KOROSI SELEKTIF
Dimassa lampau, orang-orang telah
malaporkan peihal korosi seng pada kuningan. Komponen-komponen yang dirancang
untuk digunakan baik di air laut maupun di air tawar seperti kondensor, katup,
keran, pipa,termasuk sekrup, mur dan baut, banyak dirusak akibat korosi
selektif . masalah ini tidak hanya
dialami oleh kuningan, masih banyak pada logam lain.
I. Pengertian Umum
Korosi Selektif
adalah suatu bentuk korosi yang terjadi karena pelarutan komponen tertentu dari
paduan logam (alloynya). Pelarutan ini terjadi pada salah satu unsur pemadu
atau komponen dari paduan logam yang lebih aktif yang menyebabkan sebagian
besar dari pemadu tersebut hilang dari paduannya. Material yang tertinggal
telah kehilangan sebagian besar kekuatan fisiknya (karena berpori-pori).
Selektif leaching nama lain dari Korosi Selektif- bisa terjadi dari sepasang
panduan logam satu fasa dan juga dua fasa. Dalam paduan dua fasa, fasa yang
kurang mulia akan meluruh terlebih dahulu.
Bentuk korosi ini
juga disebut pemisahan atau dealloying. Pemadu yang biasaanya
terlarut dari paduan logamnya
adalah seng (Zn) , alumunium (Al) ,
kobalt (Co) , nikel (Ni) , dan crom (Cr).Beberapa contoh korosi selektif dari paduan logam dengan logam Cu dapat dilihat pada table dibawah ini :
Bentuk Korosi Selektif |
Paduan |
Logam Yng Terlarut |
Dezincfikasi |
Cu Zn |
Zn |
Dealuminasi |
Cu Al |
Al |
Demanganisasi |
Cu Mn |
Mn |
Denikelisasi |
Cu Ni |
Ni |
Desilikonisasi |
Cu Si |
Si |
Decuprifikasi |
Cu - Ag |
Cu |
Tembaga
secara khusus jika dikombiasikan dengan unsur-unsur ini. Membentuk suatu bagian
dari paduan logam yang sensitif terhadap leaching. Bentuk korosi ini biasanya
dinamai sesuai dengan element-element yang meluruh, seperti ditulis pada tabel
diatas. Pada paduan logam tembaga-perak fenomena dealloying yang terjadi adalah
peluruhan selektif tembaga yang disebut decuprifikasi. Pada
paduan logam perak-emas, peluruhan selektif terjadi pada perak, meninggalkan
emas.
Dapat ditarik
kesimpulan bahwa korosi selektif akibat dari efek galfanik antara unsur-unsur
berlainan yang membentuk paduan (Walaupun faktor-faktor lain seperti kandungan
udara dan temperatur yang berbeda juga sangat penting).
Dimana terlihat
dari contoh logam paduan yang memiliki Esel lebih rendah akan mengalami korosi
karena berperan sebagai anoda dan yang lebih murni sebagai katoda.
II. Mekanisme umum
Pada dasarnya logam yang lebih mulia
bertindak sebagai katoda dan paduan logam sebagai anoda. Sehingga anoda yang terkorosi/terlarut.
Seperti yang terlihat pada contoh berikut :
Bentuk Korosi Selektif |
Paduan |
Logam Yng Terlarut |
Dezincfikasi |
Cu Zn |
Zn |
Dealuminasi |
Cu Al |
Al |
Demanganisasi |
Cu Mn |
Mn |
Denikelisasi |
Cu Ni |
Ni |
Desilikonisasi |
Cu Si |
Si |
Decuprifikasi |
Cu - Ag |
Cu |
Tetapi tidak hanya itu, sebenarnya kedua
logam larut (misal Tembaga-seng) ; baik seng dan tembaga kedua-duanya larut,
tetapi diikuti oleh pengendapan kembali tembaga. Atau logam yang paduan yang
lebih aktif akan terlarut. Kita dapat memperkirakan logam mana yang akan
terlarut berdasarkan E sel (logam mana yang lebih mulia akan menjadi katodik
dan lawannya anodik akan mengalami korosi).
Contoh :
Dezinfikasi
Ψ
Pengertian
umum
Dezincfikasi
merupakan bentuk korosi selektif yang menyerang paduan logam yang terdiri Cu
dan Zn (kuningan). Dezincfikasi terutama terjadi pada kuningan dengan kadar
seng diatas 15 20 % , pada lingkungan air yang mengandung ion Cl-
seperti air payau & air laut dan air yang mengandung O2. Sedangkan untuk kuningan dengan kadar seng
kurang dari 5 % biasaanya tahan
terhadap korosi ini. Produk dari proses dezincfikasi menghasilkan kuningan yang
berlubang , rapuh , memiliki kekuatan mekanis yang rendah dan warna kuningan
berubah dari kuning ke merah.
Tipe atau bentuk serangan pada proses
desincfikasi dibagi menjadi 2 bagian :
1.
Tipe setempat (plug)
Tipe korosi ini menyerang secara lokal sampai ke dalam kuningan membentuk lubang.
Korosi Plug
Korosi tersebut terjadi pada kuningan yang mempunyai kadar seng rendah, kondisi lingkungan basa, netral atau sedikit asam. Air dapat merambas melalui lubang ini. Lubang ini bisa muncul jika diberi perlakuan mekaniks seperti ditekuk.
2.
Tipe lapisan (merata)
Tipe korosi ini menyerang secara merata pada permukaan
kuningan dan melarutkan seng pada seluruh permukaan kuningan dengan laju yang
hampir sama. Korosi tersebut terjadi pada kuningan dengan kadar seng tinggi dan
kondisi lingkungan yang asam.
Korosi Merata
Reaksi yang terjadi :
Di katoda :
Cu2+ + 2e- Cu
Terdapat oksigen
terlarut (dalam air)
½ O2 + H2O + 2e- 2 OH-
Di anoda :
Cu Cu2+
+ 2e-
Zn Zn2+ + 2e-
Atau Air yang mengandung Cl-
Ada 2 kemungkinan yang terjadi :
1.
unsur paduan
yang yang lebih aktif (seng) terlarutkan secara selektif meninggalkan struktur
tembaga yang berpori dan lemah
2.
seng dan
tembaga larut, diikuti pengendapan kembali tembaga.
Reaksi :
Di anoda
Zn Zn2+ + 2e-
Cu +2Cl - CuCl2- + 2e-
Di katoda
CuCl2-
Cu2+ + 2 Cl -
+ e
Cu Cu2+ +
2e
III. Pengendalian
1.
Mengurangi
keagresifan lingkungan misalnya dengan mengurangi kandungan oksigen terlarut
(deaerasi).
2.
menggunakan
paduan yang lebih tahan misalnya kuingan merah (15% Zn).
3.
penambahan 1 %
Sn pada Brass 70-30.
4.
Penambahan
inhibitor.
5.
proteksi katodik.
IV. Kesimpulan
1.
Korosi
Selektif adalah suatu bentuk korosi yang terjadi karena pelarutan komponen
tertentu dari paduan logam (alloynya)
2.
Pelarutan ini
terjadi pada salah satu unsur pemadu atau komponen dari paduan logam yang lebih
aktif yang menyebabkan sebagian besar dari pemadu tersebut hilang dari
paduannya.
3.
korosi
selektif akibat dari efek galfanik antara unsur-unsur berlainan yang membentuk
paduan (Walaupun faktor-faktor lain seperti kandungan udara dan temperatur yang
berbeda juga sangat penting).
Dimana terlihat dari
contoh logam paduan yang memiliki Esel lebih rendah akan mengalami korosi
karena berperan sebagai anoda dan yang lebih murni sebagai katoda.
Contohnya adalah
dezincifikasi
4.
Pencegahannya
adalah ;
§
Mengurangi
keagresifan lingkungan misalnya dengan mengurangi kandungan oksigen terlarut
(deaerasi).
§
menggunakan
paduan yang lebih tahan misalnya kuingan merah (15% Zn).
§
penambahan 1 %
Sn pada Brass 70-30.
§
Penambahan
inhibitor.
§
proteksi
katodik.
Daftar pustaka
Ψ
KR. Trethewey,
J. Chamberlain, 1991, KOROSI untuk
mahasiswa dan karyawan, PT Gramedia, jakarta.
Ψ
Corrosion and
protection of metals