauh

padahal,
telah kuperpanjang langkahku
agar dapat memacu lebih cepat
dan kembali menjangka’Mu

tapi kau malah lebih memilih
memalingkan diri

pondok gede, 2003


KENANGLAH
langkah-langkah yang pernah kita jejakkan
dalam ribuan kerikil tajam
dan panas aspal jalanan
sendiri-sendiri

yang kemudian, jejak kita
menjadi ringan
kerna, keringat kita menyatu
dalam satu irama

yang kemudian, entah kenapa
bayangan kita terbelah dua
pada persimpangan
satu ke kiri
satu ke kanan

dan sesaat kemudian
bayangan kita sendiripun hilang

pondok gede, 2003


DI SUATU SAAT

di suatu saat,
aku berjanji mencintaimu sepenuh hati
kerna putih cintamu
telah terpatri untukku

di suatu saat,
kamu berjanji mencintaiku sepenuh hati
kerna cinta putihku
telah menjinjing harapan untukmu

dan di suatu saat kemudian,
satu dari kita ingkar janji
putih cintamu
cinta putihku
menjadi abu-abu

padahal kita telah menjelmakan
satu pelangi kecil
yang indah penuh warna

di suatu saat, mungkinkah kita
kembali lebur dalam satu bayangan
atau keping hati lain akan dipinang matahari

jatiwaringin asri, 2003


PERPISAHAAN

pelukan itu
sentuhan kasih terakhirmu
sebelum kau pamit untuk mencari pengembaraan

di sana, kamu
mencoba melepas belenggu
untuk
menentang angin
meminang badai

Jakarta, 2003


SELAMAT JALAN

kita telah berjalan
sekian lama meniti makna cakrawala
dengan titik awal namun tanpa titik akhir

dan desah kita sudah tidak bertaut
dalam jejak yang sama

kita,
tidak mungkin memutar arah

bekasi, 2003


TIDAK BANYAK WAKTU

kita tidak banyak waktu
untuk saling merengkuh dan menyentuh
sebelum kita pamit pada jejak masing-masing

karena waktu berjalan cepat
kitapun mulai terpisahkan

dalam waktu yang telah berlalu
kita pun dapat mengenang
dalam kesendirian

bekasi, 2003


SEPULUH HARI
(pada dinding yang serba putih kamar ICU sebuah rumah sakit)

sepuluh hari matamu menahan kantuk
hatipun gundah
ada rasa kasih, sedih, dan kepasrahan
kau curahkan sepenuhnya
pada pergulatan bathin
orang tercinta
bundamu terkasih
yang sedang ada dalam perjalanan
meniti jembatan keabadian
menuju pengembaraan lain
dalam kekekalan Illahi

bekasi, 29 agustus 2003


MENUJU KEABADIAN ILAHI
(dukamu)

pada hitungan hari ke sepuluh,
matamu penuh air mata
yang tak tertahan lagi
untuk menumpahkan
dengan tangisan hati pilu

saat kau peluk erat bunda terkasih
tetesan air matapun menyentuh pipi
sesaat kemudian dengan tenang
menghentikan penderitaan
lewat tatapan mata keteduhan’Nya
itulah salam terakhir
dalam menuju pengembaraan
ke pangkuan keabadian Ilahi

(inalillaahi wa’inna illaihi rojiuun
nie, aku turut berduka)
bandung, 29 agustus 2003


SAHABAT BAIK’KU
Kpd: Nie

perjalanan kita
bukan kita yang menentukan

kerna,
kapan bahagia datang,
kapan bahagia itupun pergi
kapan sedih itu menyayat,
kapan sedih itupun sirna
kapan luka itu terbuka
kapan luka itupun tertutup
kita tidak dapat menduga ataupun mereka-reka

begitupun
saat rasa sayang menyelinap
masuk dalam hati
kita tidak dapat menolak
bahkan mengusirnya dengan paksa
dan kitapun
harus menerima apa adanya

bandung, 9 oktober 2003


BROKEN DREAM

kehangatan kita yang telah berpagut
dengan kemesraan
canda dan tawa
penuh dengan warna warni pelangi
dalam merenda kehidupan
ternyata tidak selamanya
dalam satu kenyataan
dalam satu harapan

tatkala terjaga
ternyata perjalanan tidak pernah sampai pada
ujung cakrawala

bekasi, januari 2003


YANG TERTUNDA

menjalani hidup
tidak selamanya penuh irama bahagia
dengan warna warni kehidupan

adakalanya mesti terpotong beriringan nestapa
dengan luka duka menyelinap

prahara menunda jejak langkah
dalam menuju keabadian
memupus sementara pengembaraan

bekasi, juni 2003


GERIMIS JATUH

saat sore dalam gerimis
yang membasahi bandung utara
di sela jalanan padat

kutunggu seorang gadis manis
yang telah kukenal lama
di pengembaraan kanak-kanak

gerimis jatuh kali ini
adalah saksi jumpa kita yang kesekian
yang kemudian dapatkah menjelma
lebih dari sekedar teman

bandung, 9 oktober 2003


YANG KUTUNGGU
Fur : nie putri

yang kutunggu masih kucari
dan yang kucari masih menunggu
adakah itu : Kamu

September, 2003


SAAT JALAN BERSAMA

ada rasa lain menyelinap dalam hati
ketika aku duduk di balik kemudi
kamu duduk disampingku

saat kunikmati
sekejap keteduhan matamu
apakah Tuhan akan marah padaku

jalan juanda bdg : 17.15


DALAM MENANTI ITU

sore gerimis tipis membasahi jalanan
saat menanti yang belum datang
aganku menerawang
pada awal oktober silam
kita jumpa di tempat yang sama
adakah ini suatu kebetulan

bandung, oktober 2003 : 17.00


INTO MYSELF

andai saja aku punya keberanian
aku akan meminangmu dengan hamdalah
walau hanya dalam mimpi saja
: Salahkah

ciwastra indah, tengah malam 2003


MEMINANG’MU HANYA DENGAN BISMILLAH (1)

Tuhan,
saat ramadhan kali ini
aku ingin meminang’Mu dengan
diawali bismillah

dan kemudian dengan mahar
gemerincingnya air wadlu
untuk setiap saat menghadap kiblat
diatas sajadah yang lama tak kupakai
ditambah dengan alunan sumbang
ayat-ayat Qur’an
yang berdebu lama tak kusentuh
dalam tadarrus malam-malam
setumpuk zikir dan do’a
tangan menengadah
dengan linangan air mata penyesalan
atas dosa-dosa yang telah menggunung
untuk mencoba lebih
ikhlas, bertauhid dan taqwa

Tuhan,
apakah dengan begitu aku bisa
mendapatkan Lailatul Qadr ?

menjelang ramadhan, 1424 H


MEMINANG’MU HANYA DENGAN BISMILLAH (2)

aku ingin meminang’Mu
wahai matahariku hanya dengan
mengucap bismillah

yang kutahu
bahwa awal segala hajat dibuka
dengan nawaitu

karena aku tidak tahu lebih banyak lagi
apa itu shahadat
apa itu sholat lima waktu
apa itu zakat
apa itu puasa
apa itu zikir, tafakur dan tadarrus
terlebih lagi mengenal sifat keesaan
yang ada pada’Mu
seribu makna Asma’ul Husna
dan fitrah yang terkandung dalam Qur’an

bahwa yang kutahu,
kita harus menyayangi orang tua dan sesama,
jujur dan santun,
banyak berbuat amal kebajikan

Ya Allah,
cuma itu yang kutahu tapi
mungkinkah cukup dengan itu saja
tanpa mengenal’Mu lebih dekat lagi

menjelang shaum 1424H


MEMINANG’MU HANYA DENGAN BISMILLAH (3)

Ya Rabbi,
aku tidak punya apa-apa
yang dapat aku banggakan
tidak juga lancar dan merdu tatkala mengalunkan ayat Qur’an
lima waktu untuk sujud berserah
sering terbengkalai tanpa sebab
zikir hanya terpaksa karena ada satu azab”Mu
sesudah itu kembali lupa
tafakur tidak lebih pengantar tidur

dalam titik nol ramadhan
aku coba meminang’Mu
hanya dengan bekal nawaitu
itupun karena janji’Mu
bahwa Engkau akan menerima
dan membalas amalan baik, dengan
niat tawad’du sekecil apapun

Ya Rabbi,
terimalah niatku ini
terimalah bismillahku dulu

jelang ramadhan 1424H


MOHON AMPUNAN

ya Rabbi,
terimalah penyesalanku atas dosa-dosa
yang tidak pernah berkurang
dalam setiap tahun, bulan, hari
bahkan setiap detik helaan nafas ini

umurku terus betambah tua
tetapi usia kematianku semakin mendekati
sirotol mustakim

padahal belum kupahami dengan
benar-benar shahadat,
sholat yang khusu, zakat yang dapat memberikan kenikmatan
pada fakir miskin, sebagaimana
tiap hari kunikmati kehidupan
kemudian shaumku yang mempunyai makna
bukan cuma sekedar menahan rasa lapar dan dahaga

ya Ilahi,
aku tidak tahu juga
apa ini penyesalan terakhir kali
dalam sujud pada’MU menuju tauhid
dan taqwa
: Amien !

pondok gede, oktober 2003


PESAN

Nak,
sajak-sajak ini tidak menjanjikan
perubahan apapun
baik pada dirimu,
juga bapakmu
karena perubahan
bukan bermula dari luar, juga
dari sajak

ingatlah bahwa
perubahan selalu bermula dari dalam
diri kita

sajak ini juga bukan sebagai pembenaran jalan yang ada, karena
jalan kebenaran tidak untuk dinilai
oleh siapapun

Nak,
sajak ini hanyalah untuk mengisi kelangkaan jiwa, untuk mencoba diri berubah
dan sekedar mencari jalan dimana
kaki ini harus melangkah
dengan benar dalam rid’lo Allah

pondok gede, 18 oktober 2003


JALAN BURANGRANG SEHABIS GERIMIS

jalanan menuju pulang
tidak terlalu
macet, saat gerimis reda sepanjang
buah batu

lamunanku pupus
ketika kamu minta putar
ke burangrang dulu

: kita beli martabak !
katamu dengan senyum, karena
melihatku terperanjat

sudut burangrang bandung, 9/10/03


SEPIRING MARTABAK

sepiring martabak yang tadi
saat pulang di beli
kini
terhidang di antara dua cangkir teh manis
di atas meja tamu

sepotong martabak
aku makan sambil menatapmu
malu-malu

dengan sepiring martabak yang kamu hidangkan itu
aku berharap kamu dapat menyukaiku,
karena martabak adalah kesukaanku

Jupiter, margahayu raya, 09/10/03


SAAT AKU MENGANTARMU

waktu itu pukul tujuh
malam, saat aku mengantarmu
pulang dengan starlet abu-abu kepunyaanmu

karena kamu tidak mau
diajak candle light dinner di tempat dulu
pada oktober tahun lalu

dan aku
tidak bisa memaksamu
untuk mengenang sejenak waktu
karena seharian letihmu
masih mengganggu

yang kuingin tahu
: apakah kamu mau
kalau aku terus mengantarmu

antara dago-soekarno hatta, 09/10/03


BAYANGMU

kita memang terpisahkan waktu
tetapi jangan ragu
bahwa cintaku
tetap satu tetap untukmu
dan bayanganmu
akan selalu mengikutiku

cintaku tetap satu
walau kau sekarang
cuma bayang-bayang

maret 14, 2003


CINTA PUTIH

cinta putih itu
ternyata tak akan ada karena perjalanan
tidak sampai pada ujung
perjanjian kita


APAKAH MUNGKIN

ada rasa yang menyelinap dalam hati
saat aku menatapmu
diam-diam

rasa yang membuat
aku mulai tersentuh untuk
selalu dekat
denganmu

entah kenapa
ingin kuberikan sekeping hatiku
dari lubuk yang terdalam
dan berharap
dapat kau satukan
dalam lubuk hatimu

Ya Ilahi,
apakah aku salah bila harapku
dapat Kau kabulkan

apakah mungkin ?

rumahmu – yupiter , 170704


MOMENT WITH YOU

(Tuhan,
apakah maksud Engkau pertemukan kami berdua saat-saat ini)

entah kenapa
tiba-tiba hatiku merasa teduh dekatmu
saat kau mengajakku untuk mengambil wudlu
untuk menghadap kiblat menggucap keesaan Allah rakaat demi rakaat
tangan kita tengadahkan untuk memohon doa bersama-sama

dan kemudian,
sejenak aku coba memohon
: Ya Allah, dengan harapan
yang Engkau berikan
satukan doa kita pada arah yang sama
pada tujuan yang sama
dan kemudian engkau satukan hati kita dalam ridlo’Mu

(Nie Putri,
maukah engkau menjadi bagian hidupku
dan, kemudian menjalani kehidupan bersama-sama dalam
suka dan duka);

margahayu raya 17 Juli 2004


UNTUKMU

beri aku kesempatan untuk mengenalmu lebih dari sekedar teman,
kerna Tuhan terlanjur mempertemukan kita saat-saat seperti ini
dan,
telah engkau tahu pula perjalananku, dengan segala kekurangan dalam menapaki hidup,
aku tidak punya apa-apa
yang dapat kubanggakan padamu
seperti yang setiap orang inginkan

setidaknya apabila engkau memberikan kesempatan kepadaku
untuk menapaki kehidupan bersama :

Akan aku tunjukan padamu kenapa Tuhan
mempertemukan kita

kerna : aku mencintaimu

Bandung, 19 juli 2004


manusia tiada yang sempurna,
karena kesempurnaan hanyalah milik Allah semata


HARI PRIMAHADI
Copyright © 2004

Posted by alif lahami at 1:09 PM
Updated: Friday, 26 November 2004 6:19 PM
Post Comment | Permalink | Share This Post

Newer | Latest | Older